Engagement (3)

2K 107 10
                                    

Keenan & Tasya

"Kalau ada apa-apa hubungin aku, jangan tanggung sendiri" ucap Tasya tulus dan hanya dibalas anggukan heran dari Keenan, Keenan ngga ingat apa? Pikir Tasya, yah Tasya mengambil kesimpulan Keenan lupa akan kejadian semalam.

Seburuk itukah traumanya? Sampai ia lupa akan kejadian semalam? Pikir Tasya. Entah mengapa ia ingin hadir dalam hidup pria itu dan membawa kebahagian baru baginya, Tasya pun tak mengerti mengapa ia begitu peduli dan sayang dengan pria yang baru ia kenal ini. Seakan ada yang mendorongnya untuk mendampingi pria ini dalam keadaan susah dan senang, mungkin karna kita dijodohin? Pikir Tasya mencoba mencari jawaban dari panggilan hatinya.

Tasya tersenyum ke arah Keenan saat sudah berada didepan pintu apartemen pria itu, "Keenan" panggil Tasya saat ia membalikan badannya menghadap Keenan,

Tasya mengulurkan tangannya dan berjinjit membawa Keenan kedalam pelukan hangatnya, "kalau ada apa-apa hubungin aku, i'll be here" ucap Tasya parau,

Ia melepaskan pelukannya dan tersenyum kembali ke arah Keenan dan berjalan keluar dari apartemen.

Keenan menutup pintu apartemennya dan terdiam mengingat kembali apa yang dikatakan dan dilakukan Tasya tadi, hatinya menghangat mendapat perlakuan tulus dari wanita yang baru ia kenal itu, saat Tasya memeluknya tadi ia bisa merasakan detak jantung keduanya seakan berlomba siapa yang paling cepat berdetak, dengan itu Keenan merasa perlakuan yang Tasya berikan bukan hanya perlakuan saling peduli antar manusia tetapi rasa sayang yang kemungkinan sudah tumbuh dihatinya juga. Keenan tersenyum bahagia, ia akan menyetujui pertunangan ini, sore ini ia akan kerumah orangtuanya dan meminta menyetujui perjodohannya dengan Tasya dan meminta Tasya melakukan yang sama.

Ia belum pernah sebahagia ini bersama seorang kekasih, ingin ia menertawakan dirinya dimasa lampau yang mengatakan akan melajang seumur hidup karna terlalu nyaman dengan diri sendiri. Mana bisa ia melajang selamanya bila ada wanita seindah dan setulus Tasya dihadapannya, ia akan menyesal seumur hidup bila menyia-nyiakan kasih sayang Tasya bila ia tak menyetujui perjodohan ini.

Keenan senyum-senyum sendiri, jantungnya berdegup semakin kencang saat ia membayangakn wajah bahagianya dan Tasya saat nanti resmi tunangan.

Mungkin ini rasanya jika kita bertemu jodoh kita.

-

Drrt Drrt

Keenan mengangkat hpnya dan melihat sang papa tengah menelponnya, baru saja ia akan mengabarkan kepada papa dan mamanya bahwa ia sekarang tengah diperjalanan menuju rumah untuk menyetujui perjodohan.

"Halo pa, Keenan baru mau telfonn loh"

"Oh kenapa nak?" Tanya Malik dengan nada sedih,

"Ada yang mau Keenan bilang tentang tunangan Keenan sama Tasya, papa kenapa kedengeran lesu? Papa sakit?" Tanya Keenan yang bingung dengan nada bicara papanya yang tedengar lemah,

Terdengar hembusan nafas kasar dari seberang "kamu ke rumah sakit **** sekarang" ucap Malik parau,

"Hah siapa yang sakit pa?!? Papa!?! Jangan bilang mama sakit" ucap Keenan yang tiba-tiba khawatir,

"Kamu kesini dulu papa tunggu" ucap Malik dan setelahnya langsung mematikan sambungsn telfon,

Keenan secepat ia bisa melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

-

"Pa?" Keenan mendekati papa dan mamanya yang tengah duduk dengan wajah khawatir di lorong rumah sakit, dan juga ada mertuanya, siapa yang sakit? Pikir Keenan,

"Pa kenapa ini?" Tanya Keenan bingung,

Malik menatapnya prihatin dan mendekati anak tertuanya itu "Tasya... kecelakaan"

Mata Keenan menbulat, kakinya tiba-tiba terasa lemah tak dapat menahan bobot badannya, jantungnya berteriak tidak terima. Dengan wajah penuh kekhawatiran Keenan menatap Malik "dia ngga apa-apa kan pa? Mana Tasya?" Tanya Keenan, ia sendiri bingung mengapa ia setakut dan sepanik ini membayangkan bila dirinya tak pernah lagi bertemu sang pujaan hati.

"Di masih ditangani nak, semoga dia baik-baik saja" Ucap Malik menenangkan anakknya,

Mana bisa ia kehilangan Tasya secepat ini? Baru saja tadi ia dan Tasya berbagi momen berharga di apartemennya, kapan Tasya kecelakaan? Hatinya semakin remuk mengetahui Tasya baru saja pulang beberapa jam yang lalu dari apartemennya, berarti wanita itu mengalami kecelakaan saat hendak kembali, terbesit rasa bersalah dalam hatinya, rasa tak rela kehilangan.

-

"Dok gimana keadaannya?" Tanya Frans dengan nada khawatir,

"Nona Tasya kehabisan cukup banyak darah, untungnya golongan darah nona adalah golongan darah yang umum dan persediaannya masih cukup di rumah sakit ini, sayangnya nona Tasya belum sadarkan diri, untungnya luka ditubuh nona hanya ada beberapa luka ringan sayangnya lengan kirinya harus di gips karena benturan yang mengakibatkan tulangnya patah dan kita belum bisa memastikan keadaannya secara menyeluruh sampai nona Tasya bangun, bisa saja luka di kepalanya meninggalkan trauma bagi otaknya tapi kita belum tau pasti" ucap dokter itu serius,

Frans semakin panik mendengar keadaan sang putri yang bisa saja berada dia antara dua jalur yang sangat berbeda, "oke makasih dok, bisa saya lihat anak saya?"

"Silahkan pak" jawab sang dokter mempersilahkan Frans dan istrinya untuk melihat sang putri "Keenan ayo nak" ucap Frans saat melihat wajah penuh khawatir Keenan.

Hati Keenan semakin remuk saat melihat Tasya didepan matanya yang terlihat lemah tak berdaya dengan mata terpejam, ia hanya berharap Tasya akan membuka matanya secepat mungkin agar ia bisa memberi kabar bahagia mengenai pertunangan mereka kepada Tasya.

"Ayah maafin Keenan, ini semua salah Keenan. Tasya tabrakan setelah kembali dari tempat Keenan" ucap Keenan dengan nada bergetar saat ia dan Frans tengah berdiri didepan brangkar Tasya, matanya berkaca-kaca.

"Kamu tidak ada salah apa-apa nak, ini hanya salah pengemudi ceroboh yang menabrak mobilnya. Ayah tidak menyalahkan kamu sama sekali" ucap Frans sambil menepuk bahu Keenan,

Keenan hanya menatapnya sedih dan meratapi kebodohannya yang tak terpikir untuk mengantar Tasya pulang "sudah Keenan kamu tidak salah lebih baik sekarang kamu duduk dan temani om untuk menunggu Tasya sadar" ucap Frans sambil tersenyum tulus kepada calon suamin anaknya,

"Ada yang harus Keenan bilang yah, Keenan mau menyetujui perjodohan Keenan dan Tasya" ucap Keenan membalas senyuman Frans,

Frans membuang nafas lega "Tasya akan sangat bahagia kalau dia dengar itu nanti" ucapnya setelah kembali menepuk bahu Keenan.

-

"Nak tolong jaga Tasya dan kalau dia bangun langsung hubugi ayah dan bunda" ucap Nadia sembari tersenyum kepada Keenan,

"Iya bunda nanti Keenan kabari" ucap Keenan mengangguk sambil bsngun dari duduknya di tepi brangkar Tasya,

Frans dan Nadia berjalan keluar dari ruang inap Tasya, ini sudah hampir 24 jam dan Tasya belum sadarkan diri, Keenan meminta kedua mertuanya untuk pulang istirahat karena telah melihat raut kecapean dari wajah keduanya. Ia rela tak tidur dan terus menjaga Tasya sampai ia sembuh nanti. Ia hanya ingin Tasya baik-baik saja.

Keenan melayangkan satu kecupan di dahi Tasya dengan lembut " i love you Sya" ucapnya dalam hati takut Tasya takkan pernah mendengarnya mengucapkan kata-kata itu.

.
.
.
.
.
. Apakah ini akan berakhir seperti cerita Dika? Hmm terserah author wkwkwk

Tunggu kelanjutannya ya guys

Thankyou for reading
💛💛💛

ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang