Mungkin bukan dia

15 1 0
                                    


Gak perlu ngecoba ngegenggam semuanya. Lepasin yang menurut kamu emang gak bakal bisa tergenggam. Semesta punya cara, yang gak pernah bisa kamu terka. Gak papa buat kehilangan yang kamu mau untuk saat ini. Karena nyatanya gak semua hal bisa kita milikin kan? Seenggaknya kamu bisa belajar dari hari ini bahwa, kalau memang bukan dia, berarti solusinya cuman satu, lepasin, karena kalau kamu usahain pun pasti gak bakal baik.

Sakit memang, patahnya pasti menyebalkan. Nyembuhinnya juga gak sebentar, apalagi kalau orang itu udah mulai menetap tanpa disadari. Tapi, coba pikirin kedepannya gimana, pikirin kalau kamu terusin apakah hasilnya bakal memuaskan atau gak? Percuma rasanya memperjuangkan yang terus berlari menjauh. Kamu kelelahan sendiri, kamu jatuh sendiri, sedangkan dia gak pernah mau tahu sesakit apa kamu mencoba meraih dia, sebanyak apa luka yang kamu dapat waktu lagi ngejar dia. Yang dia tahu cuman berjalan kedepan, lagi mengusahakan yang dia rasa pantas buat dia, dan dibelakangnya kamu masih dengan bodohnya berusaha mengejarnya. Mencoba memantaskan diri dan mensejajarkan langkah pada sebuah kemustahilan.

Sudah, berhenti saja. Biarkan dia pergi pada rumahnya. Dia bukan rumahmu. Bukan tempat ternyamanmu. Kamu hanya ingin menjadikannya rumah. Tanpa mau peduli bahwa semesta sudah mengusirmu dengan telak.

Berbelok saja, coba buka matamu pada kemungkinan yang lain. Pada beberapa rumah yang mungkin kamu abaikan selama ini. Pada tempat ternyaman yang kamu tidak pernah sadari ada didepan matamu.

Perihal melepas, tidak ada yang mudah. Melupakan beberapa bait percakapan yang rasanya begitu berkesan dihati. Apalagi rasamu sudah terpaku padanya, berat, sangat berat, ketika kamu seolah mulai diterima oleh dunianya, tetapi semesta menyadarkan mu bahwa dia hanya menyediakan tempat bagi tamu, bukan tempat untuk mencoba menjadi pemilik rumah itu.

Semakin dewasa, kata ikhlas dan melepas akan menjadi teman paling baik untuk bertahan hidup. Semua hal yang terasa indah harus semakin rela untuk ditinggalkan secepat mungkin. Rasa sakit yang datang harus dengan lapang dada diterima hingga ia pulang kembali ketempatnya. Semua begitu rumit, semesta gak pernah main-main perihal memainkan perannya.

Jadi, jika kemarin kamu kehilangan, bukan berarti hidupmu juga berakhir saat itu juga. Bangkit, walau rasanya kaki terlalu lumpuh untuk berdiri. Tersenyum walau rasanya dada terhimpit ribuan pisau. Tak apa untuk menjadi lemah sehari, tetapi berusahalah untuk menjadi kuat untuk ribuan hari kedepan.

- Secara tidak langsung, ini untuk diriku.

Just Go?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang