Terimakasih

30 4 0
                                    

Turunkan sedikit kacamata ekspektasi mu,Agar semua lebih jernih, agar semua tak lagi perih.

•••

Seperti rencananya kemarin Aditya sudah bersiap dirumah, hanya tinggal menunggu kabar dari Haisa, kali ini ia tak sendirian, ia ditemani Reza dan Dito yang juga ingin bertemu dengan Arum nantinya.

"Ini Haisa kemana, gaada kabar lagi." Dito berulang kali melirik jam tangannya.

"Mungkin ada sesuatu kali, atau ngga jalanan macet." Reza berusaha membuat kedua temen nya lebih bersabar.

"Bentar gue telfon." Aditya berjalan ke teras rumah menghubungi Haisa.

Namun berulang kali perempuan itu tidak mengangkat telfonnya, Aditya menarik nafas berat, ia sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk pertemuan nya kali ini.

"Haisa ada ngasih alamat ke elo ga dit?" Tanya Reza yang menghampiri nya di teras

"Dia cuma bilang alamat nya di Depok."

"Depok luas coy, kita juga semua buta map." Reza tak habis pikir mengapa Haisa memberikan alamat yang tidak spesifik.

"Nah itu, makanya kita harus nunggu Haisa." Aditya menjatuhkan diri ke kursi untuk bersandar

"Ini udah jam tiga, bentar lagi Ashar" Dito mantan marbot masjid sudah hapal betul jadwal azan, namun sekarang ia sudah tinggal bersama Reza, setidaknya lebih baik dari keadaan kemarin.

Ketiganya sibuk dengan urusan masing masing, Dito yang asik melihat review makanan, Reza yang sedang fokus dengan laptopnya miliknya, sedangkan Aditya masih memandangi boneka lumba lumba yang warnanya sudah mulai pudar.

Dipandanginya boneka dengan seksama, potret potret tentang kehilangan menyelip di dada, sedikit sesak tapi tak apa, setelah ini akan lebih baik, akan lebih lapang dari sesak sesak sebelumnya.

Suara motor milik Haisa memecah kesibukan tiga orang yang sedang duduk di teras.

"Maaf kak telat." Haisa merasa bersalah karena datang terlambat, tak sesuai janji, sebab tadi ada sesuatu yang ia lakukan.

"Kita perginya pake mobil aja." Aditya sudah berdiri di depan Haisa

"Kakak aja yang pake mobil, aku bawa motor sendiri aja."

"Tapi... Yaudah oke" Aditya lupa bahwa Haisa tak bisa berdekatan Dengan yang bukan mahram nya.

Aditya, Dito dan Reza bergegas menuju mobil, sedangkan Haisa berjalan terlebih dahulu karena ia yang tau alamat Arum.

Mobil yang mereka kendarai mengikuti arah laju motor Haisa, ramainya kota Depok telah mereka lalui, namun motor Haisa belum juga menunjukkan tanda tanda akan berhenti.

"Haisa ga buta map kan." Tanya Reza sebab ia yang mengendarai mobil heran kenapa dari tadi mereka belum sampai ke alamat Arum.

"Udah ikutin aja." Aditya masih bersabar, sambil memeluk erat boneka lumba lumba miliknya yang nantinya akan berganti kepemilikan.

Jalanan yang mereka lalui tak lagi ramai, bahkan mereka sekarang sudah hampir berpindah kota, Jalan jalan sempit mereka lalui, kontur tanah yang tak rata membuat mereka harus pelan pelan.

Besok Kita Coba lagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang