11 - Borealis

307 81 26
                                    

Sekarang wp udah bisa pake reaction ya?
Coba deh tes reaction kalian di part ini..
Happy reading bestie..

🌌🌌🌌

Buku hitam ditutup Airin. Pena ia simpan begitu saja.

Gadis itu menjatuhkan kepalanya di atas meja setelah setengah jam mencatat semua yg dikatakan Quasar tentang Aurora Borealis - konten selanjutnya untuk AntaRaksa.

Getar panggilan masuk di smartphone Airin terdengar bersamaan dengan bunyi bel.

Quasar yg setengah jam berceloteh tentang aurora beranjak keluar studio, melihat siapa yang bertamu. Sementara Airin melirik smartphone-nya, melihat siapa yang memanggil.

Mata gadis itu membesar. Ia menegakkan tubuh. Membaca sekali lagi nama yang menari-nari disana.

B. Andrigel.

Cowok itu, adalah orang yang hari lalu berhasil membuat Airin kecewa, tapi yang juga selalu Airin nantikan.

"Ya, Gas?"

Kalimat yang Airin keluarkan saat smartphone-nya menempel di telinga. Bersamaan dengan itu, pintu studio kembali terbuka. Quasar membawa sekotak pizza, dan satu cup kopi.

"Rin, lo dimana?"

Sebelum menjawab, Airin melirik kotak pizza itu.

"Lagi makan," balas Airin. Mendapat ide dari pizza.

Di tempat lain, kening Bagas berkerut. Dia bertanya dimana, tapi Airin malah menjawab untuk pertanyaan ngapain.

"Di rumah?" tanya Bagas lagi.

Airin diam sebentar. Memikirkan jawaban yang pas. "Eh? Kenapa nelpon, Gas?"

Ya, alihin aja topiknya. Pikir Airin.

"Gue mau ketemu lo, Rin." Karakter Bagas yang Airin suka. To the point.

"Mau apa ketemu?" tanya Airin. Detak jantungnya deg-degan parah. Kalo Bagas jawab kangen, Airin mampus.

Iya. Lebay. GR pula.

Quasar yang sedari tadi berdiri, akhirnya menarik kursi ke samping Airin. Ia meletakan kotak pizza dan kopinya di meja gadis itu.

"Gue mau ngomong langsung, Rin. Gak bisa via telpon gini."

"Yaudah. Mau ketemu kapan? Sekarang?" Airin memastikan.

Quasar mulai memakan pizza, matanya memicing Airin. Enak aja anak itu mau pergi-pergi padahal kerjaannya belum selesai.

Sadar ditatap, Airin menaikan kedua alisnya pada Quasar. Bertanya 'Kenapa?' tanpa kata.

"Besok aja deh. Jam 10. Gue jemput di apartemen Bang Angga. Lo masih disana kan, belum pulang ke rumah?"

"Eh?"

"Yaudah. Gitu aja. Gue tutup ya. Kabarin lagi kalo lo gak bisa pergi besok."

"Hah? Oke. Bye, Gas."

Aurora BorealisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang