6

4.3K 380 17
                                    

Kami tiba di Bremerton tiga puluh menit yang lalu dan dijemput oleh seorang sopir yang langsung mengantarkan kami ke hotel. Aku masih belum mengetahui atas tujuan apa Mortimer membawaku ke mari, tampaknya dia punya urusan yang amat penting di sini sebab sejak tadi dia sibuk menerima panggilan masuk. Namun, mengapa ia membawaku ikut serta? Jika bisa memilih  lebih baik aku ditinggal di rumahnya saja.

Walau tak dapat kupungkiri berlayar dengan yacht memang sangat menyenangkan. Perasaanku terasa ringan setelah aku bangun pagi ini dengan menghirup udara laut yang asin dan segar, burung-burung camar terbang begitu dekat dari permukaan laut memberikanku pemandangan yang menakjubkan yang tidak pernah kulihat sebelumnya.

Aku butuh semua itu untuk mengalihkan pikiranku dari malam panas bersama Gregory Mortimer. Malam yang sulit untuk kujabarkan. Berbagai macam emosi tercurahkan dan bercampur aduk ketika aku dan Mortimer menghabiskan malam kami bersama-sama. Aku tidak ingin mengingatnya, aku ingin melupakan malam yang kuhabiskan bersama lelaki itu tapi setiap kali aku memejamkan mata yang muncul di kepalaku adalah manik hijau eksotisnya yang diselimuti gairah, nafasnya yang memburu, dan dadanya yang mengembang setiap kali ia memompa ke dalam tubuhku.

Itu adalah kenikmatan yang nyata yang tidak mampu kuhapus dari ingatanku.

Bahkan sentuhan dari telapaknya yang kasar masih membekas di sekujur tubuhku. Belum lagi tiga jemarinya yang mengacak-acak pusat gairahku, oh Tuhan.....bantu aku melupakan semua itu.

Aku pikir gairahku sudah mati. Aku pikir sentuhan Mortimer tidak akan mempengaruhiku, namun yang terjadi tubuhku malah luluh lantak di bawah sentuhannya. Lelaki itu punya sisi dominan yang sangat kuat, dia suka mengendalikan lawan jenisnya. Aku ingat betapa tidak berdayanya aku kemarin malam saat Mortimer berhasil memegang kendali penuh atas diriku, bukan hanya tubuhku tapi ia juga berhasil menjinakkan hatiku yang terus menerus menolaknya.

Bohong jika aku tidak terbawa perasaan mengingat percintaan kami kemarin malam, sebab percintaan itu terlalu erotis untuk kuabaikan. Perlakuan Mortimer kepadaku setelah kami bercinta juga cukup membuatku merasa terharu, dia membawaku ke dalam pelukannya sehingga aku terlelap pulas dan puas di dadanya. Dave tidak pernah memperlakukanku semanis itu, setelah dia puas dengan diriku dia akan meninggalkanku begitu saja, bahkan tak jarang ia pergi keluar untuk minum bersama teman-temannya. Oke, aku tidak boleh mengingat hal itu lagi sebab Dave sudah berjanji untuk berubah.

"Sarapan?" suara berat Mortimer membuat kesadaranku kembali berpjiak di bumi. Lelaki itu menghampiriku dengan satu baki berisi semangkuk oatmeal almond dan berry, tiga lembar pancake, dan juga segelas susu hangat. Dia meletakannya tepat di hadapanku lalu berkata, "Kau harus menghabiskan semuanya"

Oh wow, aku tidak punya lambung yang cukup untuk menampung semua makanan ini.

Ponsel Mortimer berdering sebelum aku dapat protes, ia pergi menuju ke balkon untuk menjawab panggilan itu. Menghembuskan nafas pasrah aku mulai menyantap sarapanku.

Perutku sudah sangat penuh saat aku hampir menghabiskan setengah dari oatmealku, pancake sudah kuhabiskan lebih dulu. Tidak ingin mati kekenyangan, aku pun memilih untuk berhenti.

"Mengapa tidak dihabiskan?" Mortimer kembali dan suaranya terdengar kesal saat ia berbicara kepadaku.

"A-aku sudah kenyang" jawabku, gugup.

Lelaki itu menghembuskan nafas pelan lalu berkata, "Sekarang istirahatlah, nanti malam kau akan pergi bersamaku"

Aku ikut? Tapi aku pikir nanti malam dia akan menghadiri acara yang cukup penting. Aku sempat mencuri dengar sedikit obrolannya di telepon beberapa menit yang lalu. Oh, itu bukan urusanmu Tatum. Tugasmu di sini hanyalah menuruti keinginan Mortimer dan melakukan apa pun yang ia perintahkan kepadamu! Benakku berbisik.

Wife For Sale (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang