Setelah satu bulan lebih tinggal di sini rasanya Dellia merasa kurang berolahraga
Badannya sedikit kaku karena ketika Dellia ingin membantu para pekerja pun mereka dengan keras menolak bantuan Dellia
Pagi ini Dellia bangun pagi-pagi meningkat janjinya kepada Sesil semalam
Setelah mengganti pakaiannya dengan legging hitam sebatas lutut dan juga kaos putih yang longgar di tubuhnya, Dellia tiba-tiba mengingat sesuatu
Melihat Agam yang sudah duduk di single sofa di ruang televisi lengkap dengan pakaian olahraganya sesegera mungkin Dellia menghampiri Agam sebelum Sesil datang
Semalam Sesil mengajak kakak laki-lakinya itu untuk joging di pagi hari, mungkin karena hari ini adalah hari weekend juga, jadi anak itu mengajak kakaknya untuk berolahraga, karena katanya sudah lama tidak olahraga dengan Agam dan turut memaksa Dellia juga untuk ikut
"Mas!"
Agam menoleh ketika melihat Dellia datang memanggil dirinya
"Aku kayaknya nggak jadi ikut joging" ucap gadis itu hati-hati
"Kenapa?" Tatapan Agam kembali melihat layar televisi yang sedang menyala
"Mmm, sejak aku ke sini, aku nggak bawa satu pun sepatu" dengan suara kecil dan juga rasa malu Adellia tetap mengutarakannya
"Aku nggak punya sepatu" lanjut gadis itu ketika mata Agam menatap dirinya yang masih berdiri di samping sofa yang Agam duduki
"Pinjam punya kak Febi" perkataannya yang begitu simple dari mulut suaminya membuat matanya melotot
"Nggak deh, aku mending nggak ikut aja" jawabnya dengan lemas
"Yaudah bilang langsung ke Sesil kalau gitu"
Lagi-lagi mata Adellia melotot, ia tidak yakin Sesil akan baik-baik aja kalau dirinya mengcancle ajakan gadis itu
Mendengar nafas gusar istrinya Agam bangun, menarik telapak tangan istrinya agar ikut dengan dirinya
"Mas, kita mau ke mana?" Tanya Dellia heran
Tidak mendapat jawaban, Dellia mengikuti langkah kaki suaminya. Mata Dellia tidak bisa lepas dari tangannya yang di cekal laki-laki itu
Hanya tangannya di pegang saja oleh Agam sudah membuatnya dag-dig-dug tidak karuan
Melihat kamar Febi adalah tujuan suaminya, tangan satunya milik Dellia menahan laki-laki itu
"Kita... mau apa ke kamar ka Febi?"
Febi sudah pulang dari seminggu yang lalu ke rumahnya yang ada di Bandung
Saat membuka pintu kamar milik kakaknya, Agam menyuruh Dellia duduk di tepian kasur, sedangkan gadis itu sedang heran melihat suaminya mengambil sesuatu di atas lemari
Suaminya kembali dari lemari milik Febi dengan satu kotak yang entah isinya apa, Dellia tidak yakin
"Ukuran kamu 38 kan?"
"Hah?"
Adellia tidak paham dengan pertanyaan Agam, tapi lagi-lagi Agam tidak bersuara
Laki-laki itu lantas membuka kotak tersebut, terlihatlah sepatu converse putih
"Mas, nggak usah deh" tolak Dellia yang kini sudah tahu apa maksud suaminya tadi
Melihat Agam jongkok di bawah kakinya, Dellia justru merasa kaget, apalagi dengan 'paksa' laki-laki itu memakaikan sepatu milik Febi di kakinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Give love
RomanceAgam bukanlah tipikal cowok yang sangat ketus. Agam juga bukan cowok yang terlalu jahat kepada wanita Tapi ketika keluarganya memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis yang tidak ia kenal, sifatnya kembali dingin, ketus, bahkan ia harus tidak punya...