11. Jatuh

2K 233 104
                                    

.

.

.

.

"Oh, hoi Naruto!!" Teriakan Kiba membuat Hinata yang sedari tadi menunduk menatapi langkah kakinya sendiri mendongak.

Di depan sana dari jalan setapak lain, Naruto dan teman-temannya melangkah mendekat. Pipi Hinata pun mulai merona dan senyumnya merekah. Tentu saja ia akan selalu senang jika tanpa sengaja berpapasan dengan Naruto.

Namun kali ini, senyumannya lebih tinggi dan matanya lebih bercahaya ketika mata bulan gadis itu menangkap sosok Sasuke yang tengah berjalan di belakang Naruto.

Hinata hampir akan menyapa, tapi dengan segera ia gigit lidahnya sendiri agar tidak jadi bersuara, menyadari jika Sasuke sedang berbincang dengan Sakura. Sebagai teman yang peka, Hinata tidak ingin mengganggu moment mereka berdua.

"Yo Hinata-chan, Kiba, Akamaru, Shino!!" Sapaan balas Naruto sambil berlari menghampiri tim 8.

"Kalian akan berlatih?" Tanya Naruto setelah sudah berada di depan tim 8.

Kiba mengangguk sebagai balasan, kemudian menengok ke belakang Naruto di mana ada Sakura dan Sasuke yang juga tengah berjalan menghampiri mereka. "Tim lama kalian lengkap? Sai tidak diajak?"

Sebelumnya Kiba memang sudah mendengar desas-desus kehadiran Uchiha Sasuke di Konoha, namun baru hari ini dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya.

"Ck, Sai sedang ada misi!" Balas Naruto.

"Oh jika kalian ingin berlatih bagaimana jika kita berlatih bersama saja? Semakin banyak orang semakin menyenangkan. Apalagi ditambah makan bekal dari Hinata-chan." Lanjut Naruto.

Kiba berdecak, "Bilang saja jika kau ingin makan bekal Hinata!" Sindirnya.

Naruto menghiraukan Kiba, fokusnya hanya pada Hinata yang menunduk malu-malu seperti biasa. "Bagaimana Hinata-chan? Bolehkan?"

Hinata membalas tatapan si mata biru langit itu kemudian mengangguk. "T-tentu, aku juga bawa bekal cukup banyak." Jawab Hinata tanpa ragu.

"Yoshaaa!! Terima kasih, Hinata-chan. Kau sungguh akan jadi istri idaman kelak."

Hinata tidak menjawab, pipinya yang tadinya hanya merona kini memerah hingga seluruh wajah. Gadis itu semakin menunduk tak berani menatap Naruto.

"Ck, berhenti menggodanya jika tidak pernah sadar! Ayo Hinata!" Kiba menarik lengan Hinata.

"Tidak pernah sadar apa? Apa maksudnya??" Naruto berteriak, bertanya-tanya dan terus membuntuti Kiba dan Hinata meminta penjelasan.

Tanpa perlawanan Hinata terus mengikuti tarikan lengan Kiba. Masih menghayati setiap pujian yang Naruto berikan tadi ke dalam kepala dan hatinya, hingga kemudian Hinata penasaran akan sesuatu. Ia menoleh untuk melihat keberadaan Sasuke. Sedikit jauh di belakang Naruto, Sasuke masih berjalan bersisian dengan Sakura dan terlihat mengobrol.

Hinata menggigit bibirnya dan menggeleng samar. Menghilangkan pikiran konyolnya yang tiba-tiba melintas. Untuk apa pula dia penasaran dengan reaksi Sasuke? Tentu saja pria itu tidak akan peduli padanya ditambah ada sosok yang memang sangat berarti ada di sebelah si Uchiha.

Menarik napas dalam, Hinata memilih kembali menatap lurus ke depan dan melupakan perasaan tak enak yang tiba-tiba hinggap.

Sebenarnya, Hinata hanya kehilangan momentum yang tepat. Karena sedari tadi Sasuke pun terus memperhatikan setiap tindakan dan interaksinya bersama Naruto dengan wajah dongkol tak terkontrol. Namun disaat terakhir, Sasuke berhasil mengendalikan diri, apalagi di sebelahnya masih ada Sakura yang menyadari perubahaan aura yang dikeluarkannya.

Teman Tapi Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang