5

6.4K 395 12
                                    

Di dalam kamar di sebuah yacht yang sedang berlayar dia membelai rongga mulutku dengan lidahnya yang terasa manis dan segar. Tangan yang semula menekan tengkukku beranjak menarik rambut merahku dari ikatan sehingga helaian-helaian halus tergerai dan membingkai wajahku. Sejenak dia berhenti hanya untuk merangkum wajahku dan memandangiku di dalam kebungkamannya. Tatapan mata hijaunya yang berbeda menyalakan segenap gairah yang telah lama padam di dalam diriku.

Tatum sadarlah, kau ada di sini hanya untuk melayaninya... suara yang muncul di benakku membuat aku kembali sadar dan berusaha untuk tidak terjebak di dalam pesona seorang Gregory Mortimer yang berbahaya.

Tubuh kami sudah sama-sama polos tanpa sehelai benang pun yang menutupi, terkecuali milikku yang masih ditutupi oleh kain renda tipis berwarna putih. Sementara itu Mortimer benar-benar telanjang dengan pusat gairah yang membengkak di antara kedua selangkangannya, aku tidak berani melihat ke bawah sana namun aku dapat merasakan betapa kerasnya Mortimer saat miliknya menyentuh pahaku.

"Sentuh dia" geramnya, memerintah. Kedua bola mataku membesar dan aku menjadi gelagapan, "A-apa?"

Lelaki itu menggertakkan giginya, "I said, touch him!"

Aku tahu 'dia' yang Mortimer maksud adalah miliknya yang membengkak di bawah sana, dan aku harus melaksanakan perintahnya. Dengan ragu kubawa tanganku turun untuk menyentuh ereksinya yang mengeras sempurna, pria itu mengerang dan kembali menciumku.

Meskipun aku tak menginginkan ini tapi tak bisa kupungkiri melihat Mortimer menikmati pijatanku membuatku merasa sedikit bangga kepada diri sendiri. Tanpa aba-aba lelaki itu mendorongku dengan kedua tangannya sehingga tubuhku terjatuh dengan mulus di atas peraduan, dia menggenggam kedua pergelangan kakiku sehingga aku memberanikan diri melihat apa yang ingin dia lakukan.

"I'm gonna kill you tonight, Tatum..."

Dengan mata hijaunya yang menyala-nyala Mortimer menyampirkan kedua tungkaiku di bahunya. Aku meneguk ludah dengan susah payah kemudian memekik saat ia menarikku untuk lebih dekat.

Sialan benda itu ada di sana....aku dapat merasakannya menyentuh pintu masukku yang masih ditutupi oleh selembar renda putih yang tipis.

"I like white on you"

Bunyi robekan kain menyadarkanku. Tulang punggungku terasa ngilu melihat Mortimer menjadi ganas dan mencabik-cabik dalamanku. Aku memejamkan mata berusaha menekan rasa takut yang selama ini kusembunyikan, kau akan baik-baik saja Tatum...semuanya akan baik-baik saja.

"Open your eyes..." bisikan yang membujuk itu dan juga sentuhannya pada tulang pipiku membuatku berani untuk kembali membuka mata dan menatapnya. Ia tidak lagi beringas, sosoknya berubah menjadi sedikit lebih tenang dan penuh perlindungan.

"Jangan takut kepadaku" itulah yang Mortimer katakan sebelum dia menindihku dan mencium bibirku dengan nafasnya yang memburu. Jika ciuman itu bertujuan untuk menyerertku ke dalam kobaran api maka ia berhasil, aku sudah sepenuhnya terbakar dan gairah mengalir deras di dalam nadiku.

Tapi aku adalah seorang Tatum Scott Delaney, wanita malang yang diselimuti oleh seribu ketakutan. Tubuhku tersentak dan tidak menunjukkan penerimaan yang Mortimer inginkan saat ia hendak mendorong miliknya masuk ke dalam celahku. Itu membuatnya berhenti, aku hendak meminta maaf tapi ia lebih dulu menyatukan dahi kami untuk membangun koneksi itu kembali.

"Look at me....deeper" aku menatap sendu ke dalam mata hijaunya, "Look inside my eyes, i never wanted to hurt you, Tatum"

Dan dia berhasil.

Kalimat dan suaranya yang tenang membuatku merasa aman sehingga dengan sendirinya kedua tungkaiku terbuka lebih lebar, membiarkan Mortimer masuk dengan sangat lembut dan menyatu bersamaku. Tak perlu diragukan lagi, dia adalah predator yang baik dalam menjinakkan mangsanya.

Wife For Sale (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang