15.| sadar atau fakta?

20 2 20
                                    

Hai kembali lagi bersam Ayaa yg pemalas ini😌 akhirnya aku kembali up setelah setahun kurang gak nulis dan update ni cerita! Okey jangan kebanyakan intro semoga kalian suka dan jangan lupa masukin cerita ini ke perpustakaan kalian dan coment, vote juga biar aku semngt nulis ya lagi huhuuu🥺

Hai kembali lagi bersam Ayaa yg pemalas ini😌 akhirnya aku kembali up setelah setahun kurang gak nulis dan update ni cerita! Okey jangan kebanyakan intro semoga kalian suka dan jangan lupa masukin cerita ini ke perpustakaan kalian dan coment, vote...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huhuuu selamat membacaaa
<>



Beberapa orang telah memenuhi rumah sakit di mana Danbi di rawat, termasuk ibu dan ayah Danbi sendiri. Jungoo hanya duduk diam, sedangkan Aerin duduk menatap Jungoo dari kejauhan bersama Sani. Dia hanya melihat suaminya tertunduk merasa bersalah. Perasaan Aerin kacau sekarang, dia tidak tahu harus marah, sedih atau kecewa dengan keadaaan. Tidak di pungkiri jika saat ini hati Aerin sedang sakit ketika memikirkan kejadian itu.

"Kau ingin keluar?" Sani mengelus pundak Aerin di sana.

Aerin menggeleng, dia tidak ingin memperlihatkan jika dirinya kalah menjadi seorang istri di depan sana. Bukan tidak kecewa, tapi yang ada di pikirkan Aerin saat ini ketika dia pergi, itu akan membuka kepuasan hati bagi ibu mertunya termasuk keluarga Danbi sendiri.

"Ini bukan ajang untuk terlihat kuat, Rin. Kesehatanmu lebih penting daripada kesenangan mereka!" ucap Sani memberi pengertian.

"Aku menemani suamiku, bukan membuat mereka senang!." Tekan Aerin.

"Itu memang benar! Tapi lihatlah bagaimana Jungoo tidak sama sekali mengalihkan pandangannya melihatmu di sini!." Sani tetap bersikeras pada Aerin.

"Rin, usia kandungamu sudah semakin besar. Bukan saatnya kau memilih untuk terlihat kuat sekarang! Jangan samakan dirimu sekarang dengan yang dulu, keadaannya sudah berbeda!." Mohon Sani.

Belum sempat Aerin menjawab perkataan Sani, Soojin tiba-tiba datang menghampiri mereka. "Kau bisa menahan semuanya di sini Rin. Tapi bayimu, kau tidak bisa memaksakan bayimu sakit melihat ibunya kecewa!" ucap Soojin memberi ketegaran.

"Eonni..." serak Aerin.

"Sebentar saja, bersabarlah demi bayimu!" ucap Soojin sekali lagi dengan diikuti anggukan mengerti dari Aerin.

Setelah itu Sani dengan cepat membawa Aerin keluar dari tempat itu, membawanya pergi jauh dari sana sehingga tidak terlihat kesedihan di raut wajah Aerin. Aerin cantik, putih dan lucu, seperti gadis yang baru saja menginjak dewasa. Namun di sisi lain Aerin tahu bagaimana harus terlihat sewajarnya dengan apa yang di alaminya sekarang. Bagaimana bisa seseorang yang begitu kecewa dan sedih beberapa menit kemudian bisa dengan lugunya tersenyum kembali seperti apa adanya Aerin yang sebenarnya.

"Aku semakin gendut, bagaimana kalau kita membeli beberapa pakaian sekarang?" ajak Aerin pada Sani.

"Mau gendut atau tidak, kau masih terlihat menggemaskan seperti biasanya!" puji Sani tersenyum lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRAP LOVE |JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang