Rendy, murid terpintar satu angkatan. Dikenal dingin dan juga cuek. Ia secara tidak sengaja dipertemukan oleh Viona yang sangat ceria dan banyak bicara. Kira-kira Rendy bisa akrab gak ya ke Viona?
. All picture from pinterest🥰
sekali lagi Rendy memikirkan perkataan Viona tadi siang saat ia menariknya ke UKS untuk mengobati tangan Viona yang terkena bola basket.
'Lo cukup bilang minta maaf aja tadi pas di lapangan juga kelar kali ren, gak usah begini. Yang ada gue makin kesel sama lo tau gak!'
Rendy mengusap wajahnya kasar kemudian membaringkan tubuhnya ke atas kasursembari menatap langit-langit kamarnya.
"iyasih bener kata Viona, ngapain gue capek-capek ngajak dia ke UKS sih tadi?"
"Ren! makan malam dulu" ucap ibunya yang sedang membuka pintu kamar anak laki-lakinya tersebut.
Rendy yang terkejut pun langsung mendudukkan dirinya canggung, sedangkan sang ibu melirik panik ke arah anaknya.
"kenapa Ren? lagi ada masalah?" tanya sang ibu.
"enggak mah, Rendy cuma kecapean aja, Rendy juga udah makan tadi sebelum pulang sekolah, masih kenyang" ucapnya menyanggah ucapan sang ibu yang bisa jadi mikir yang enggak-enggak.
"oalah yaudah kalo gitu mama turun kebawah dulu, kalo laper ambil sendiri ya di meja makan" sang ibu pun kemudian keluar dari kamar Rendy.
Rendy menghela nafasnya lega, ia beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya yang sudah lengket karena seharian sekolah.
setelah selesai mandi Rendy kembali merebahkan tubuhnya di kasur sembari memainkan ponselnya, melihat-lihat grup kelas, grup tongkrongan, dan sesekali membuka sosial media miliknya.
"hm? si Haris seakrab ini sama Viona?" ucap Rendy yang gak sengaja melihat akun Haris sedang mengomentari postingan Viona di twitter.
Rendy duduk kemudian menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, ia mulai membuka akun twitter milik Viona, menggulirkan layar ponselnya sembari tersenyum tipis saat ia melihat postingan-postingan absurd Viona yang sekedar menanyakan 'enaknya hari ini makan apa ya?' sampai postingan foto-foto Viona yang sedang hang out bersama teman-temannya dan hey? Rendy menatap tajam layar ponselnya yang menampilkan foto Viona bersama guru bimbelnya yang bernama Damar.
"mereka kenal? seakrab ini?" gumam Rendy.
"pantesan kemaren pas kelas gue dicuekin mulu sama kak Damar. tck" ucapnya sinis sambil mematikan layar ponselnya.
Rendy rasa malam ini cukup kepoin akun twitter Viona tanpa mem-follow-nya, setelahnya ia menaruh ponselnya ke atas nakas lalu mematikan lampu dan tidur.
°°°°°
Viona yang baru saja masuk kedalam rumah itu langsung di serbu oleh sang adik, Zio. Sedari tadi Zio sudah mengintip kakaknya yang sedang keluar dari mobil Jazz putih milik Rendy.
"dianter sama siapa tuh kak?" tanyanya galak.
Viona tersentak kaget kemudian tersenyum kikuk pada sang adik "hmm? dianter sama. . . hm"
"hmmm??" sahut Zio yang semakin membuat Viona gugup bahkan dari gerak-geriknya saja sudah ketahuan.
Zio melipat kedua tangannya di depan dada dengan alis yang mulai menukik tajam "sama siapa kak Viooo?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"sama itu temen sekolahnya kakak!" ucap Viona setengah gagap dan berteriak kencang lalu ia segera berlari ke kamarnya.
"kak Vioooo! kok kabuuuurr" Zio tertawa geli lalu meneriaki kakaknya yang sudah lari terbirit-birit ke kamar.
Viona dengan terburu-buru masuk kedalam kamar kemudian langsung membersihkan diri di kamar mandi, takut sang adik masih mengikutinya sampai kamar. setidaknya ia punya sedikit waktu buat ngelak pertanyaan dari adiknya itu kan kalo dia lagi mandi?
"HAAAHHH" "Zio bikin kaget aja!!" teriak Viona yang baru saja keluar dari kamar mandi.
ia terkejut karena benar-benar tak mendengar suara Zio yang membuka pintu kamarnya, bahkan Zio juga tak bersuara karena sibuk memainkan laptop milik sang kakak di meja belajar.
"berisik deh kak, kayak lagi liat hantu aja" balas Zio yang dengan santai memandang kakaknya yang sudah kepalang kesal karena tingkah adiknya.
"pertanyaan tadi belum kelar kak, Zio masih penasaran" lanjut Zio.
Viona menghela nafasnya, ia meraih hair dryer miliknya kemudian setelah menghubungkannya pada stop kontak ia mulai duduk di tepi kasur dan mengeringkan rambutnya.
"kan udah di jawab? itu temen sekolahnya kak Vio" ucap Viona sambil sesekali menyisir rambutnya dengan tangan.
"ah masa cuma temen? cowok loh tadi Zio liat?" goda Zio yang membuat Viona menghentikan kegiatannya mengeringkan rambut.
"hah? emang keliatan? perasaan kacanya gelap dari luar?" tanya Viona dengan polosnya.
"NAHH KANNN!! ketauan ih, padahal mah Zio ngasal doang barusan, pacar kakak ya?" balas Zio yang langsung loncat ke atas kasur milik Viona.
Viona menutup mulut Zio dengan satu tangannya yang menganggur "ZIOOOO, kaget tau aku tuh, jangan teriak-teriak nanti bunda denger, ribet deh jadinya"
Zio terkekeh geli melihat tingkah laku sang kakak, menurutnya ini pertama kalinya ia melihat kakak perempuannya ini bersikap seperti ini.
"iya-iya Zio diem nih" ucapnya sambil tangannya yang bergerak untuk menutup mulutnya.
"jadi beneran pacar kakak?" Zio kembali bertanya dengan antusias.
Viona menyibakkan rambutnya "bukan lahh!! kakak tuh pengen punya pacar yang romantis, baik hati, yang gitu-gitu deh kayak di drama korea, kalo inimah apaan romantis gak galak iya, males banget"
"emang cowok yang nganter kakak pulang tadi itu galak banget?" kali ini raut wajah Zio mulai berubah yang tadi excited banget sekarang mulai sedih dan sedikit panik.
Viona dengan sigap mengusap rambut sang adik dengan lembut "ya galak, tapi gak galak-galak banget gitu loh Ziii, tenang aja kakak gak kenapa-kenapa kok"
"kakak kalo mau pacaran harus dapat restu dari Zio, gamau tau" kini Zio sudah berbaring di pangkuan sang kakak sambil Viona yang mengelus pelan anak rambut Zio yang berantakan.
"loh? harusnya minta restu ke ayah dong sama bunda" Viona mulai memancing amarah sang adik.
"iyaa tapi habis itu harus Zio! kalo Zio gak boleh berarti big no for him or anyone who want to date with you" ucap Zio denagn raut wajah kesal yang menurut Viona itu lucu.
Viona tertawa kecil "iya deh iyaa, nantiiiii someday kalo kakak punya pacar pasti kakak kenalin ke Zio, tenang aja my lil boy"
"i'm not a little boy anymore sist" Zio kembali memasang wajah cemberut yang membuat Viona tertawa sambil mencubit gemas pipi sang adik.
"hahaha oke-oke udah remaja ya sekarang? eh apa jangan-jangan udah punya pacar lagi? cieeee" ejek Viona.
Zio langsung duduk sambil melambaikan kedua tangannya ke depan wajah kakaknya "gak ada ih, Zio gak punya pacar, kalo kata bunda belum boleh kak"
"ayooo lagi ngobrolin apaan sih? bunda panggilin sampe gak denger" sapa bunda dari depan pintu kamar Viona yang memang terbuka.
"ini bun, waspada Zio punya pacar hahaha" ucap Viona yang langsung berlari dan bersembunyi di belakang sang bunda.
"mana ada siih, Zio gak punya pacaaar! ih kakak nyebelin" balas Zio kemudian ia keluar dari kamar dengan wajah kesalnya.
"hayoloh kak? adikmu marah tuh" bunda menatap wajah Viona yang juga panik karena sikap adiknya barusan.
"masa beneran ngambek bun? yaudah nanti biar aku samperin" ucap Viona yang berusaha tenang menghadapi sikap adiknya yang menurutnya masih sedikit kekanakan.