[spesial! tapi bukan martabak] hari Juna menua

238 63 37
                                    

Caution!!!
no narasi. cuma dialog dan penggalan chat.
Gasuka? Boleh skip.
Tapi, sayang lho kalo di-skip.

________________

Juna
Happy birthday for me!

Bianca
Lo waras?

Juna
Eh, masih bangun ternyata? Ngapain tengah malem masih bangun?

Bianca
Jadwal ronda.

Ngerjain tugas lah!

Juna
Gue kira siap-siap ngerangkai ucapan ultah buat gue.

Bianca
Idih. Pede amat lo.

Lagian lo ngapain tengah malem nge-chat?  kayak yang gak punya etika aja.

Juna
Gapapa, kan bukan nge-chat dosen.

Gue ini tengah malem lagi nunggu ada yang ngucapin.

Bianca
Terus?

Juna
Tapi gak ada, padahal gue punya pacar.

Bianca
Heh inget, ya, bahlul! Kita pacaran boongan. Jadi, emang harus banget gitu?

Kalo mau, ya, sama Kak Rina aja sana!

Juna
Idih ogah.

Bianca
Bukannya tahun kemaren dia juga surprise-in lo?

Mumpung dia juga masih ngejar lo, minta surprise aja sana.

Juna
Kenapa, sih, Karina mulu?

Bukannya lo tahu, gue gak suka? Gue ngejalanin rencana ini sama lo buat jauhin Karina.

Bianca
Lah, kok, lo yang sewot?

Juna
Emang lo tahu gue sewot?

Juna is calling...

"Hm?"

"Gitu amat jawabannya."

"Lah, lo, juga, kan, nggak salam."

"Ya, dari lo salamnya."

"Ck, males. Jadi, ngapain lo nelepon?"

"Nemenin lo nugas kalo gitu."

"Idih. Gak perlu, dah kelar. Mau tidur."

"Telat, dong, nemeninnya?"

"Sumpah! Cringe banget, sih, lo, akhir-akhir ini. Untung gue kebal sama buaya macam lo."

"Gue manusia."

"Ya. Seperempat manusia, seperempat rubah, setengah buaya."

"Buset. Ngeri nggak, sih, kalo bener gitu?"

"Bayangin aja sendiri."

"Lah, lo yang ngomong."

"Gak tahu, ah. Capek ngomong sama lo. Ngalor-ngidul."

"Tapi seru, 'kan?"

"Seru jidat lo! Yang ada lama-lama hipertensi."

"Kayak emak-emak aja."

"Jadi, mana ucapan selamat buat gue?"

"Hah … masih aja. HBD WYATB."

"Gitu doang?"

"Apa lagi?"

"Do'a?"

"Udah dalem hati tadi. Lo tinggal bilang aamiin aja."

"Aamiin."

"Sip. Dah, ya, gue mau ngebo dulu. Ditunggu pajak ultahnya."

"Nggak kebalik? Gue yang harusnya ditraktir. Ya, udah, iya, dah."

"Asyik."

"Berarti bulan depan lo juga gitu ke gue."

"Nggak. Lo juga yang harus traktir gue, kan, gue yang ultah."

"Dih, maen licik."

"Gapapa, wleee. Dah, ah, besok—eh maksudnya siang gue nguli plus nagih pajak."

"Mentang-mentang anak manajemen, maennya pajak."

"Hm, dah."

Call ended.

Call ended

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mampus. Salah kirim foto. HP gue yang error atau jari gue yang licin?"

Mungkin itu kehendak Tuhan.[]

_____________

Yupp. Ini special chapter karena hari Juna brojol, Yeonjun yang asli maksudnya. Jadi, sekalian aja samain ultahnya. Harusnya ini masuk bagian intermezzo, yak? Yauda gapapa lah. Eh, maaf ya kalo gasuka.
Bacanya pusing ga sih?

Alright, intinya. Happy brojol ayangie /plak/ maksudnya hepibidiiii Kak Juna (ʃƪ^3^)

C u on Wednesday~

—130921, ara

Sweet Plan [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang