Penjual Pesona

1.6K 57 0
                                    


"Maaf, saya tadi tidak berhati hati" ucap Misscha pada mahluk Tuhan yang sedang ada di depannya, seraya bangun dari ketersungkurannya.
"..." tidak ada jawaban. Mahluk Tuhan itu hanya berkedip kedip melihat Misscha. 'Subhnallah' ucap hatinya.

Misscha bingung berasa patung semar selamat datang. Menyambut tanpa ada balasan.
"Eh, iya iya maaf. Em anu..." gagu mahluk Tuhan tadi. Cairan darah mengalir dari hidungnya.
"Kakak!!..." pekik Misscha membekap mulutnya dan tangan satunya menunjuk hidung Mahluk Tuhan tadi."...Kakak mimisan" ucapnya lirih.
Tanpa pikir panjang, mahluk Tuhan tadi berlari kecil mencari kamar mandi.
"Orang yang aneh" gumam Misscha sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
------
'Kenapa harus sekarang sih melernya' batin Fathir. Jangan berfikir Fathir mulai gila, itu tadi memang mimisan tapi Fathir akan menyebutnya meler. Iya kayak ingus soalnya. Setiap kali Fathir suka sama cewek dia pasti meler. Berasa terserang virus influenza kan? Bedanya ini virus merah jambu.
'Tunggu tunggu, gue meler. Ah masak iya gue suka sama... Lupa nanya nama lagi' rancaunya masih berkutat dengan hatinya.

Tidak biasanya Fathir meler. Ya karena terakhir Fathir meler itu waktu perpisahan SMP. Saat gadis yang Fathir cap sebagai cinta monyetnya memainkan piano di atas panggung. Sudah lama sekali. Lama.
----
"Kosong nih jam kosong!!! Bakalan ada sosialisasi" Teriak Genta saat tiba di dalam kelas. Inilah saat merdekanya para siswa. JAM KOSONG
"Assalamualaikum.." doa seseorang dari luar ke dalam kelas, tidak lama setelah si Genta mengumbar berita bahagia.
"Waalaikumsalam.." ucap warga kelas yang mendengar. Termasuk Misscha.
'Lho kakak yang mimisan tadi' batin Misscha.
"Selamat pagi adek adek. Kita kakak kakak dari universitas..."
orang yang sedari tadi memegang mic wireless di depan kelas Misscha nerocos mulai dari perkenalan diri, menjelaskan universitas dan jurusan jurusannya. "... ini salah satu lulusan dari universitas kami. Dia sekarang sudah mempunyai perusahaan di bidang teknologi. Namanya Al -Fathir Muchtar, give applause!!" Suara tepuk tangan memenuhi ruangan.
"Iya. Terima kasih adek adek." Mic sudah berpindah tangan di tamgan Fathir. " Baiklah sekarang saatnya bertanya jawab. Semoga saya bisa membantu kalian. Tapi sebelumnya ini akan ada peraturan. Kalian harus memperkenalkan diri menyebutkan nama dan keinginan atau cita cita kedepannya. Setuju??" Teriaknya sambil meminta persetujuan.
"Setujuuu!" Sorak warga kelas.
Misscha yang sedari tadi bingung kenapa kakak yang sedang berbicara di depannya ini bisa mimisan saat menubruknya tadi. Jelas jelas yang jatuh tesungkur itu dia.
"Cha giliran kamu!" Pekik Nana sambil menyenggol lengan Misscha 'ha? Giliran apa?' Batinnya.
"Selanjutnya" kata Fathir sambil sibuk membenahi jam tangannya.
"Eh. Emm nama saya Namisscha Vayathi. Rumah saya di Jalan Gajah Mlumah 6 Rembang. Keinginan saya kedepannya, saya ingin memasuki universitas dengan prody yang berhubungan dengan kesehatan. Tetapi saya ingin menikah dulu sebelum melanjutkan kuliah." Saat Misscha berhenti tatapan mata seisi kelas tertuju padanya. Tercengang dan kaget! Mungkin batin mereka berkata: ini anak positip gila!

Fathir yang kaget berhenti dengan aktivitasnya tadi. 'Penjual pesona' pekiknya dalam hati. 'Tapi apa katanya tadi? Menikah sebelum melanjutkan kuliah?'
----

Itu yang si mulmet fotonya si Fathir yang lagi sosialisasi sebagai narasumber. Hehe terima kasih sudah membaca

SCENARIO WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang