10. Janji Lain

1.6K 230 107
                                    

.

.

.

.

Sasuke membuka pintu. Ia yang tadinya begitu bersemangat untuk menyambut tamu di rumah Kakashi, langsung hilang mood seketika. Bukan si bocil Hyuuga, melainkan di hadapannya saat ini berdiri dengan senyum malu-malu dan rona merah di pipinya adalah sahabat wanita-nya dari tim 7, Sakura. Di sebelah gadis itu, dengan senyum lebar nan cerah mengalahkan sinar matahari, Naruto juga berada di depan pintu rumah Kakashi.

"Selamat pagi, Sasuke-kun."

"Teme!! Sebenarnya sejak kapan kau kembali?"

Mereka berucap bersamaan membuat telinga Sasuke berdenging seketika.

Sasuke menghela napas, tentu saja ia sudah mengira jika kedua temannya ini cepat atau lambat pasti akan segera menemukan keberadaannya. Sasuke justru sedikit terkejut pada Naruto karena baru mengunjunginya setelah kemarin si bocah jinchuriki ini melihatnya menculik Hinata di depan mata.

Sasuke mencoba memindai sekitar, siapa tahu karena terlalu pendek diantara manusia-manusia raksasa yang sedang berdiri saat ini, bocah bayi itu jadi tidak dapat dilihatnya. Namun, seperti yang seharusnya sudah Sasuke ketahui sebelum membukakan pintu, tetap saja Hinata tidak ada, secuil cakra bekas kehadirannya pun tidak dirasakannya sama sekali.

Naruto dan Sakura saling pandang, heran mengapa mereka masih terus diabaikan dan fokus Sasuke justru seperti berada di tempat lain.

"Ah iya Sasuke-kun!" Sakura mengangkat keranjang rotan besar yang sedari tadi ia bawa ke depan wajahnya. "Hinata-chan menitipkan ini tadi, dia bilang agar memakannya bersama dan ini sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantunya." Lanjutnya antusias.

Mendengar nama Hinata, mata hitam pria itu menatap tajam keranjang rotan tak bersalah itu. Beraninya Hinata tak datang dan membiarkan orang lain menemuinya. Hyuuga Hinata, harus dia apakan bocah itu nanti?

"Teme, kau harus coba masakan Hinata-chan. Makanan buatannya sangat luar biasa." Ucap Naruto dan berlalu masuk begitu saja meski Sasuke belum mempersilahkannya.

Seperti sudah hapal tentang tata letak apartement Kakashi, Naruto sudah mendudukkan diri di meja makan. Sasuke mengikutinya, diikuti juga Sakura. Gadis itu dengan segera mengeluarkan semua isi makanan dari dalam keranjang dan menyajikannya.

Sasuke yang merasa hilang selera makan karena kesal bahkan diam-diam harus menelan ludah melihat visual sajian di depannya dengan aroma harum yang begitu menggelitik perutnya. Ia melirik Naruto di depannya, pria Uzumaki itu bahkan sudah mengeluarkan liurnya. Rasanya sangat tidak rela melihat makanan berharga ini harus dibagi-bagi pada teman-temannya, apalagi pada si Dobe ini.

Hinata benar-benar membuatkan sajian lengkap untuk sarapan, bisa dibilang sajian di hadapannya justru berlebihan untuk sekedar sarapan. Sup miso, tamagoyaki yang Sasuke yakin dengan ektrak tomat karena dia bisa melihat warna merah segar sedikit lebih mendominasi, saba shioyaki yang begitu harum, daging yakiniku, aneka jenis tempura, yasai itame bahkan ada gyoza. Hinata sepertinya berencana memberi makan satu regu.

"Ah Hinata-chan berpesan jika tidak habis, Sasuke-kun bisa menyimpannya dalam kulkas dan dihangatkan lagi untuk makan siang." Ucap Sakura kemudian duduk di samping Naruto. Dibanding duduk di sebelah Sasuke, Sakura memilih duduk di hadapan si pria Uchiha agar ia dapat melihat wajah tampan sang pujaan hati.

"Hn," Jawab Sasuke tak tertarik. Melihat Naruto yang juga ikut menyantap, Sasuke tidak yakin jika makanan dengan porsi satu regu ini akan bersisa nanti.

Acara makan tim-7 yang entah kapan terakhir kali mereka lakukan itu diwarnai dengan ocehan Naruto yang terus memuji masakan Hinata, Sakura yang mengomel karena Naruto terus bicara sambil mengunyah dan Sasuke yang diam saja menikmati setiap makanan yang masuk ke mulutnya.

Teman Tapi Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang