Siang ini Dellia asik mengobrol dengan Febi, sesekali menggendong Zara untuk ia ciumi pipinya yang lembut
Dellia tidak ada pekerjaan lain lagi, ia bahkan sudah berhenti dari toko roti milik Puspa, Puspa yang memintanya untuk berhenti
Jika saja kemarin-kemarin Agam tidak memberinya kartu ATM dan memberitahu bahwa keperluan keluarga Adellia di tanggung oleh Agam, ia akan bersikeras untuk tetap bekerja
Namun setelah Puspa yang meminta untuk berhenti, malamnya pun Agam meminta hal sama persis seperti Puspa
Apalagi dengan sodoran satu ATM kepada Dellia, laki-laki itu berkata
"Ini untuk keperluan kamu. Saya akan mentransfer setiap bulannya"
Ketika bibirnya akan berbicara dan menolak pemberian Agam, laki-laki itu kembali berbicara
"Keluarga kamu juga sudah saya transfer, setiap bulannya pun akan saya transfer"
"Saya tidak suka penolakan!" Ucapnya seperti tak terbantah
Dellia kadang merasa bosan kalau tidak melakukan hal apapun. Tapi sesekali ia akan membantu para pekerja di rumah ini, walau mereka menolak keras bantuan Dellia
"Del, kayaknya kakak kebelet deh. Titip Zara dulu ya"
Mendapati anggukan dari Dellia, wanita berkepala tiga itu pun melarikan diri dari hadapan Dellia, karena perutnya terasa sembelit
"Kita keluar yu, cari angin" Dellia memangku Zara yang sedang anteng dengan mainan gigitannya
Rumah besar ini sangat sepi ketika orang-orang di rumah ini memiliki kepentingan masing-masing
Rosa, Mama mertuanya itu pergi ke butik miliknya. Dellia juga tahu butik milik Mama mertuanya itu sangat besar dengan baju-bajunya yang sangat berkualitas
Kalau Puspa, sang nenek itu pergi ke toko kuenya. Sudah lama ia tidak mengecek toko miliknya sejak di hari pertama Adellia di undang ke rumah ini
Sedangka Sesil, gadis itu belum pulang juga. Mungkin ada kelas tambahan, gadis itu sering mengeluh karena setelah pulang sekolah ia harus pergi untuk les beberapa mata pelajaran
Jadi hanya dirinya, Febi dan Zara di rumah ini selain para pekerja rumah
Dellia membawa Zara keluar. Hanya jalan-jalan di teras dengan mondar-mandir untuk mendapatkan angin
Melihat mobil yang ia ketahui memasuki area rumah milik Widjaya, Dellia menatap mobil itu terus menerus
Itu mobil milik suaminya, kenapa suaminya pulang di siang hari begini?
Ini masih pukul satu siang
"Oma!" Sapa Dellia ketika pintu mobil sebelah kiri terbuka dan menampilkan Puspa, lalu di ikuti Agam yang keluar dari bagian pengemudi
"Oma kok bisa barengan sama mas Agam?" Tanya Dellia penasaran
Agam menggulung lengan kemeja merah maroonnya, laki-laki itu menerobos masuk begitu saja. Sepertinya sedang terburu-buru
"Kebetulan Agam pulang dulu" jawab Puspa, tangannya menyentuh pipi lembut Zara
"Hallo cantiknya Oma" begitu sapa Puspa ketika melihat Zara di pangkuan Dellia
"Kamu udah cocok banget gendong bayi gini" gurau Puspa sambil mengajak Dellia masuk
"Oma bisa aja" yang di balas tawa ringan gadis itu
"Febi kemana Del?" Puspa menaruh paper bag berwarna coklat muda di meja ruang tengah
"Lagi kebelet, jadi titipin Zara ke Dellia dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love
RomanceAgam bukanlah tipikal cowok yang sangat ketus. Agam juga bukan cowok yang terlalu jahat kepada wanita Tapi ketika keluarganya memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis yang tidak ia kenal, sifatnya kembali dingin, ketus, bahkan ia harus tidak punya...