Pagi ini ketika Rosa memasuki area dapur hidungnya mengendus wangi makanan yang sangat wangi
Tapi matanya terkejut ketika mendapati Adellia yang sudah berada di dapur dengan celemek di tubuhnya
"Dellia, kok pagi-pagi kamu udah ada di sini?" sapa Rosa membuat Dellia menoleh ke belakang
Gadis itu tersenyum saat mendapati Mama mertuanya sudah duduk di meja makan sambil memperhatikannya
"Ah, Mama udah bangun" sapanya
"Maaf nyonya tadi bibi udah larang non Dellia supaya tidak di sini, tapi non Dellia tetap ingin memasak" tiba-tiba saja Bi Asih datang dengan raut wajah khawatir
Takut kena marah majikannya karena mendapati Dellia pagi-pagi seperti ini sudah berada di dapur untuk memasak nasi goreng
"Biii, Dellia nggak apa-apa" gadis itu menatap Bi Asih dengan tawa ringan
Lalu kini matanya menatap Rosa "Ma, Dellia nggak apa-apa kan masak di rumah ini?" Tanyanya memastikan
Rosa tersenyum hangat"Terserah kamu mau ngelakuin apa aja, tapi jangan bikin diri kamu capek" ucap Rosa khawatir
Kepala Dellia menggeleng cepat "Nggak kok Ma, Dellia seneng malah bisa bantuin Bi Asih sama mbak Mela"
Mata Dellia tiba-tiba tertuju ke arah pintu masuk dapur, mendapati Agam yang sudah siap dengan setelan kantornya
Agam tidak sendiri ia datang dengan Puspa, matanya tidak lepas dari pergerakan Agam sampai laki-laki itu duduk di kursi meja makan
Tidak berselang lama Widjaya, dan Bima suami Febi lalu Sesil yang di gandeng tangannya datang kompak bersamaan
"Wahhh, wangi banget. Lagi masak apa Bi?" Tanya Sesil antusias
Di wajah Dellia tergurat kekecewaan ketika melihat pakaian Agam. Sebelum turun Dellia inisiatif menyiapkan pakaian untuk suaminya itu
Tapi sepertinya hari ini laki-laki itu memakai pakaian pilihannya
Dalam hati Dellia berkata. Tidak apa-apa Dell
"Hari ini yang masak kak Dellia non Sesil" jawab mbak Mela dengan kedua tangannya yang menyiapkan beberapa minuman kesukaan keluarga Widjaya yang harus tersaji di meja ketika sarapan pagi
Mbak Mela menaruh susu rasa strawberry di depan Sesil, gadis itu sudah rapih dengan baju seragam putih birunya
Lalu menyimpan dua kopi hitam milik Widjaya dan Bima di masing-masing tempat mereka
Agam tidak terlalu sering meminum kopi, jika ia ingin ia akan memintanya saat itu juga
Setelah menuangkan nasi goreng di wadah yang sudah di siapkan oleh Bi Asih, Dellia pun menyimpannya di meja. Ada juga telor dadar, ayam goreng, dan satu telor mata sapi kesukaan Sesil. Adellia tahu hal itu ketika Bi Asih yang memberitahunya, ia bersyukur bahwa Bi Asih dan mbak Mela membantunya dengan baik
"Kok kamu yang masak sih Del?" Tanya Puspa kepada Dellia yang sedang mencopot celemek di tubuhnya
"Nggak apa-apa, Dellia cuma bantu Bi Asih sama mbak Mela Oma" Dellia tersenyum kepada Puspa
Agam sama sekali tidak menatapnya, tapi laki-laki itu sesekali melihat Dellia ketika gadis itu sedang berpaling.
Curi-curi pandang si Agam ini, haha
"Febi nggak sarapan bareng kita Bim?" Tanya Rosa ketika Putri pertamanya itu tidak terlihat
"Zara belum bangun Ma, katanya dia nanti aja"
Rosa pun mengangguk mendapati jawaban dari Bima
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love
RomanceAgam bukanlah tipikal cowok yang sangat ketus. Agam juga bukan cowok yang terlalu jahat kepada wanita Tapi ketika keluarganya memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis yang tidak ia kenal, sifatnya kembali dingin, ketus, bahkan ia harus tidak punya...