Viona menghentakkan tangannya yang di pegang oleh Rendy, ralat ditarik paksa.
"Plis ya ren, tangan gue nih udah perih kena bola, terus lo tarik lagi ya tambah perih lah!" Teriak Viona di hadapan Rendy.
"Ya ini makanya gue bawa lo ke UKS!" Rendy tak mau kalah.
Viona menghela nafasnya kasar "lo gak perlu nganter gue ke UKS asal lo tau"
"Lo cukup bilang minta maaf aja tadi pas di lapangan juga kelar kali ren, gak usah begini. Yang ada gue makin kesel sama lo tau gak!" Lanjutnya.
Rendy terdiam, benar juga. Kenapa ia harus repot-repot membawa Viona ke UKS?
"Udah tanggung, mending masuk ke UKS sekarang" perintah Rendy.
Viona pun masuk kedalam untuk minta kompres dan balsem, karena sepertinya tangannya mulai sakit.
"Sini biar gue kompresin" ucap Rendy sambil merebut kompres yang di pegang oleh Viona.
"Gue bisa sendiri ren" tepis Viona.
"Udah biar gue aja kenapasih?!" Sentak Rendy.
"Kok jadi ngegas sih lo?" Viona tak terima.
"Ya makanya diem aja biar gue yang tanggung jawab, bawel banget"
Viona diam, ia hanya mengamati Rendy yang tengah membantunya meredakan nyeri di lengannya dengan kompres.
Rendy dengan telaten menyapu bersih seluruh lengan Viona, tak meninggalkan satupun titik kosong, semuanya terkena kompresan.
Setelahnya Rendy mengoleskan balsem di area lengan Viona.
"Makasih" "maaf" ucap keduanya bersamaan. Rendy dan Viona saling menatap mata satu sama lain, setelahnya Viona memutus kontak mata tersebut.
Rendy menghela nafas, malas rasanya harus berurusan dengan orang lain. Tapi ini juga salahnya "gue minta maaf, tadi gak sengaja bolanya kena lo sama temen-temen lo"
Viona berdehem pelan kemudian mengangguk "iya udah gue maafin, makasih ini udah di bantuin" ucapnya sambil mengayunkan tangannya ke arah Rendy.
"Viooo, tangan lo gak kenapa-napa kan??" Teriak Farah yang masuk ke UKS dengan tas Viona yang ia bawa, tak lupa bersama Juan yang mengantarnya.
"Iya Far, gue gak papa kok santai aja" Viona tersenyum pada Farah.
"Eh iya makasih nih udah dibawain tas gue" lanjutnya.
Farah mengangguk semangat, kemudian membisikkan beberapa kalimat pada Viona.
"Kayanya Juan suka sama gue deh" bisiknya dengan wajah yang tak bisa lagi di bendung bahagianya.
Viona terkekeh, mengangguk sebagai pendengar yang baik.
Sementara dua orang lainnya juga gak lupa untuk saling sapa.
"Lah lo ngapain disini?" Tanya Rendy pada Juan.
Juan melipat kedua tangannya di depan dada kemudian menunjuk Farah dengan dagunya. Rendy memutar bola matanya malas.
"Cinta pandangan pertama lo hah?" Tanya Rendy asal tetapi malah di angguki oleh Juan.
"Hah? Gue ngasal njir! Seriusan lo?" Lanjut Rendy, jujur ia kaget, emang ada orang yang bener-bener bisa jatuh cinta pada pandangan pertama?
"Ya serius lah, kapan coba gue gak serius" balas Juan dengan senyumannya.
"Sudah gila dunia ini" Rendy menggelengkan kepalanya, masih heran.
"Bukan dunianya yang gila, lo aja yang terlalu waras menghadapinya, apa-apa juga lo selalu ngikut aturan, bosenin makanya dunia lo" Juan kembali tersenyum, pasalnya Farah sedang menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
STUDY MATE | HUANG RENJUN
FanfictionRendy, murid terpintar satu angkatan. Dikenal dingin dan juga cuek. Ia secara tidak sengaja dipertemukan oleh Viona yang sangat ceria dan banyak bicara. Kira-kira Rendy bisa akrab gak ya ke Viona? . All picture from pinterest🥰