Thunder (3)

2.2K 127 0
                                    

Luna menatap keluar jendela kamar inapnya, menatap petir yang terus berdatangan disertai hujan deras. Tatapannya kosong tanpa ada ekspresi yang bisa dimengerti disana.

Di sisi lain Deryl yang kini tengah membawa makan siang untuk dirinya dan Luna kini terhenti saat terus mendengar suara gemuruh itu, ia memejamkan mata tangannya ia kepal hingga kukunya membiru. Perlahan ia kembali berjalan karena tak tega meninggalkan Luna sendiri di kamar,

"Luna.." ucap Deryl lirih, walau ia mencoba tetap saja dirinya terus merasa kaku dan kelu saat suara dan cahaya terang itu kembali menyambar langit.

"L-lun.. makan dulu" ucap Deryl yang berdiri di belakang Luna sambil membawa kantong berisi makan diang tersebut, Luna tak kian membalikan badannya.

"Luna" panggil Deryl yang kini berdiri di samping Luna sambil menepuk gadis itu, wajah Luna tetap menatap kosong ke arah langit.

Thooorr!!!

Suara keras petir kembali menyerang membuat Deryl berjongkok dan mendekap tubuhnya sendiri, Luna pun terkejut akan gerakan tiba-tiba disampingnya. Ia akhirnya terbangun dari lamunanya, "Deryl... kenapa?" Tanya Luna yang kini berjongkok di samping Deryl,

Deryl hanya menggeleng dan tiba-tiba membangkitkan tubuhnya diikuti oleh Luna yang melakukan hal yang sama, "bener-"

Thorrr!!!

Sebelum Luna melanjutkan pertanyaannya petir kembali menyambar langit, otomatis Deryl memeluk tubuh Luna erat,

"R-ryl? Kenapa?" Ucap Luna yang terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu,

Deryl menggeleng kembali, "jangan lepas" ucap Deryl yang terus mendekap tubuh itu semakin erat, Luna pun membalas pelukan Deryl perlahan sambil mengelus punggung Deryl.

Beberapa menit kemudian tinggal suara hujan deras yang tertinggal,

"Kamu takut petir?" Tanya Luna hati-hati,

" iya maaf aku kayak anak kecil, udah kamu makan ya" ucap Deryl sembari mengelus rambut Luna dan beranjak membukakan bungkusan makanan, Luna tersenyum sedikit mengingat Deryl yang terlihat ketakutan tiadi.

Setidaknya kehadiran Deryl dapat mengalihkan pikirannya dari keadaannya sekarang.

-

Insiden Erik dan Luna membuat Erik berakhir di balik jeruji besi, kemarin Luna memberikan pengakuan tentang apa yang telah dilakukan pria itu. Walau awalnya dia takut tapi ia teringat kembali akan perlakuan kasar itu, ia tak mau ada perempuan lain yang harus disakiti Erik atau pria seperti dia.

Kini pipi Luna yang kemarin bengkak dan luka karena tamparan Erik hanya menyisahkan plester yang masih menempel di pipinya, luka fisiknya mungkin bisa hilang tapi tidak dengan luka mental.

-

Terdengar kembali isakan di balik pintu kamar Luna, ia mimpi buruk lagi.

Jam menunjukan ini sudah pukul 3 dini hari, ibu Luna berlari menuju kamar sang anak saat mendengar jeritan

"Sayang bangun... kamu cuma mimpi nak"

"Lepas!! Tolong jangan!!" Ucap Luna yang matanya masih terpejam,

"Sayang kamu cuma mimpi" ucap ibu Luna yang kini sudah menangis menyaksikan putri satu-satunya harus mengalami mimpi buruk hampir setiap malam,

Luna tersentak saat merasakan hangat sentuhan sang ibu, Luna membuka matanya dan langsung memeluk erat ibunya

"Mama... hikss.. jangan tinggalin Luna sendiri..."

"Engga sayang mama disini..." jawab ibu Luna yang kini memeluk dan mengelus pundak Luna lembut

"Mama tidur bareng Luna ya??" Ajak Luna kepada ibunya,

"Iya sayang sekarang istirahat yaa..."

Kini Luna berbaring sambil tetap memeluk ibunya erat.

-

Sudah sebulan semenjak kejadian di parkiran itu terjadi, Luna sekarang sudah bisa tidur sendiri walau kadang ia masih menangis tapi traumanya sudah berkurang.

Luna yang sebelumnya pendiam menjadi lebih pendiam lagi disekolah, satu hal yang hilang. Senyum manisnya kini Luna menjadi begitu dingin dan jarang bergaul.

Hanya kedua sahabatnya, Keyla dan Cinta lah yang bisa membuatnya tersenyum, bahkan saat bertemu dengsn Deryl Luna lebih sering menunduk dan diam.

Deryl yang juga tau akan keadaan Luna pun selalu mengerti dengan perubahan sikap Luna, tapi ia tetap gigih untuk menyapa dan menemani Luna jika berjalan sendirian di sekolah pikirnya agar Luna merasa aman dan bisa nyaman dengan kehadirannya.

Luna yang diperlakukan seperti itu juga senang karena ada yang menjaganya walau sampai sekarang masih sulit baginya untuk berbicara dengan lelaki manapun.

.
.
.
.
.
.

Aaah teerharu ngeliat ini 😭😭😭, you guys made my day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaah teerharu ngeliat ini 😭😭😭, you guys made my day. Thankyouu soo much yaa

Thankyou for reading 💛

ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang