Bantu cek-cek typo yuk bund!
Kritik dan saran di persilahkan hehe...
Enjoy the reading guys!!****
Wildan menghembuskan nafas terakhir...
Aiiih... tapi boong!
Wildan menghembuskan nafas berat seraya menjatuhkan tubuh di kasur king size milik nya,
Dia mencoba menutup matanya, dia mencoba menghilangkan bayangan kesialan nya hari ini.Mimpi apa semalam sampai ia di pilih menjadi ketua kelas, bukan nya lebay! Tapi dia sama sekali tidak menginginkan posisi itu, nanti nya pasti dia akan sering mengalami kesulitan dalam memimpin kelas nya yang terkenal berandal itu,
Tapi biarlah toh kedua teman nya juga ia ajak terlibat dalam kepemimpinan nya. Sebenarnya bukan hanya itu yang ia pikir kan, tapi dia juga memikirkan akan tindakan nya yang dengan spontan memilih Mutia sebagai wakil nya, shit!
Mengingat akan sifat Mutia, pasti gadis akan sulit untuk di ajak bekerja sama.Ahh... sudah lah Wildan tidak peduli!
Sekarang dia hanya ingin tertidur dan meraih mimpi, karena hanya dengan tidur lah mimpi bisa di raih.
Selalu ingat lah akan hal itu kawan!Akhirnya Wildan bisa tertidur dengan lelap, tapi tidak berlangsung lama. karena gangguan yang berasal dari hand phone nya membuat nya terbangun.
Dengan malas Wildan membuka mata, dan mengambil benda pipih tersebut dari dalam saku celana nya.Tapi ternyata hand phone nya sudah berhenti berbunyi, tertera di layar hp panggilan tak terjawab dari Bu Astuti,
Wildan menyernyitkan alisnya,
"Tumben Bu Astuti telpon" gumam nya,
Dia tidak menelpon balik, tapi dia segera membuka aplikasi berwarna hijau,Ternyata pesan dari Bu Astuti muncul paling atas,
Bu Astuti
Assalamualaikum Wildan,
Ibu lupa memberitahukan kepada kamu,
Bahwa kamu harus segera membuat daftar jadwal piket dan peraturan baru untuk kelas kita, Ibu berharap kita bisa bekerja sama dalam mengelola kelas dan Ibu juga berharap kamu bisa Ibu andalkan.Begitu isi pesan tersebut, Wildan mendengus kesal setelah membacanya.
"Kenapa harus gue sih," gerutu nya sembari mengetik balasan untuk Bu Astuti.Me
Siap Bu!Balas Wildan singkat, dan hanya tertera dua centang biru dari Bu Astuti.
Dengan segera Wildan menghubungi kedua teman nya, dan mengatakan kalau hari ini Wildan menyuruh mereka ke rumah untuk membantu nya.
Walaupun awal nya mereka agak susah untuk di bujuk, tapi dengan sedikit ancaman akhirnya mereka mau untuk datang.Wildan segera bangun dari tempat tidurnya lalu bergegas mengambil handuk untuk mandi.
Tidak berselang lama setelah dia selesai mandi dan memakai baju, terdengar suara bel rumah nya di tekan oleh seseorang, dengan handuk yang dia kaitkan di pundak, dia berlari kecil menuju pintu utama.
Dia membuka pintu dan munculah tiga sosok yang ia kenal, mereka adalah Jio, Juna dan...
Tunggu... apa Wildan tidak salah lihat, satu orang lagi adalah Mutia?
Perasaan tadi dia hanya mengajak ke dua teman nya tapi mengapa Mutia malah ikut bersama mereka. Sesaat Wildan menatap Mutia tapi Juna langsung menepuk pundak nya."Woy bengong aja, di suruh masuk ke!" Kata Juna seraya berjalan masuk tanpa seizin yang punya rumah.
"Tau nih, gue jadi tamu berasa gak mulia sama sekali." Kata Jio, ia pun berjalan mengikuti Juna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wil& Imut
Teen FictionDalam cerita ada unsur makian-makian kasar yang mungkin kurang berkenan buat kalian baca. Pintar-pintarlah memilah bacaan. Enjoy the reading ^-^