9. Kabar

22 0 0
                                    

Setelah dua hari Agam pergi untuk ke Palembang, rasanya Dellia merasa kesepian, jujur ia sudah terbiasa dengan Agam, menyukai ha-hal dari laki-laki itu walau masih tidak banyak perhatian kepadanya

Dari awal ia bekerja dan mengetahui Agam adalah salah satu cucu dari Puspa, Dellia sudah menyukai sosok laki-laki itu. Agam itu sangat terlihat sempurna, gadis mana yang tidak menyukai sosok Agam. Hanya saja rasa sukanya hanya sebatas suka sebagai secret admire karena ia tahu dulu sering mendengar bahwa Agam sudah mempunyai kekasih

Sudah lama juga hubungan keduanya terjalin, Dellia juga dulu selalu merasa insecure kenapa harus menyukai sosok Agam kalau dirinya saja hanya sebatas pegawai di usaha milik keluarganya, kalau di bandingankan dengan Resya yang berstatus seorang model terkenal dan di bandingankan dengan Dellia, Dellia tidak ada apa-apanya dengan sosok Resya, jauh sekali perbandingannya seperti bumi dan langit

Siapa yang tidak mengenal Resya, salah satu model yang terkenal di ibu kota, dengan facenya yang sangat di agung-agungkan oleh orang-orang dan juga body-nya yang sangat di dambakan oleh kebanyakan perempuan adalah poin plus untuk Agam miliki, mungkin laki-laki itu merasa sangat bangga dengan sosok Resya Terena

Tapi kepergian perempuan itu selalu di pertanyakan, kemana dia? Kemana model cantik itu?

Tapi akhirnya Agam seperti menyerah, tidak ada jejak apa-apa dari kepergian Resya yang terlalu tiba-tiba, ia hanya butuh menunggu dia pulang, jika perempuan itu memang berniat pulang kepadanya

Siang ini Dellia hanya tengkurap di atas tempat tidur dengan sebuah buku novel yang sedang ia baca

Saat Agam mengajaknya keluar ternyata laki-laki itu mengajak dirinya ke sebuah toko buku bernama Gramedia untuk membujuk adik perempuannya yang sudah laki-laki itu marahi sampai gadis itu menangis

Waktu siang itu

"Kamu mau beli apa?" Tanyanya kepada Dellia

Sebenarnya buku novel adalah salah satu kesukaannya, sejak SMA ia sering membaca sebuah buku cerita fiksi, tapi setelah benar-benar lulus dari sekolahnya ia merasa harus mengurangi hobby membacanya itu, Dellia harus fokus dengan pekerjaannya

Keduanya berjalan pelan di lorong panjang rak-rak buku, mengikuti langkah Sesil yang sedang mengamati beberapa komik keluaran terbaru

"Kamu suka baca buku?" Tanya Agam lagi ketika tidak mendapatkan jawaban dari Adellia yang berjalan sejajar di sampingnya

"Suka, tapi kayaknya nggak perlu beli deh" sahut gadis itu yang kembali melihat judul-judul buku di rak yang berjajar saat mereka lewati

"Sesil!" Gadis yang sedang membuka lembar komik di tangannya menoleh kepada sang kakak dari jaraknya yang sedikit lebih jauh

Gadis itu berlari untuk menghampirinya

"Kamu cari komik yang kamu mau, kalau udah ketemu kamu tunggu di sana, bisa?" Tunjuk Agam ke sofa tempat membaca khusus anak-anak, bahkan beberapa boneka dengan warna-warna yang random di pajang di sana

"Siap!!" Jawab gadis itu dengan tangannya yang memberi hormat seperti saat upacara kepada bendera

"Kakak tinggal dulu" sebelum melangkahkan kakinya sejenak tangan Agam mengusap lembut rambut Sesil, lalu berpindah untuk menggandeng tangan Dellia yang sedari tadi diam di sampingnya

Laki-laki itu membawa Dellia ke rak buku yang penuh dengan novel dengan judul berbeda-beda dan gandre yang berbeda pula

"Biasanya gadis seusia kamu suka dengan buku kayak gini" langkah keduanya berhenti, tangan laki-laki itu mengambil salah satu novel paling atas dengan judul 'Invalidite' dan membaca tulisan di belakang buku itu

Give loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang