1. Teman

4.4K 394 126
                                    

.
.
.

"Sasuke tunggu!"

Dengan napas terengah Hinata berhasil mengejar Sasuke yang beberapa saat lalu telah meninggalkan gerbang desa. Sasuke akan pergi lagi dari Konoha untuk melanjutkan perjalanan penebusan dosanya dan Hinata tidak menyukai gagasan itu.

Setelah apa yang sudah mereka lalui, ternyata Sasuke tetap tak mau menjadi temannya hingga memutuskan kembali pergi. Hinata benar-benar sedih, jadi mungkin ini menjadi kesempatan terakhirnya untuk menahan Uchiha terakhir itu.

"Kau akan tetap pergi?"

Sasuke yang mendengar dan merasakan kehadiran Hinata di belakangnya terhenti. Ia menghela napas.

"Pulanglah, aku tidak akan mengubah keputusanku."

"Ternyata benar Sasuke-kun membenciku." ucapan sedih Hinata membuat Sasuke berbalik dan menatap gadis itu.

"Aku tidak membencimu." kelemahan Sasuke ternyata masihlah mata Hinata yang berkaca-kaca.

"Kalau begitu kenapa pergi? Sasuke-kun pergi karena aku memaksamu untuk jadi temanku kan?"

"Iya. Karena aku tidak mau jadi temanmu!" Sasuke jadi ikut tersulut emosi, lagi-lagi Hinata berbicara soal pertemanan.

"Tuh kan? Sasuke-kun membenciku!" Hinata berteriak.

Ia tidak habis pikir kenapa Sasuke sulit sekali menerima pertemanan darinya. Hanya Sasuke satu-satunya di rookie-12 yang tidak dekat dengannya dan setelah hubungan mereka menjadi sangat akrab bahkan seperti Kiba dan Shino, Sasuke malah bilang tidak mau jadi temannya.

Hinata kira hubungan mereka istimewa, tapi ternyata Sasuke membencinya.

Sasuke menghembuskan napas kasar. Hilang sudah kesabarannya. Harus berapa kali ia katakan jika dia sama sekali tidak membenci gadis itu?

"Aku tidak membencimu, Hinata."

Hinata mencoba menenangkan diri. Meski perasaannya campur aduk memikirkan jika Sasuke tidak pernah menganggapnya teman meski berkali-kali bilang dia tidak membencinya.

"Bagaimana dengan Naruto-kun dan Sakura-chan? Mereka pasti akan sedih." suaranya sedikit tercekat ketika menyebut dua nama temannya itu. Hinata juga tidak mengerti, hanya rasanya sedikit tidak nyaman.

Sasuke menatap Hinata tajam. Kapan gadis itu akan sadar jika posisinya bahkan lebih istimewa dari mantan teman setimnya itu?

Jika Hinata saja tak bisa menahannya apalagi mereka?

Tapi ini Hinata. Gadis bodoh ter-tidak peka yang pernah Sasuke kenal. Naruto yang tidak peka pada perasaan Hinata adalah karma bagi gadis itu.

Mungkin mereka jodoh karena sama-sama tidak peka.

Eh, Tidak. Tidak boleh. Hinata tidak boleh berjodoh dengan Naruto.

Gadis paling tidak peka seperti Hinata harusnya berjodoh dengan pria yang sangat peka sedunia seperti dirinya.

"Sudah, pulang saja sana!" Sasuke mengusir Hinata. Jika Hinata terus melihatnya dengan mata bulan berkaca-kaca bagaimana dia akan melangkah pergi?

"Setidaknya katakan dulu kemana Sasuke-kun akan pergi?"

"Tidak tahu."

"Lalu bagaimana jika aku ingin bertemu?" Hinata bergumam lirih.

"Jika ingin tahu kemana aku pergi. Sebaiknya kau ikut aku saja!"

Hinata menggeleng. "Otou-sama tidak akan memberikan ijin, lagi pula untuk apa aku pergi? Dosaku tidak sebanyak Sasuke-kun."

Andai saja gadis di depannya ini bukan Hyuuga Hinata. Mungkin saat ini dia tinggal nama.

Teman Tapi Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang