Jika diceritakan, ini akan menjadi sebuah kisah panjang. Singkatnya lelaki dengan tampang biasa ini, berhasil mendobrak pintu hatiku walau kami berada di zona yang paling menyakitkan untukku.Aku menyayanginya, sangat. Untuk semua hal yang pernah dia ceritakan, untuk suara merdunya ketika bernyanyi, untuk hal apapun yang dia kirimkan dalam sebuah pesan untukku.
Sekarang, ini menjadi sangat menyakitkan karena dia semakin dekat dengan sosok baru disana. Sosok yang sempat selalu ia ceritakan padaku dengan penuh semangat. Sosok yang menjadi salah satu alasan kenapa aku bisa menjadi sesayang ini dengannya.
Aku enggak apa-apa kalau dia hanya datang karena ingin menceritakan sosok wanita lain. Aku enggak apa-apa kalau dia bisa lebih dekat dengan wanita yang dia mau. Tapi jangan berubah, jangan bertingkah seolah kemarin waktuku tidak berharga walau hanya sekadar menjadi pendengar untuknya.
Aku seperti kehilangan, walau dia tidak pernah mengucapkan kami harus berjarak. Dia tetap ada, tetapi aku tahu tidak akan sama persis seperti kemarin.
Lalu, diminggu minggu selanjutnya, dia benar-benar menjaga jarak, berpura pura sibuk dan abai. Aku terluka tanpa sadar, sedangkan dia menghilang tanpa bersalah. Harapku pupus, kami selesai.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Go?
Short StoryI think, i need to writing this part. About go, and hurt when i lost him. I miss him in everyday, but everything don't same again now. Everything's changed, but my life must go on. *** Baca aja, nggak papa. Kamu butuh sadar akan patahmu, dan kamu b...