06

30 8 2
                                    

~Itu dulu saat kamu tak mengatakan bahwa kamu mencintaiku dan aku masih peduli padamu~
-A-
...

Revisha kecil berjalan hendak menyeberangi jalan tanpa mengerti sebuah peraturan, tatapannya terus tertuju pada seorang pria paruh baya yang tengah memberikan se-cone eskrim pada beberapa anak kecil yang digandeng oleh orangtuanya. Dari kejauhan Alfariel kecil langsung berlari kearahnya kala sadar bahwa menyeberang tanpa orang dewasa itu berbaya.

"Shasha gak boleh pergi ke sana!" larangnya sambil menatap tajam Revisha kecil yang tak mengerti, tangannya mencekal lengan Revisha menahan gadis kecil itu agar tidak kabur.

"Aku mau itu!" tunjuk Revisha kecil menatap penjual eskrim.

"Jangan pergi sendiri, nanti Shasha jatuh," peringatnya. "Shasha mau kalau nanti sakit?"

Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya dengan lucu.

"Al juga gak mau kalau Shasha sakit. Ayo, kita ke Mamah Shasha." Alfariel kecil segera menarik tangan Revisha tak memperdulikan tatapannya yang mengarah pada gerobak eskrim.

"Kakak mana?" tanya Revisha kecil yang ditujukan entah pada siapa karena Alfariel pun tak tau.

Alfariel kecil melirik kanan dan kiri. "Sopi!"

"Lho, kok berdua? Shofia nya mana?"

Kedua anak itu menengadah menatap Tiara dan Farras.

"Mamah, Kakak gak ada disini," adu Revisha sambil menarik baju ibunya.

"Apa maksud kamu, Sayang?"

"Shasha enggak lihat Kakak, Mamah."

Tiara dan Farras menatap sekeliling yang ramai orang dan anak kecil yang juga tengah bermain. "Tadi kalian kemana? Kan, kalian bareng Shofi."

"Shasha pergi ke sana Tante, Al nyusul Shasha karena ada mobil. Tapi, sekarang Sopi jadi gak ada," jelas Alfariel kecil sambil menunjuk ke tempat di mana tadi dirinya melihat Revisha hampir tertabrak.

"Mas, Shofia kemana?" tanya Tiara mulai gusar, padahal dia hanya pergi sebentar untuk membeli makanan untuk anak-anak mereka termasuk Alfariel.

"Kamu tenang dulu, ya. Shofia pasti ada di sini."

Farras berlalu dan tak lama kembali. "Shofia gak ada di sini, sebaiknya kamu bawa dulu anak-anak pulang. Biar aku cari lagi Shofia."

"Tapi, Mas. Shofia masih kecil dia gak mungkin pergi jauh."

"Justru karena Shofia masih kecil dia bisa aja pergi ke manapun," ungkap Farras mencoba menenangkan istrinya namun yang ada Tiara malah semakin khawatir.

"Shofia emang baru berumur 7 tahun, tapi aku percaya sama dia yang akan pergi gitu aja," kekeh Tiara.

"Shofia di culik!"

"Kakak!" Revisha langsung terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah, air matanya mengalir begitu saja. Mimpi itu selalu saja datang hampir setiap malam seakan-akan mimpi itu adalah sebuah hukuman untuknya.

Sepuluh tahun Revisha lalui dengan perasaan bersalah karena kakaknya yang sampai sekarang tak bisa ditemukan. Ia menngadahkan kepalanya menatap langit-langit kamarnya yang polos. 'Kakak, maafin Shasha. Gara-gara Shasha Kak Shofi jadi diculik.'

-o0o-

"Goblok ya, tuh orangtua lo!" sentak Via sambil melempar surat undangan yang baru saja ia perlihatkan padanya ke atas meja. Beberapa murid yang mendengar umpatan Via menatap heran ke arah mereka membuat Revisha hanya bisa tersenyum kikuk.

Anything for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang