Nikah muda? Why not. Apalagi kalau tanpa pacaran. Eh tapi kayaknya Misscha sama Fathir nggak muda lagi deh ahha. Emang sih awalnya canggung, sungkan dll. Itu juga yang dirasakan oleh Misscha dan Fathir.
Misscha senyum senyum sendiri mengingat kekonyolannya kemaren. 'ya Allah jadi aku nikah gara gara ke oon-an aku yang nggak bisa memahai kalimat abuya?'
Dia saat ini sudah ada di dalam mobil, berdua sama lelaki yang notabennya adalah suaminya. Dapat di pastikan keluarganya sekongkol lagi. Iha dan Aan naik mobilnya sendiri, para orang tua pake satu mobil.
"Cha, Kok bengong?" Ucap Fathir membelai jilbab modifikasi Misscha untuk wisuda hari ini. Membuyarkan lamunan Misscha tentang kekonyolannya. Misscha menoleh tersenyum manis. 'aduh coba kalo nggak lagi nyetir udah aku peluk kamu, Kak. Eh pikiran macam apa ini' kekonyolan Misscha naik level. "Kak, aku tadi malem tidurnya pecicilan, ngiler, atau ngorok gitu nggak?" Tanya Misscha kemudian. Fathir melirik istrinya. 'ampun, kamu to the point banget sih Cha' batin Fathir mengulum senyum lalu menepikan mobilnya.
"Mau tau jawabannya?" Misscha mengangguk. Fathir memberi kode dengan menujuk pipinya.
"Ah, kakak mah modus orangnya" jawab Misscha mengerucutkan bibir. Fathir hanya terkekeh melihat betapa ngegemesinnya si Penjual Peson ini. "Mau nggak, kalau nggak lanjut jalan nih?" Masih dengan nada menggodanya Fathir mentap Misscha.
"lanjut aja, ntar kalau aku telat gimana?" Kata Misscha. Fathir menghembuskan nfs kecewa. Tapi ide jailnya muncul lagi.
"Di apa apain aja belum kok udah telat" ucapnya santai. Misscha yang mendengar, refleks mencubit perut Fathir.
"Aaak, kamu dari tadi malem aku di cubit terus!" Protes Fathir.
"Kakak, juga dari tadi malem ngomonganya itu muluu" balas Misscha memalingkan wajahnya ke luar kaca mobil.
"Itu tandanya Aku normal sayangg" Misscha hanya mendengus sebal. Dia tau yang di sampingnya ini sedang menggodanya. Dan itu berhasil. Dapat di pastikan pipi Misscha merona karena ini.
------
Setelah beberapa jam di dalam gedung krida pertemuan, akhirnya selesai juga. Sekarang adalah sesi foto foto. Aan sudah siap sedia dengan kamera di tangannya dia berlari kecil menuju pos satpam untuk meminta bantuan sebagai potografer.Beberapa foto keluarga pun terjepret. Misscha mengeluarkan smartphonenya.
"Kak, selfi yuk sama aku" ucapnya tanpa sungakan. Memang ini sudah tidak seperti dulu saat dia harus menghindarkan pandangannya. Saat dia menjaga istiqomahnya. Fathir pun mendekat, memfokuskan pandangan pada kamera yang di pegang Misscha.
1
2
3Taadaaa hasil yang sangat memuaskan. Fathir dengan mesranya mencium pipi Misscha. Kesempatan dalam kelonggaran haha.
"Kakak!?" Misscha cengo dengan perbuatan Fathir.
"Udah, ayo selfi lagi!" Fathir menyahut kamera di tangan Misscha dengan semangat kemenangannya."nggak ah, ntar kakak kayak gitu lagi posenya" protes Misscha, cemberut.
"Ya udah gantian aja kalo gitu kamu yang posenya nyium aku" tawarnya dengan alis yang naik turun menggoda Misscha.
"Udah sini gue yang fotoin loe berdua..." si Miss potong kata muncul. "...yang mesra ya.." lanjut Iha. Fathir dan Misscha merapatkan barisan. 'Cielah kayak mau jamaah di masjid aja. Hahaha'
"Kakak ipar cantiiik, pinjem baby Zayi ya buat poto" Misscha menangkupkan kedua tangaannya tanda memohon. Iha mengisyaratkan dagunya ke arah Aan yang menggendong Anak mereka.
"Yes!!" Pekik Misscha dan langsung menyambar si Zayi.
"Makanya buruan bikin biar punya sendiri" 'iha mulut loe perlu gue beliin saringan' batin Misscha meliri k ke arah Iha. Yang di lirik hanya cekikikan.
Beberapa foto yang terjepret hanya satu yang di unggah Misscha di akun sosmednya mulai dari fb, instagram, DP di Bbm dan wallpaper. Foto itu adalah fotonya bersam Fathir dan baby Zayi. Banya komen komen yang heboh dengan foto itu apalagi selama ini Misscha tidah pernah mengunggah foto dengan laki laki.
'idih pada heboh semua. Hahaha dasar kepo kalian. Pendem tuh rasa penasaran kalian' rutuk Misscha dalam hati saat melihat komen komen dari teman temannya di sosmed.
"Oke kita pencar di sini, mau jalan jalan silahkan, yang jelas nanti tujuan pulangnya di rumah Fathir, di Jogja" suara Ayah Misscha menginterupsi.
"Siap komandan!!" Mischa daIha menirukan hormat para pasukan militer. Ayahnya hanya geleng geleng 'anak sama mantu sama aja'
"Abang tau kan rumahnya Fathir?" Tanya Iha kepada suaminya.
"Tau kok, tenang aja hari ini kita jalan jalan dulu. Lets go Zayi!!" Jawab Aan sambil mengangkat Zayi ke udara. Zayi hanya terkekeh bahagia.----
"Kak kita mau kemana nih?" Tanya Misscha saat sudah di dalam mobil.
"Pertama, kita ke mall dulu beli baju yang santai sama nipisin make up kamu yang heboh itu..."
"Ini si Iha sama Ummi kak yang dadanin aku" potong Misscha, protes.
"Nggak papa tetep cantik kok" bluuush, rasanya ada kupu kupu terbang di depan Misscha. Indah banget!!
"Hehe makasih kak" Misscha malah mengucapkan terima kasih pada Suaminya.
"Eh?" Fathir mengerutkan jidatnya. "Makasih doang? Nih.." ucap Fathir sambil menyodorkan pipinya.
"muuuuuaaach" balas Misscha memonyongkan bibir. "Ini namanya jarak jauh kak" Misscha tertawa puas dalam hati melihat ekspressi suaminya yang kecewa berat.
"Abis ke mall kita kemana kak?"
"Emm, menurut kamu enaknya kemana?"
"Ke puncak aja yuk, nyari duren atau apaapapun gitu, kayaknya seger nih" usul Misscha sambil membayangkan duren duren di depan matanya.
"Oke, lets go!"
Sesampainya di mall. Fathir membukakan pintu lalu menggandeng tangan Misscha. Di perlakukan seperti ini saja sudah bahagia. Mau apa lagi? Mau yang seperti apa lagi?
Ini sudah cukup, ada yang melindunginya, ada yang menanggung dosanya.
Ada yang mencintainya, menerima apa adanya. Memperlakukanya dengan lembut.
Ada yang mendekan mengapa harus yang menjauh? Belajarlah membuka hati. Belajarlah mencintai dengan tulus jika ingin di cintai dengan tulus. Terkadang kita terlalu sibuk dengan apa yang menyilaukan mta kita sehingga sekitar kita terhalangi oleh kemilau tersebut. Tapi ingat lah yang berkilau tak selalu indah.
-----
Absurd mungkin tapi aku pengen cepet berakhir hahaha. Udah terlalu bertele teletele sepertinya. Terimakasih untu yang sudah Vote, komen dan read cerita ini. Terima kasih banget. Juga yang udah masukin ke reading list. Terima kasig ya big hug dariku
©cho~
KAMU SEDANG MEMBACA
SCENARIO WAKTU
RomanceDelapan belas tahun. Sebentar lagi akan lulus dari seragam putih abu abunya. Gadis modern akan tetapi mempunyai satu pemikiran primitif. Meskipun orang tuanya memaksa Dia lebih keras kepala. Orang tuanya memaksa dia untuk melanjutkan ke perguruan t...