Goodbye (4)

2.9K 101 16
                                    

Dika & Manda

1 jam yang lalu

"Manda kenapa ma?" Tanya Dika panik,

Kamila menceritakan semua dari awal, bagaimana Manda adalah pejuang Leukimia semenjak dua tahun lalu, semenjak penyakit itu menyerannya ia jadi tidak punya semangat sama sekali untuk hidup. Hari-harinya hanya diisi dengan chemotherapy dan melamun sepanjang hari, senyumnya yang biasanya dapat membuat semua orang ikut tersenyum makin jarang ditemukan. Sampai saat dimana Manda bertekad ingin sembuh dan meraih mimpinya untuk menjadi designer, ia bertekad untuk menyelesaikan sekolahnya dan melanjutkan perguruan tinggi di Milan.

Tekad ini berarti ia harus kembali sekolah, orangtuanya awalnya menyarankan untuk homeschool tapi dengan semangat yang Manda punya ia membuktikan kepada kedua orangtuanya bahwa dia dapat melawan penyakit ini dan membuatnya bisa berhenti chemo, keadaan Manda berangsur membaik tapi semua orang tau termasuk Manda, Hanya tinggal menunggu sampai penyakit itu datang kembali. Manda memanfaatkan semua waktunya untuk berjuang keras untuk menggapai mimpinya dan ia semakin bersemangat saat memasuki SMA dan bertemu dengan sang pujaan hati, Dika. Katakanlah itu adalah cinta pada pandangan pertama dan Dika seakan menjadi kekuatan bagi Manda agar bisa terus bertahan. Itulah alasan mengapa ia tak pernah absen bertemu dengan Dika, ia takut jika ia melewati satu hari saja dia akan menyesalinya karena ia tau ia takkan selamanya disini.

Dika mematung tak mau menerima kenyataan pahit ini, sekarang ia paham semua perlakuan dan perkataan Manda. Ia dapat merasakan penyesalan yang amat dalam karena selama kurang lebih satu tahun Manda memperjuangkannya ia selalu merasa terganggu dan mengabaikan Manda, sampai hatinya kini telah luluh dan ia menyesal tak melakukan itu lebih awal.

Disinilah dia sekarang berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit bersama Kamila yang tertinggal jauh di belakang.

Di sisi lain....

"Ma.. Dika udah tau" ucap Manda dengan nada bergetar, ia sengaja ingin merahasiakan semua karena ia tak mau Dika merasa bersalah dan bersedih sendiri. Biarlah jika Dika membencinya selamanya karena tiba-tiba menghilang tanpa kabar, tapi takdir seakan tak membiarkan itu terjadi dan sekarang Manda hanya bisa terdiam dengan dada berdegup kencang takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Dika harus tau sayang, bagaimanapun dia bereaksi nanti mama yakin dia akan tetap sayang sama kamu" ucap Vero lembut sambil menggenggam tangan Manda memberi keyakinan.

-

Ceklek

Dika perlahan membuka gagang pintu salah satu uang VIP rumah sakit, Setengah badannya sudah masuk dan kepalanya bergerak ke sana sini mencari Manda. Tempat tidur kosong, yang ada hanya Vero yang menyadari kedatangannya, Dika berjalan cepat menuju Vero.

"Mah Manda mana?" Tanya Dika sedikit panik,

"Dia lagi di balkon" ucap Vero lembut yang dapat melihat raut kekhawatiran di wajah Dika dengan jelas, Dika pun berjalan membuka pintu balkon.

Yang pertama ia rasakan adalah udara dingin sepoy-sepoy yang menyentuh tubuhnya dan Manda dengan gaun pasien yang tengah memegang rel balkon sambil menghadap ke arah gedung-gedung yang bisa terlihat dari kamarnya.

"Man jangan diluar" ucap Dika melepas jaketnya dan memberinya kepada Manda dan itu membuat Manda terkejut, ia tak mengira Dika akan datang secepat ini.

ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang