15. Disappointed.

9.1K 1.6K 204
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen.

***
Karena hari weekend tentu saja dia gak kuliah, jadi Soobin pergi ke taman bermain dengan tiket yang diberikan oleh Yeonjun kemarin.

Tentu saja dia gak akan bebas untuk bermain wahana permainan disana karena dia kesana bersama Dayeon.

Ada anaknya yang harus dia jaga, paling aman untuk main bersama ya palingan bianglala.

Tanpa mainpun Soobin senang, lagipula asal dia bersama anaknya, hanya duduk di tamanpun dia gak akan pernah bosan.

Asalkan Dayeon bersamanya, kapan lagi dia merasa bahagia ketika bukan saat ini.

Dayeon yang berada di gendongannya saat ini baru saja terbangun dari tidurnya.

Soobin tersenyum, "Hai sayang, baru bangun? Papamu merawatmu dengan baik, bukan?"

Dayeon tentu saja gak akan bisa menjawab, namun dia tersenyum disana ketika Soobin mengajaknya berbicara.

Mata Soobin menatap kearah banyak orang yang sedang berlibur di taman bermain, kebanyakan sih para orang tua berserta anak mereka.

Soobin juga bisa disebut begitu bukan, dia orang tua juga, walaupun tidak menikah sama sekali.

"Main apa ya, mama bingung sendiri ketika melihat ada banyak wahana bermain disini," ucap Soobin dengan bingung sambil melihat kearah wahana permainan disini.

Mungkin jika ada yang mendengar suaranya bakalan menggeleng-gelengkan kepala mereka karena bagaimana bisa seumuran Soobin sudah punya anak.

Tapi apa peduli Soobin, omongan orang gak ada hubungannya sama hidup dia.

Ini juga hidup dia, kalau memang dia salah, inikan salah dia dan gak merugikan orang lain, biarkan saja tuhan dan dirinya yang tau.

"Yaudahlah, kita naik bianglala aja lalu pergi ke tempat lain," ucap Soobin lalu berjalan kearah bianglala berada.

Setidaknya dia beneran kesini bukan, daripada tiket yang diberikan Yeonjun terbuang sia-sia.

Ketika naik ke bianglala, Soobin kembali teringat sama masa kecilnya dulu, bagaimana dirinya yang saat itu bermain dengan bahagia disini.

Dan semuanya terjadi hanya saat dirinya sd, ketika smp, boro-boro ke taman bermain, dirinya hanya dikurung di rumah untuk belajar.

Waktu bebas saat di sekolah saja, itupun dia masih harus menyesuaikan nilainya agar tetap juara umum.

Dan paling bisa bebas ya mungkin ketika sekolahnya mengadakan study tour ataupun sebuah camp, itupun tergantung papanya bakalan mengizinkan atau tidak.

Mamanya sering membantu ketika ada acara seperti itu, mungkin takut dirinya menjadi stress jika tidak ada liburan sama sekali.

Namun ketika dirinya ketahuan hamil, mamanya mau membantunya namun susah karena papanya terlalu mendominasi semuanya.

Tidak ada yang bisa membantah ucapan papanya bahkan kakek dan neneknya itu sendiri.

"Papa kapan berubah ya?" tanya Soobin pada dirinya sendiri sambil menatap mukanya yang terlihat dari kaca bianglala yang sedang dinaikinya.

Papanya saat tau dirinya hamil, selalu berkata bahwa dia tidak tau di untung.

Sudah diberikan kebebasan untuk tinggal sendiri malah menjadi seorang pelacur, dia ingat sekali dengan perkataan papanya.

Pelacur? Dia tidak sehina itu sampai disamakan dengan pelacur, lagipula dirinya dijebak, bukan menjajahkan diri sendiri.

Mamanya saat mendengar perkataan papanya tampak menangis, ingin memeluk dirinya tapi tidak bisa.

Baby -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang