Awal tragis

32 6 0
                                    

Selama nisan mu belum ku lihat
Selama itu pula aku tak akan berhenti menemukan mu.

Aditya

••••


"Kak adit, bangun kak" Syifa mengguncang guncang tubuh adit yang sedang me-ngebo di kasur.

"Emmmmmn" Adit menggeliat seperti ular saat merasa ada yang menggoyangkan tubuhnya.

"Bangun kak ih, umi udah nunggu tu" omel Syifa. Adit duduk dari tidurnya tangannya menggaruk garuk tengkuknya,

"jam berapa de?" Tanya Adit dengan serak khas bangun tidur dan wajah ucel ucelan.

"Setengah lima" Syifa menjawab kesal, kakaknya satu ini kebo nya Masya Allah, bahkan udah bisa menangin Nobel penghargaan.

"Buruan bangun, sholat subuh, terus kepasar, umi masih pusing katanya" setelah berceramah syifa pergi meninggalkan kamar kakaknya.
Aditya mengusap wajahnya, lalu turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu.

"Syifa mana mi?" Adit Sudah siap dengan sarung dan baju muslim nya untuk sholat berjamaah.

"Udah sholat duluan, katanya ada PR, nunggu kamu kelamaan" balas uminya yang juga sudah siap dengan mukenanya.

Setelahnya mereka sholat berjamaah berdua, Adit yang memimpin sholat dirumah ini, sebelumnya suami umi Nadia Abi Imron, yang memimpin sholat, namun 6 tahun lalu beliau terlebih dahulu menghadap sang khalik. Dengan kepergian Abi Imron hanya Aditya lah laki laki satu satunya dan tentu juga jadi imam keluarga.

Kewajiban sebagai muslim sudah selesai dikerjakan, selanjutnya kewajiban untuk berbelanja di pasar menunggu untuk di selesaikan, hari Senin pagi adalah jadwal belanja untuk memenuhi kebutuhan warung, hari biasanya umi dan Adit yang akan pergi ke pasar, namun senin ini Syifa akan menggantikan umi yang sedang sakit.

"De, ayok kepasar" ajak Adit di ambang pintu,

"bentar kak, masih dua soal lagi" syifa menjawab tanpa menoleh ke sumber suara, ia masih fokus menghitung hasil dari soal di hadapannya. Aditya mendekat ke arah meja belajar syifa lalu duduk di sisi ranjang.

"Gimana lomba kemarin?" Tanya Aditya. "Alhamdulillah lolos ke tingkat provinsi kak" jawab syifa dengan senyuman,

"Masya Allah, pinter nya ade kakak." adit mengetuk ngetuk kening Syifa, seakan memberi pujian untuk organ yang bersemayam di dalam.

"Sakitttttt kak" gerutu syifa.
Aditya hanya menyengir melihat syifa yang masih sibuk dengan tugasnya.

"Ayokkk kak" ajak syifa yang sudah bangkit dari duduknya.

"Pake jilbab dulu de" peringat adit.

"Oiya hehe" cengriran kuda menghiasi muka syifa yang bulat.

"Nanti jangan lupa beliin martabak ya kak" pinta syifa.

"Iya, kalo ingat"

"Kalo ga beliin awas ya, pas subuh syifa siram aja" ancam syifa dengan muka yang sengaja di buat kesal

"Main ngancem ni?" Tanya adit sambil mengacau puncak kepala syifa

Besok Kita Coba lagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang