3. Curhat

2.2K 314 68
                                        

.

.

.

Misi di desa berakhir cepat. Seperti dugaan, makhluk yang dicurigai Zetzu putih itu memang tidak ada. Rumor itu sengaja di buat oleh sang pelaku penculikan warga agar dirinya tidak dicurigai. Berkat kemampuan byakugan Hinata dan keakuratan analisis Sasuke akhirnya semua bisa teratasi. Warga yang diculik kembali dengan selamat dan pelaku diserahkan pada otoritas desa untuk diadili.

Para warga sebenarnya meminta Hinata dan Sasuke untuk menetap lebih lama agar mereka bisa memberikan perayaan yang layak sebagai ungkapan terima kasih, tapi tentu saja Sasuke menolaknya dan memutuskan untuk segera kembali ke Konoha. Meski ingin bisa lebih lama, Hinata tidak punya otoritas untuk meminta sesuatu pada Sasuke. Apalagi mengingat tindakan tidak sopannya saat malam pertama mereka di sini –yang membuat hubungan mereka semakin canggung karena Hinata merasa Sasuke menghindarinya. Jadi Hinata memilih untuk menurut saja.

Berbeda ketika mereka meninggalkan Konoha, dan harus pergi dengan kekuatan penuh untuk memangkas waktu, perjalanan pulang terasa jauh lebih santai dari yang Hinata bayangkan.

Hinata pikir, karena Sasuke ingin segera pulang, ia akan kembali menempuh jalan tanpa istirahat. Nyatanya mereka hanya berlari normal dan bahkan saat ini Sasuke memberi mereka waktu beristirahat karena sudah malam.

Api unggun yang dibuat Sasuke menyala-nyala tanpa halangan. Harusnya api unggun itu akan cukup untuk memberi Hinata kehangatan, namun entah mengapa hawa dingin tetap menyelimuti dirinya. Bahkan bekal yang sedang ia kunyah saat ini, rasanya sulit sekali untuk tertelan.

Jujur saja, atmosfer disekitarnya sangat tidak nyaman. Hinata tidak bilang semua karena keberadaan Sasuke yang cuma diam saja sedari tadi. Hanya saja jika Sasuke berbicara mungkin perasaannya akan sedikit membaik.

Hinata menelan suapan terakhir bekal yang ia bawa dengan susah payah, setelah kemudian membasahi kerongkongannya dengan air, Hinata sedikit membuang napas untuk memantapkan diri.

Ia kepikiran omongan Kiba. Jadi agar selamat, dirinya harus memulai percakapan.

"S-Sasuke-kun, kau tidak mau mengobrol?" Dengan gugup Hinata mencoba memulai percakapan. Lidahnya gatal sedari tadi hanya digunakan untuk mengunyah makanan.

"Aku tidak suka bicara." Meski suaranya sangat datar, Hinata bersyukur Sasuke membalasnya segera.

Hinata diam-diam mengangguk mengerti. Sebenarnya Hinata pun sama, dan Hinata juga tidak mempermasalahkannya.

Hanya saja Hinata takut jika terus berdiam-diam saja salah satu dari mereka nanti ada yang kerasukan.

Kiba pernah bilang sewaktu dalam misi tim 8, katanya jika Shino dan Hinata terus diam saja nanti akan dimasuki setan. Ayahnya juga suka melarangnya untuk berdua-duaan dengan lawan jenis karena yang ketiganya adalah setan.

Dan kondisi mereka saat ini sangat pas untuk mengundang setan. Hanya berduan dengan lawan jenis di tengah hutan kemudian sedari tadi mereka hanya diam-diaman, jadi wajar kan jika Hinata ketakutan?

"Sasuke-kun, kau suka makan apa?" Hinata mencoba untuk mencairkan suasana. Terserah Sasuke akan menjawabnya atau tidak. Yang penting dirinya bersuara dan tidak akan kesurupan.

"Tomat," Ah, Hinata sangat bersyukur Sasuke terus menjawab pertanyaannya.

"Hanya tomat?"

"Hn,"

Selera Sasuke ternyata lebih aneh dari Shino.

"Emm, kalau pohon sakura. Apa Sasuke-kun menyukainya?"

Hinata juga tidak tahu kenapa dia jadi membahas pohon Sakura. Pertanyaan tidak bermutu. Pasti semua orang menyukai pohon sakura kan?

Teman Tapi Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang