8.| terjaga

55 13 5
                                    

💕😂😂

***
Bab ini sedikit panjang, semoga suka dengan ini 💜

Syelamat membchaaa.....








Hari ini, sebenarnya Jungoo memiliki jadwal menghadiri acara bakti sosial yang di adakan dari teman sekolah SMA-nya dulu. Mereka bersama merencanakan beberapa kegiataan gabungan dalam melakukan acara sosial setiap tahunnya. Jungoo memang sudah mengikuti acara sosial sejak dua tahun yang lalu, dimana dia di tunjuk sebagai CEO dalam acara. Tapi, semenjak Jungoo menikah dan semua yang di berikan orangtuanya terpaksa di kembalikan setengahnya. Jungoo mengundurkan diri dari posisi ceo devisi komsumsi. Jungoo juga sudah meminta izin untuk tidak ikut dalam mengambil acara sosial tahun ini, karen kondisi Aerin masih sedikit sakit.

Tepat pagi ini Aerin sangat pucat dan demam. Tidak ada niat untuk bangun sama sekali dari tidurnya. Sejak semalam Aerin demam, beberapa kali Jungoo berusaha mengkompres dan menjaga Aerin sepanjang malam. Jungoo bahkan hanya tidur 3 jam kurang setelah demam Aerin mulai menurun, namun pagi ini Aerin kembali merasa pusing.

Beruntungnya Jungoo selalu sigap dalam menjaga Aerin, bahkan semua jadwal hari ini Jungoo batalkan terutama jadwal berbelanja dengan Aerin. Padahal Aerin sangat ngotot kemarin ingin tetap membeli kebutuhannya dengan Jungoo. Tapi mau tidak mau Aerin harus tetap diam di rumah karena Jungoo sempat memarahinya.

"Rin, ayo bangun makan buburnya." Jungoo tadi sempat membuat bubur untuk mengisi perut Aerin yang sejak semalam tidak mau makan ketika Jungoo berusaha membujuknya.

Jungoo kemudian memiringkan tubuh Aerin, membantunya bangun dan mengambil satu bantal. Menahan tubuhnya agar lebih gampang menyuapi Aerin yang masih lemas untuk sekedar menguyah.

"Kau harus makan setidaknya beberapa suapan, setelah ini kita akan pergi ke dokter." Satu suapan masuk ke dalam mulut Aerin, membuat Jungoo sedikit terseyum karena akhirnya Aerin mau makan.

Aerin masih terus menguyah dengan ritme pelan, ia berusaha untuk menelan makanannya walau terasa Aerin ingin memuntahkannya kembali. Tidak tahu pasti, yang jelas Aerin tidak bisa menelan dengan baik. Aerin masih berusaha ketika ia melihat senyum Jungoo begitu tulus dalam menyuapinya, karena itu Aerin sangat berusaha untuk bisa menelan walau itu sampai tiga suapan sekalipun.

"Jung...."

"Iya- kau sudah tidak bisa menelan lagi?" satu anggukan di berikan Aerin jika apa yang di katakan Jungoo itu benar. Jungoo kemudian mengambil segelas air, memberikannya pada Aerin agar bisa mendorong sisa bubur yang berada di tenggorokannya.

"Kita tidak perlu ke dokter, Jung." Sejak tadi Aerin mengumpulkan keberanian untuk mengatakan keinginanya pada Jungoo. Jika ia tidak ingin pergi ke dokter dengan merepotkan Jungoo, karena sejak semalam dia mengurusnya dengan baik. Walau Aerin sempat memarahinya semalam, Jungoo tetap mengurusinya sampai dia bisa tidur dengan baik.

"Tidak! Kali ini aku tidak mau menurutimu!."

"Aku tidak ingin ke dokter, aku hanya masih merasa pusing, demamku sudah membaik sejak kau memberiku makan tadi." Awalnya Aerin sangat ingin pergi ke dokter, tapi melihat raut wajah Jungoo yang sendu, lelah dan kurang tidur membuat Aerin mengurungkan niatnya.

Aerin maju menangkup pipi Jungoo, memperhatikan wajah itu yang begitu lelah. Mengelus kecil, memberikan ketenangan bagi Jungoo yang ingin marah tapi tidak jadi ketika melihat Aerin yang tersenyum manis di hadapannya. Senyuman Aerin bagai susu yang di berikan madu dengan kulit putihnya, wajah chubynya dan juga bibir pink alaminya, menambah kesan yang sangat begitu manis di mata Jungoo.

TRAP LOVE |JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang