21

1K 32 2
                                    

Happy Reading!

~●•♡•●-

"Rafa! Fano! Hey," panggil Zeline mencoba membangunkan Fano. Sedangkan pria itu masih saja berada dalam alam mimpinya. Mimpi buruk. Tercetak jelas wajah gelisahnya juga pucat wajahnya.

"RETA!"

"Shh, gue disini," ucap Zeline memeluk Rafano.

"Zel."

"Nih, minum dulu," kata Zeline memberikan secangkir gelas berisi air minum.

"Thanks," kata Fano.

"Mimpi itu lagi?" tanya Zeline.

Pria itu menganggukkan kepalanya. Akhir-akhir ini Fano sering bermimpi tentang kematian Auretta adiknya. Kematian Reta benar-benar menghantui Fano. Ia berada disana saat adiknya ditabrak mobil sedan berwarna putih. Pria itu sampai sekarang masih mengingat dengan jelas ciri mobil tersebut, mobil yang menabrak lari adiknya.

"Temani gue." Sudah kebiasaan jika Rafano memimpikan tragedi kematian adiknya, Zeline akan berada didekat Fano, menggenggam tangan Fano. Ingat kata Rena? Zeline mengingatkan mereka tentang Auretta, sifat dan tingkah laku gadis itu sangat mirip dengan Reta.

Gadis itu naik keatas tempat tidur Fano, menggenggam tangan teman sekaligus kakaknya itu. Padahal Zeline lebih tua dari Rafano. Tapi gadis itu, ingin memanggil Rafano sebagai kakaknya.

"Tidur." Perintah itu keluar dari mulut Zeline. Kedua adik-kakak itu masuk dalam dunia mimpinya masing-masing.

"Pantasan gue cariin gada, disini ternyata." Anak tertua dikeluarga itu tadi mencari Zeline dikamarnya, namun Ia tidak menemukan keberadaan Zeline sama sekali.

Baru saja ingin memanggil nama Zeline, mulutnya terlebih dahulu dibekap. "Mama!"

"Adeknya lagi tidur, mau dibangunin," ucap Ciarra.

"Aku mau tidur bareng Zeline juga," ucap Rena kesal.

"Kamu udah gede. Balik kamarmu. Tidur."

"Ma," rengek Rena.

"Mama temani," ucap Ciarra dihadiahi cengiran Rena.

"Trus ayah?" tanya Oliver yang muncul entah dari mana.

"Astaga!" seru Ciarra dan Rena. Mereka tak sadar, suara mereka membangunkan dua anggota termuda keluarga Widyanata.

"Berisik," ucap Rafano.

"Rafa, Rea," ucap Ciarra kaget melihat dua anaknya.

"Yaudah kita tidur bareng aja di ruang keluarga." Usulan dari Rena disetuji kepala keluarga, Oliver. Mau tak mau, yah harus mau.

Dan sesuai perkataan Rena, keluarga kecil itu menghabiskan waktu bersama diruang keluarga.

-your life is as good as your mindset-

Dikantin kampus.

"Zeline," kata Casya. Gadis itu sejak tadi memanggil nama Zeline.

"Eh, lo jangan songong ya. Teman gue udah kek orang goblok ngemis ngemis mah lo," sarkas Vana.

Awalnya hanya ada Zira, Vana dan Casya saja. Namun Casya melihat Zeline yang sibuk mencari tempat duduk, Casya kemudian memanggil Zeline, mengajaknya untuk bergabung.

"Udah Van," ucap Zira menenangkan Vana.

Zeline. Gadis itu bangkit, Ia malas berdebat hal tidak penting dengan Vana.

ZELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang