•
••
•"Kalian pilih ikut dengan Otou-san atau Okaa-san."
Seorang gadis kecil berusia sembilan tahun terpaku bingung pada pertanyaan dari kedua orangtuanya. Mata cantiknya mulai basah, bibirnya bergetar menahan tangis. Di sebelahnya ada seorang bocah laki-laki yang tampak lebih tua darinya sama-sama merasa tertekan.
"Aku akan membawa Mika-chan bersamaku," teriak sang ibu menuntut meskipun dia terlihat takut.
"Baiklah, kalau begitu Tora akan tetap bersamaku," ujar sang ayah kemudian segera memasukkan barang-barang milik ibunya dan milik gadis kecil itu ke dalam koper.
Koper itu dilemparkan kepada sang ibu. Bunyi lemparannya membuat gadis itu tak kuasa menahan tangis, begitu pun bocah laki-laki di sebelahnya.
"Jangan menangis! Berisik!" Teriak sang ayah yang justru menambah volume tangisan dua anak kecil itu. "Cepat pergi dari sini!"
Sang ibu mengambil koper yang dilemparkan orang yang akan menjadi mantan suaminya sambil menangis. Dia kemudian menggandeng anak perempuannya, berniat untuk mengajaknya pergi. Namun anak itu menolak bergerak.
"Okaa-san, kita akan kemana? Aniki ikut dengan kita kan?" gadis itu bertanya penuh harap.
"Tidak, Mika-chan, aniki mu akan bersama dengan otou-san. Ayo, Mika-chan pergi bersama okaa-aan."
Gadis kecil kecil itu menggelengkan kepalanya dengan keras. "Tidak mau. Aniki harus ikut. Ayo, aniki, ikut bersamaku."
"Tidak, Mika. Kita tidak bisa mengajak Tora. Ayo, nak." Sang ibu terus membujuk.
"Aniki, ayo ikut denganku." Ucap gadis kecil itu sambil berusaha menarik tangan kakaknya.
Melihat anak perempuan tidak bisa diajak bekerjasama, sang ibu segera menggendong anaknya dan membawa pergi dengan paksa.
"Anikiiiiii! Aku mau sama aniki."
"Anikiiiiii!"
Sepanjang jalan gadis kecil itu terus menerus berteriak sambil menangis sesenggukan. Namun sang ibu tidak menggubrisnya, hanya sibuk melamun sambil menangis sendiri.
...
Sudah tiga tahun berlalu semenjak perpisahan itu. Kehidupan gadis kecil itu telah berubah sangat drastis.
Dulu sang ibu membawanya ke luar negeri setelah resmi bercerai dengan ayahnya. Negara tempatnya tinggal berada di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
Hanemiya Kazumika, gadis berambut hitam dengan wajah khas Jepang kini tinggal di sebuah tempat sederhana yang dibeli ibunya dulu.
Hidup Kazumika berbeda. Dia kini sendirian di negara asing tanpa kerabat.
Ibunya sudah mati bunuh diri dua tahun yang lalu meninggalkan Kazumika yang saat itu berusia sepuluh tahun sendirian.
Sebenarnya setelah kematian ibunya dulu, pemerintah setempat menawarkan Kazumika tinggal di panti asuhan. Namun gadis itu menolak.
Dia bertahan hidup dengan bekerja paruh waktu di restoran kecil milik tetangga dekat rumahnya karena sang tetangga prihatin padanya. Pekerjaannya pun sederhana. Hanya mencuci piring dan sesekali membantu koki. Karena hal itulah Keisya menjadi pintar memasak.
Selain bekerja di sana, Kazumika juga mencari uang dengan memanfaatkan keahliannya membuat komik dan juga membuat desain busana.
Uang yang didapatkan Kazumika dari semua itu dikumpulkan. Dia membatasi semua pengeluarannya dengan sangat ketat hanya dengan satu tujuan. Kembali ke Jepang.
Kazumika sangat merindukan kakaknya, Hanemiya Kazutora. Entah bagaimana kabar kakaknya sekarang, dia tidak tahu.
Sekarang setelah tiga tahun berpisah, kakaknya sudah berusia tiga belas tahun, harusnya sekarang kelas dua SMP.
Kazumika sendiri sekarang akan memulai tahun pertamanya di SMP. Lebih tepatnya SMP Shibuya di Jepang.
Hal itu bisa terjadi karena sejak dua tahun terakhir dia aktif mengikuti berita beasiswa sekolah di Jepang. Beruntung sekali dengan kepintaran dan prestasinya selama bersekolah membuatnya berhasil mendapat beasiswa sekolah SMP di Shibuya, Jepang.
Tepatnya seminggu lagi dia akan berangkat ke Jepang. Itu adalah sesuatu yang selama ini dia tunggu-tunggu. Saat-saat dia akan segera bisa bertemu kakaknya lagi. Kazumika tidak bisa berhenti merasa antusias menantikan pertemuan itu.
Seminggu ini dia dihabiskan dengan mengurus hal-hal yang harus diselesaikan sebelum dia pergi. Terutama mengenai rumah.
Dengan bantuan kenalannya, Kazumika dapat menjual rumah peninggalan ibunya dengan cepat. Meski agak enggan menjualnya karena rumah ini adalah tempat di mana saat terakhir dia menghabiskan waktu dengan sang ibu. Namun dia tetap melakukannya karena toh dia tidak punya siapa-siapa di sini.
Uang hasil penjualan rumah itu lumayan untuk membeli apartemen di Jepang nanti. Ya meski selama tiga tahun ke depan, apartemen akan diakomodasi dari fasilitas beasiswa. Namun, Kazumika berencana membeli apartemennya sendiri dalam tiga tahun ke depan.
Setelah satu minggu yang sibuk, Kazumika akhirnya sampai pada hari yang dia tunggu.
Memandangi bandara di depannya, Kazumika mengungkapkan rasa syukur.
"Terima kasih untuk Indonesia yang telah menemaniku di saat-saat terburukku. Di sini seperti rumah kedua bagiku. Suatu saat nanti aku pasti akan datang ke sini lagi. Sayonara, Indonesia."
~•••~
Hola-hola, haiiiiiiii.
Gue bikinin cerita tentang adiknya Kazutora nih. Sorry ya gue gak terlalu suka sama penggunaan (name)/ (y/n). Menurut gue ribet bacanya hehe... Kalo pake name masih mending sih gue manggilnya, klo yn aneh aja. Hehe ... Gue lebih suka nama langsung hehe ...Selera orang beda-beda, harap maklum yok... Yang penting semoga kalian suka dengan ceritanya.
Cerita ini berfokus pada karakter bernama Hanemiya Kazumika yang merupakan karakter buatanku.
Semua karakter milik Ken Wakui kecuali Kazumika.
Alur campuran dari plot asli. Tapi tidak terlalu asli.
Gambar di dapat dari Pinterest.
Oke sekian dan terima kasih🙏🙏🙏
Semoga menikmati.Saran dan Kritikan di tunggu di kolom komentar.
Kalau suka mohon di vote...
See you minna...

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanemiya
FanfictionHanemiya Kazumika, adik dari Hanemiya Kazutora harus menjalani hidupnya dengan keras semenjak perceraian kedua orangtuanya yang memisahkan dia dengan kakaknya. Ketika dia bertemu kakaknya pun dia harus menerima kenyataan dari pengalaman pelik kakakn...