Misscha berdiri, beranjak pergi. Dia tidak suka Arshan kembali. Dia benci. Orang sombong yang dulu hanya menyakitinya. Bukan fisik tapi hatinya. Alasan kenapa sampai sekarang Misscha tidak pernah lagi berpacaran. Cukup untuk pertama dan terakhir.
"Mau kemana? Kamu nggak kangen sama aku?"
"...." tidak ada jawaban. Dia masih berlari kecil. Menjauh.
"Aku kangen Miss sama kamu!!" Teriak Arshal. Misscha berhenti. Berbailik. Yang semula ingin pergi dan enyah. Kini berganti ingin membunuh mahkuk di depannya. Misscha mendekat."Sudah cukup aku merasa seperti orang bodoh tiga tahun lalu. Sudah cukup menjadi masa laluku. Jangan kotori masa depanku yang masih suci. Sudah cukup merasakan jadi orang tidak pernah di acuhkan. Dan Elo nggak lebih hanya sebatas MASA LALU gue!!!" Dengan penekanan kata masa lalu.
Arshan hanya mengerjap ngerjapkan matanya. Shoke! Dia bukan Misscha yang dulu, pendiam, pemujanya, dan kalem. Seperti saat SMP dulu. Ya tiga tahun lalu. Saat Arshan merasa risih dengan berbagai hal yang di lakukan Misscha saat mereka pacaran. Mengacuhkannya. Menganggapnya tak ada. Tapi sekarang saat dia kembali. Misscha sudah berubah.
"Sejak kapan kamu pake bahasa elo gue?"
"Sejak negara api menyerang! Kenapa kepo banget loe?" Lagi lagi kalimat Misscha terdengar kasar.
"Aku udah baca surat kamu. Dan sekarang aku mau..."
"Udah gue bilang, loe ga lebih cuma masa lalu gue, anggep aja dulu gue parasit. Sekarang parasit ini udah nggak mau lagi jadi parasit. Parasit ini punya mimpi buat nempel di pohon yang lebih menguntungkan" potong Misscha, lalu menjelaskan dengan pengibaratan parasit dan pohon yang di tempelinya. Lalu pergi.Misscha beristighfar dalam hati. Sejak tiga tahun lalu baru kali ini emosinya benar benar terkuras. 'Allah ighfirlyy' batinnya.
----- -
"Enak aja dia. Gila. Setelah dulu nyia nyiain gue sekarang... haiish lagian ngapain juga sih inget inget surat itu? Masa lalu!" Gerutu Misscha saat sampai di kamarnya."Kenapa lagi marah marah aja. Cepet tua lho. Eh lupa bentar lagi ada yang cita citanya tercapai, itu tu mau nikah. Pantes aja cepet tua" nyinyir Abangnya.
"Nggak bisa ya masuk ke kamar orang ketuk pintu dulu! Kakak Nggak sopan"
"Di bilangin nggak usah marah marah. Kakak cuma mau bilang dipikirin lagi tuh keputusan kamu, yang mau nikah muda"jlep banget nih kakak gue. Tau aja kalo lagi bimbang gundah gulana. Kyaaa bikin inget siapa yang mau nikah sama gue??
"Kakak bener, aku baru inget kalau aku nggak punya pacar. Dan sekarang aku meras bodoh, bilang mau nikah tapi nggak ada calon"
"Mungkin kamu mulai gila" ucap Aan santai. Tak lama kemudian guling empuk mendarat di kepalanya. "Aaaauuuu sakit tau!" Gerutu Aan.
"Siapa suruh adek sendiri di gila gilain. Emang situ mau punya adek gila" sewot Misscha.
"Yah kalo punya adek gila emang udah berkah dari Allah mau gimana lagi coba? "
"Au ah nyebelin, sono keluar!" Nyinyir Misscha sambil menarik tangan kakaknya agar enyah dari kamarnya.
------
"Kenapa lagi noh muka di tekuk? Udah kayak pakaian ga di pake setahun tau" biasa mulut siapa lagi kalo bukan mulutnya Nana."Makanya kasih gue solusi" jawab Misscha lemas.
"Gini aja, elo ciba kuliah setahun di sana. Kalo lo masih ngerasa nggak nyaman. Loe lanjutin niat loe biat nikah. Ya itung itung nunggu orang yang mau nikahin elo" mata Misscha berbinar.
"Brilian, ide loe brilian... eh tapi selama setahun itu gue sendirian dong?" Nadanya melemas.
"Ya nggak lah, kan ada gue..." suara dari belakang mengagetkan mereka. " ... udah liat pengumuman penerimaan hari ini apa belum? Kita berdua keterima" lanjutnya.
"Iha..!!! Loe nggak bihong kan?! Aaaaak gue senneeeeng!!!" Teriak Misscha mengekspresikan kegembiraanya. Lalu memeluk Iha sambil lonjak lonjak.
"Gue sendirian nih" cibir Nana.
"Solo - jogja deket Na. Masih bisa kumpul" ucap Misscha lalu melepaskan pelukannya."Iya deh" ucap Nana asal.
"Oke fix gue ga bakalan nikah dulu. Rencana berjalan sesuai solusi loe Na"
"Bilang apa coba sama Nana?" Kata Nana sambil menirukan ekspressi ibu ibu gemes sama bayinya.
"Makasih Nanaaaa muuuuuuuuaaak" kata Misscha dan tak lupa bibir monyongnya mau nyium.
------
"Ah ABG labil!! Bikin nggak konsen kerja aja. Kenpa ekspressi bingung kamu ada terus di pikiran aku!" Keluh Fathir. Ya karena akhir akhir ini ingatannya selalu ada si Penjual Pesona. Ya begitulah dia menyebutnya. Apalagi kalimatnya mau menikah sebelum kuliah."Aaahhhk mau nikah sama siapa coba tuh anak. Ntar kalo dia di sakitin gimana? Dia kan masih kecil. Aduuuh masih kecil kenapa udah ngebet nikah, aaaaaahhhh. Gue udah gila harusnya gue udah ngelewatin masa labil gue, secara udah 24 tahun tapi kenapa cuma gara gara cewek labil gue ikutan labill" ocehnnya berhenti.
"Maaf Pak, ada dokumen yang harus di tanda tangani"
Ni sekertaris ga pas banget sih timingnya haaaaisss!! Gerutunya dalam hati.
------Gimana hehe ada yang komplain kurang panjang, maaf ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCENARIO WAKTU
RomanceDelapan belas tahun. Sebentar lagi akan lulus dari seragam putih abu abunya. Gadis modern akan tetapi mempunyai satu pemikiran primitif. Meskipun orang tuanya memaksa Dia lebih keras kepala. Orang tuanya memaksa dia untuk melanjutkan ke perguruan t...