Bab 8

269 57 0
                                    

.
.
.

12 Juli 2005


Apartemen keluarga Tachibana.

Tachibana Naoto —adik laki-laki dari Tachibana Hinata— sejak pertemuannya dengan Hanagaki Takemichi pada tanggal 4 Juli 2005, dia menjadi terobsesi untuk menjadi polisi.

Apa yang dikatakan oleh Takemichi padanya memang tidak masuk akal, tetapi entah mengapa ucapannya selalu terngiang-ngiang di benaknya.

Maka dari itu Naoto bertekad menjadi polisi.

Pagi ini, rumah keluarga Tachibana menerima surat yang ditujukan untuk
Tachibana Naoto.

Surat tanpa nama pengirim.

Memang mencurigakan. Namun Naoto tidak panik. Di dalam kamarnya, Naoto membuka surat yang diterimanya. Di dalam surat ternyata berisi surat lagi serta catatan kecil yang berisi beberapa patah.

"Surat ini untuk Takemichi dan Naoto pada tahun 2017. Buka tanggal 20 Juli 2017."

Kalau saja catatan ini dibaca orang lain, mungkin orang itu sudah terheran-heran.Tapi sekarang, karena Naoto yang membacanya, dia agak mengerti apa maksudnya.

Karena sebentar lagi berangkat sekolah, Naoto buru-buru menyimpan surat itu di tempat aman.

Sementara di SMP Shibuya.

Keisya datang ke sekolah sepagi biasanya. Moodnya tidak seburuk kemarin tapi tetap saja masih tidak terlalu baik juga.

Keisya berjalan sambil berpikir keras. Di balik keheningan itu, sebenarnya isi kepala Keisya sedang berputar-putar. Baut demi baut ide mencoba menyambung agar bisa menyatu. Namun tidak semudah itu.

"Rahasia apa yang bisa disembunyikan oleh seorang Hanma?" gumam Keisya dengan alis berkerut.

"Kenapa sih gak sesekolah aja sama Ha—"

Eh, "kalau Hanma sekolah di sini berarti gak bisa sembunyiin pertemanan gue sama Mikey and the geng."

"Huh." Keisya memandangi pintu kelasnya dengan bosan. Ternyata sudah sampai.

"Keisya!" Seseorang memanggil dari belakang. Keisya hafal betul siapa pemilik suara ini, Matsuno Chifuyu.

"Ohayoo Chifuyu."

"Ohayoo Keisya."

Chifuyu merangkul bahu Keisya dan menariknya masuk kelas, mengabaikan tatapan para murid lain yang mengiringi langkah mereka menuju bangku milik mereka yang berada di belakang.

"Bagaimana kabarmu, Keisya? Apa lukamu masih sakit?"

"Eh, ini?" Keisya bertanya sambil memegang sudut bibirnya yang sudah tidak lebam. "Cuma luka kecil."

"Berantem sama siapa?"

"Kena marah Nii-san karena aku bolos dua hari berturut-turut."

"Terus kenapa kemarin bolos lagi kalau udah kena marah?"

"Gak mood, Chifuyu." Keisya menjawab dengan sedikit mengeluh. "Dia itu lucu sekali marah karena alasan itu. Padahal jumlah bolosnya itu lebih banyak dariku."

Chifuyu tertawa mendengar ocehanku. "Ya sudah, lupain aja."

"Oy, oy, ternyata ada yang dimarahin nih. Makanya yang bener jadi murid. Jangan hobi bolos."

Baji tiba-tiba datang sambil mengejek, tampaknya dia mendengar perkataan Keisya tadi.

"Urusai." Keisya menjawab dengan kesal.

Shadow || Draken, I Love You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang