Inside and Out

1K 39 5
                                    

Syaliza & Lian

Syaliza menatap pantulan dirinya dari cermin pajang yang berdiri miring didepannya. Ini hari pertama ia bertemu dengan pacarnya Lian, mereka telah menjalin hubungan selama hampir setahun tapi karena tinggal di daerah yang berbeda mengharuskan Liza dan Lian untuk LDR cukup lama.

Lian adalah teman dari kaka Liza, mereka pernah bertemu sekali sebelum pacaran di kantin kampus Lian saat waktu itu Liza ke kampus itu utnuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswa disana. "Guys kenalin adek gue" ucap Rian sambil menunjuk Liza yang hanya diam dan tersenyum, "halo cantik, kenalin nama gue Gery" ucap salah satu teman Rian yang langsung berpindah tempat duduk mendekati Liza yang hanya tersenyum, "Halo ka, aku Syaliza, panggil aja Liza" ucap Liza sambil menjabat tangan Gery. Semua teman-teman kakanya yang cukup genit-genit berganti-gantian menjabat tangan Liza sambil tersenyum merayu, sungguh rasanya Liza malu karena ia di pandang orang-orang seisi kantin karena betapa ribut teman-teman Rian saat kenalan dengannya.

Ada satu cowok yang menarik perhatian Liza, cowok itu tersenyum manis dan menjadi teman kakanya yang terakhir yang meminta kenalan dengannya, "Halo aku Lian, nice to meet you" ucap Lian dengan senyum ramah diikuti dengan kaca matanya yang terangkat karena pipinya yang membulat saat senyum. Ganteng banget njirr ucap Liza dalam hati saat menjabat tangan Lian. Mereka semua menghabiskan hari itu dengan menemani Liza untuk ikut tes di kampus itu.

Flashback off

Liza menarik nafasnya dalam-dalam, ini hari pertama ia berada di kota ini untuk menapuh pendidikannya di kampus yang sama dengan kakanya dan pacarnya, gue sekampus sama pacar gue!!!! Ucap Liza dalam hati sambil senyum-senyum tak karuan.

Sebenarnya mereka sempat bertengkar sebelum Liza kesini, Liza kesal karena Lian terus menegurnya karena belum packing sampai H-5 jam keberangkatannya, "Udah sih sayang, stop deh marah marahin aku, aku udah gede, udah ngerti!" Ucap Liza kesal dengan Lian yang menegurnya walaupun halus, "Iya sayang, tapi kan aku negur biar kamunya ngga repot sendiri" balas Lian berusaha lembut, "iya yaudah, tau ah, aku packing dulu" Ucap Liza lalu mematikan telfon secara sepihak. Lian tak dapat menjeput Liza ke bandara karena menjadi panitia ospek dan harus mempersiapkan ospek untuk mahasiswa baru 3 hari lagi.

Mengingat itu membuat Liza kesal kembali, bakal ketemu orang nyebelin Ucapnya dengan wajah datar. Walaupun kesal Liza tak dapat berbohong karena jantungnya berdetak sangat kencang sembari mendapat chat dari Lian mengatakan "On my way babe". Liza panik, ia mulai mengenakan sweater cropnya yang berwarna coklat tua bersamaan dengan celana sepaha dengan bahan satin berwarna pink. Ia menggerai rambut panjang coklat tuanya yang cukup ikal dan sekali lagi menambah tinted lipbalmnya agar tak terlihat pucat, Ting! "Aku didepan sayang" chat dari Lian.

Liza menatap hpnya melotot, ia menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya kasar, kalem liza kaleeem ucap Liza dalam hati. Liza keluar dari kamarnya sambil menarik dan membuang nafas berusaha tenang, Liza menatap keluar melihat ternyata kondisi diluar tengah hujan deras. Mata Liza melotot, ia lalu berlari kecil membuka pintu kamarnya menuju pintu depan.

Ceklek

Ia membuka pintu depan kostan berbentuk rumah itu dan mendapatkan Lian tengah tersenyum dengan kacamatanya yang berembun dan dipenuhi dengan tetesan hujan, dengan hoodie hitamnya yang terlihat basah kuyup dengan sekantong makanan bertulisan McDonalds di tangannya. "Haii" ucap Lian yang terlihat tenang dengan senyuman girang di wajahnya, di sisi lain Liza melototkan matanya melihat keadaan Lian. "Sayang kok basah-basahan sih" ucapnya lalu menarik Lian kedalam sambil mengambil makanan yang di bawah Lian, mengepakan sandal Lian yang basah lalu menutup pintu, baru aja ketemu, bawelnya udah keliatan Ucap lian dalam hati sambil terseyum. "Tunggu bentar aku ambilin baju, jaket kamu buka gih" ucap Liza lalu meninggalkan Lian termenung didepannya saal melihat Liza berlari kecil memasuki kamarnya.

Semenit kemudian Liza kembali dengan kaos hitam bergambar We Bare Bears, "pake ini dulu ya, kaos aku yang agak gedean cuma ini" ucap Liza menatap lian yang basah kuyup dengan prihatin "kamar mandi disana" ucap Liza lalu menunjuk pintu yang berada tak terlalu jauh dari dimana mereka berdiri.

-

Lian dan Liza duduk di ruang tamu, dengan Lian sudah mengenakan kaos Liza dan makanan tadi sudah dikeluarkan dari kantong plastiknya. "Hai" ucap Lian dengan pipi memerah, sejak tadi ia belum memperhatikan wajah Liza secara dekat karena Liza yang terlalu sibuk mondar mandir mengurusi dirinya yang basah kuyup, "Hai" ucap Liza sok jutek sambil memalingkan pandangannya dari Lian, "jangan ngambek dong" ucap Lian lalu memalingkan dagu Liza membuat mereka saling menatap, Deg Deg... jantung Liza berdebar cepat, baru kali ini mereka bertemu dengan status sudah berpacaran. Gila pacar gue genteng banget Ucap Liza dalam hati dengan wajah yang berusaha ia buat datar sambil menyembunyikan senyumnya, kalau saja mereka tidak bertengkar atau lebih tepatnya Liza tidak kesal pada Lian sebelum kesini mungkin Liza sudah langsung memeluk pria didepannya ini.

"How are you?" Tanya Lian sambil melepas tangannya dari dagu Liza lalu tersenyum lembut, "umm... i'm good" jawab Liza gugup, "kamu gimana?" Tambah Liza, "i'm excellent" ucap Lian sambil tersenyum girang "wanna know why?" Tambahnya, "kenapa?", "karna hari ini akhirnya aku bisa ketemu kamu sayang" balas lian. Pipi Liza memerah padam, tanpa bisa ia tahan ia tersenyum girang pula "gitu dong, tambah cantik deh kalau senyum" ucap Lian sambil mencubit pipi Liza, "Tau ah" ucap Liza sambil terbahak "ehh udah jangan marah lagi" Balas Lian sambil menggenggam tangan Liza, otomatis Liza langsung melepasnya karna tak terbiasa "maaf sayang kamu ngga suka ya?" Tanya Lian khawatir, "Engga kok.... i'm just not used to it" balas Liza sambil tersenyum, "umm thankyou for the food tho" ucap Liza lagi, "iya sayang aku tau kamu pasti belum makan, yuk makan" Liza dan Lian pun lanjut memakan makanan yang dibawa Lian sambil berbincang ringan.

-
Setelah makan mereka setuju untuk melanjutkan kencan pertama mereka dengan nonton netflix, karena kostan Liza masih kosong dan para penghuni dua kamar yang lain belum diisi oleh siapapun Liza pun merasa nyaman untuk menggunakan ruang tengah untuk dirinya sendiri. Lagi pula kostan ini adalah kostan yang dibuat oleh ibunya agar Liza bisa mengundang beberapa temannya untuk tinggal bersamanya dalam rumah itu.

Hingga saat ini Liza masih merasa cukup deg degan duduk langsung bersampingan dengan pacarnya sendiri, Lian baru saja menggenggam tangannya kembali dan bahkan tadi mengecup tangan tersebut, dan hal itu membuat pipi Liza memerah padam. Mereka setuju untuk menonton series 13 reasons why karena ternyata keduanya belum sama sekali menonton series itu. Ketika ditengah film Lian menepuk bahu Liza, "aku boleh peluk ngga sayang?" Tanya Lian sambil menatap Liza yang tengah terbalut dalam selimut yang ada di ruang tengah itu, mata Liza sedikit melotot tetapi berusaha ia netralkan lagi "emm iya boleh" jawab Liza dedg degan. Lian pun tersenyum girang lalu lanjut membuka tangannya dan membiarkan Liza menyandarkan kepalanya di bahunya, tangannya melingkar di bahu Liza dan menutup badan keduanya dengan selimut tadi. Kalau saja Liza tak menutup dadanya dengan tangannya sendiri mungkin Lian sudah bisa mendengar betapa keras dentuman jantungnya, Liza berusaha tenang dengan menarik napas perlahan dan dalam Yaampun udah ganteng harum lagi Ucap Liza dalam hati saat ia dapat menghirup aroma tubuh Lian dengan jarak sedekat ini. Karena ia membelakangi Lian kini Liza sebebas-bebasnya tersenyum girang dengan keadaan saat ini.

Hello guisee I'm baaack, terakhir nge post tahun lalu :")

Semoga suka sama ceritanya kawan2
.
.
.
.
.
.

                       Happy Reading
                       💛💛💛💛💛💛

ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang