keputusan.

33 6 0
                                    

Lakukan yang terbaik untuk orang
lain, berikan secukupnya untuk diri sendiri.

•••

Hari ini Haisa memutuskan untuk bersekolah setelah beberapa kali izin karena dirinya masih butuh waktu sendiri, namun di sekolah nya ia sama sekali tak melihat sosok laki laki yang beberapa waktu belakangan sangat dekat dengan nya.

Seperti ada yang kurang saat ia benar benar sendirian membaca buku di perpustakaan, tak ada yang menemui atau sekedar mengajak nya bertemu untuk menanyakan pertanyaan pertanyaan aneh padanya.

Haisa perempuan biasa yang bisa jatuh hati pada laki laki, namun perasaan itu ia kubur dalam setelah tau Aditya terlebih dahulu jatuh hati pada Arum.

Malam ini Haisa ada jadwal pertemuan dengan anggota kerohanian di masjid dekat rumahnya, ustadzah Masitoh yang jadi pembicara sekaligus mengajarkan banyak hal padanya.

"Assalamualaikum Haisa" seorang perempuan bercadar datang memeluknya erat.

"Waalaikumsalam" jawab Haisa

Perempuan itu bernama Aila, Haisa baru mengenal nya beberapa bulan dan mereka langsung akrab seperti sekarang.

"Apa kaba? Kemarin kemarin kemana kok ngga ikut kajian?" Tanya Aila.

"Kemarin ada kesibukan ai jadi maaf ngga bisa gabung."

"Tapi sekarang udah bisa kan?"

"Alhamdulillah ai."

"Masya Allah, ayok masuk utdazah Masitoh udah nungguin di dalam." Aila meraih tangan Haisa untuk diajak masuk.

Keduanya masuk ke dalam masjid yang cukup besar, begitu sampai di dalam ustadzah Masitoh tampak sedang mengisi pengajian dengan beberapa orang yang tampak antusias mendengarkan.

Aila dan Haisa duduk mendengarkan apa yang utdazah Masitoh sampaikan, kali ini yang di pahami Haisa dari kajian utdazah Masitoh ialah tentang jihad.

Sebenarnya Haisa sudah paham betul masalah ini, mengingat ia yang berlatar belakang keyakinan ini, tapi ia menyimak dengan betul, menghargai orang lain walaupun sebenarnya ia sudah lebih dulu paham.

Kajian malam ini berakhir setelah ba'da isya, Haisa memutuskan pulang terlebih dahulu, ada seseorang yang harus ia kerjakan, Sebelum benar benar sampai rumah Haisa mampir sebentar ke bank untuk mengambil uang, untuk biaya hidupnya sehari hari.

Setelah nya ia pulang menuju rumah untuk beristirahat, hari ini ia lelah, belum isi kepalanya yang terus saja ingin menguasai dirinya.

•••
"Assalamualaikum." Haisa melangkah masuk ke ruangan.

"Waalaikumsalam." Aditya dan Syifa yang sedang ngobrol di lantai rumah sakit melirik ke arah pintu.

"Haisa, ada apa sa?" Tanya Aditya yang masih duduk di lantai.

"Mau jenguk umi." Haisa beralih mendekat ke arah ranjang

"Umi koma." Ucap Aditya sebelum Haisa benar benar sampai di ranjang.

Haisa tersentak mendengar ucapan Aditya, ia memegang tangan umi yang terkulai lemas, selang oksigen dan beberapa alat penunjang kehidupan lainnya tampak menempel di tubuh umi.

Besok Kita Coba lagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang