"Permisi!"
Tangannya kembali menekan bel yang berada di samping pintu, menunggu tuan rumah membukakan pintu yang begitu mewah itu
"Iya, dengan siapa?" Tanya seorang wanita paruhbaya dengan kisaran umur lima puluh tahunan. Sepertinya dia seorang pembantu di rumah ini, terlihat dari pakaiannya yang sangat sederhana, hanya berpakaian daster sebagaimana seorang pembantu biasanya
"Saya Adellia Bu, mau bertemu dengan Ibu Puspa"
Adellia Putri, gadis itu berumur 19 tahun dia salah satu pegawai di tempat toko kue milik Puspa, seorang wanita yang sudah menginjak umur 62 tahun itu masih memiliki tempat usaha yang di tekuninya, toko kuenya saja cukup besar dengan 6 pegawai di dalamnya, termasuk Adellia
"Oh non Adellia, silahkan masuk non. Sudah di tunggu nyonya" pembantu itu membukakan pintunya sedikit lebar, memberi akses Adellia untuk masuk
"Makasih Bu" ucap Adellia atau yang kerap di panggil Dellia
"Sama-sama non. Mari saya antar" setelah menutup kembali pintu, Bi Asih mengantar Adellia ke tempat yang sudah Puspa tunggu
"Silahkan non" tangan Bi Asih menjulur ke depan, menandakan ia sudah sampai mengantarkan Adellia ke ruang tamu yang sangat luas itu
Kepala Adellia mengangguk sungkan dan berterimakasih "Makasih Bu"
"Jangan panggil Bu, panggil bibi aja" ucap Bi Asih dengan tersenyum "Mari non, saya mau ke belakang lagi"
"Iya Bi, sekali lagi terimakasih" Adellia tersenyum sebelum kembali menoleh ke arah ruang tamu yang sudah di tunggu keluarga dari Puspa
Jantungnya kembali berdetak seperti saat dia di perjalanan mau ke sini.
Entah kenapa dirinya di undang oleh Puspa ke rumah besarnya ini. Ia sempat berpikir apakah dirinya mempunyai salah terhadap Puspa, tapi jika pun ada pasti akan menegurnya di tempat ia bekerja
"Dellia, sini!" Panggilan Puspa dengan melambaikan tangan lalu menepuk sofa di sebelahnya, agar Adellia duduk di sampingnya
"Iya Bu" Adellia pun berjalan ke arah mereka yang sudah memperhatikan Adellia sedari tadi, lalu duduk di sebelah Puspa
"Dellia kenal anak Ibu kan, yang ini" tangan Puspa menunjuk anak perempuannya, yang duduk di hadapan Puspa dan Adellia
Adellia menatapnya lalu tersenyum yang di balas senyum lagi oleh Rosa, anak pertama puspa
"Iya Bu, saya mengenalnya"
"Di sebelahnya, dia suaminya" ucap Puspa seakan sedang memperkenal keluarganya terhadap orang baru. Padahal Adellia sudah mengenal semua keluarga Puspa, karena memang sesekali salah satu dari mereka ke tempat toko kue milik Puspa
"Dan ini cucu kedua saya, dan anak kedua dari Rosa"
Adellia mengangguk setelah melihat laki-laki yang memakai setelan kantor, laki-laki itu memakai kemeja putih dengan lengannya yang di gulung sampai siku, dan dengan dasi yang sudah sedikit melonggar. Jasnya tersampir di pinggiran sofa yang berwarna hitam sepadan dengan celana bahannya
Laki-laki itu tidak membalas senyuman Adellia seperti yang lainnya, malah membalasnya dengan wajah seperti jengah
Tapi memang yang Adellia kenal, bahwa laki-laki yang sudah ia tahu namanya itu memang sedikit dingin terhadap orang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love
RomanceAgam bukanlah tipikal cowok yang sangat ketus. Agam juga bukan cowok yang terlalu jahat kepada wanita Tapi ketika keluarganya memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis yang tidak ia kenal, sifatnya kembali dingin, ketus, bahkan ia harus tidak punya...