dibalik layar

58 8 0
                                    

Jangan jadikan konsep "kamu pasti bisa" untuk meyakinkan si kunang kunang yang kehilangan cahayanya.

Happy reading:)


••••

Pada kesan kesan yang telah berlalu ikhlaskan perlahan, terima Dengan dada lapang, bila terasa berat ingat ingat kamu sudah sampai di Titik ini bukan?

Yang tergaris sudah terukur, tak berlebihan tak pula mungkin kurang, sebab dia seadil adilnya zat.

Perjalananmu bukan lambat, mereka tak pula cepat, hanya kamu yang belum bisa menerima proses.

Yang berat jadi pembelajaran hebat, yang ringan jadi bayangan akan kesiapan kedepan. Jangan gunakan kepala mu hanya untuk menunduk, sesekali gunakan tanganmu untuk mengadah, apa yang kamu punya? Bukankah semua titipan?

Patah bukan berarti hilang, kalah tak mesti pulang, pun terbang belum tentu menggapai bintang.

you are what you strive for.

••••

Teng... Teng... Teng...

Mendengar bel semua anak berlarian keluar ruangan.

"Hari ini kita makan sayur apa ya?"
Tanya seorang anak sambil berlari riang

"Semoga aja yang enak enak"
Sahut temannya yang ikut berlarian

Anak anak antri dengan rapi dan tertib, tak ada saling dorong atau main serobot antrian, sebab sejak awal yang ditanamkan adalah bagiamana menghargai hak orang lain.

"Yang ga suka tempe sini piring aku masih muat"

Dito meletakkan piring nya di tengah meja, barangkali ada yang berbaik hati menyumbangkan tempenya.

"Nih, aku ikhlas"
Reza menyengir kuda, ia memberikan daun salam plus lengkuas untuk dito.

"Maruk sama laper cuma beda dikit"
Arum menyenggol tangan dito

"Hehe, Arum mau nyumbang?"

"Ogah!"

"Habis ini kata kak Ilham kita disuruh ke mushola"
Aditya menyampaikan amanah yang ia terima, lalu lanjut makan.

"Anak baru udah belajar ngomong ternyata"
Dito tertawa ringan

Aditya tak memperdulikan nya
ia hanya peduli pada tempe dan rendang yang hanya seminggu sekali ia rasakan.

Hidup di tengah tengah keramaian jadi hal yang harus aditya rasakan, perpecahan di keluarga nya menyebabkan ia yang harus dipilih semesta untuk di didik lebih kuat.

Selayaknya manusia normal, ia harus bersusah payah beradaptasi dengan lingkungan barunya, menyesuaikan cara bersikap dan mengatur sendiri hal hal yang bersifat pribadi.

Sesekali ia yang masih belia mengahapus air matanya sendiri, tak ada tangan lain yang menyengka matanya yang sembab, semua sosok yang dulunya ia jadikan tempat pulang sebagian Sudah hilang, sebagian lagi sengaja memilih menghilang dan bagian bagian lain sudah lebih dulu berpulang.

Besok Kita Coba lagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang