Engagement (4)

2.6K 127 3
                                    

Keenan & Tasya

Tasya mengerjapkan matanya berkali-kali, ia tak dapat bergerak seluruh tubuhnya terasa sakit. Ia memandang ke samping dan menemukan Keenan yang tengah menggenggam jarinya dan mencium punggung tangannya lembut berkali kali,

"Benar ya Sya kata orang, you never know how much you love someone until you lose them, i love you Sya" ucap Keenan sambil membuang nafas kasar,

Tasya tersenyum bahagia, baru saja ia sadarkan diri dan ia langsung dihadiahi ucapan seindah itu "you didn't lose me" ucapnya parau karena tubuhnya yang masih lemah.

Keenan langsung mengangkat kepalanya "hey" sapa Tasya sambil mengelus pipi Keenan,

"Tasya" mata Keenan berkaca-kaca,

"Ada yang sakit? Aku panggil dokter dulu" ucap Keenan yang langsung berdiri dari duduknya, tangannya langsung dicekak oleh Tasya

"Aku ngga apa-apa, jangan tinggalin aku sendiri" ucapnya sambil berusaha bangun dari tidurnya,

"Shh" Tasya meringis saat ia menyadari lengan kirinya kini dibalut gips berwarna biru,

"Sya jangan banyak gerak, aku panggil dokter dulu" ucap Keenan kini membantu mengangkat sandaran brangkar Tasya,

"Keenan i'm okay" ucap Tasya kembali menahan tangan Keenan,

Keenan pun pasrah dengan tujuannya untuk memanggil dokter, ia duduk di samping Tasya "kamu beneran ngga apa-apa?" ucap Keenan dengan mata berkaca-kaca sambil mengelus pipi Tasya yang sedikit lecet,

"Hey kenapa kamu nangis?" Tanya Tasya saat melihat pipi Keenan ynsg dibasahi setetes air mata,

"I'm scared i would lose you, aku minta maaf ngga jagain kamu" ucap Keenan,

"Ini bukan salah kamu dan kamu ngga akan kehilangan aku" ucap Tasya meyakinkan, Tasya membawa pria itu dalam dekapannya dan Keenan pun memeluknya erat seakan takut kehilangan,

Keenan melonggarkan pelukannya dan menatap wajah wanita cantik didepannya yang sudah mengisi pikirannya selama hampir dua bulan ini "Tasya...... marry me" ucap Keenan sambil mengecup punggung tangan Tasya,

Tasya menyerit kaget, jantungnya berdegup semakin kencang "kamu yakin?" Tanya Tasya memastikan, ia hanya tak ingin Keenan mengajaknya untuk menikah hanya karena dijodohkan karena jika ia ditanya mengapa ingin menikah dengan pria itu, sudah tentu bukan itu alasannya.

"Of course i am, aku sekarang ingat malam itu Sya. Saat kamu peluk dan sadarin aku dari mimpi buruk itu, you were there for me" ucap Keenan sambil lebih erat menggenggam tanan Tasya, Ia teringat akan malam itu saat Tasya hadir memberinya rasa aman dan nyaman,

Tasya tersenyum lembut,

" Tasya Mahesa will you marry me?" Ucap Keenan yang merogoh sesuatu dari sakunya, dikeluarkannya sebuah cincin dengan berlian berwarna hijau emerald,

Tasya terkejut, dari mana Keenan tau warna kesukaannya? dan sesiap itukah pria itu melamarnya sampai-sampai cincin tunangan mereka sudah ada di tangannya "aku selalu liat kamu pakai anting kamu yang warnanya sama, juga buku journal kamu yang warnanya juga begini" ucap Keenan yang mengerti kebingungan di wajah Tasya,

ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang