15. Sadar

1K 157 42
                                    

.

.

.

Hinata terperanjat ketika melihat Sasuke rupanya juga ada di kedai minum bersama teman-teman lainnya. Mata mereka bertemu untuk sesaat, namun tentu saja Hinata memilih untuk langsung menghindar. Ia tidak mau jika Sasuke akan menyadari matanya yang sebab. Walau itu jelas percuma karena bahkan para nakama juga sudah menyadarinya. Hinata hanya bisa mengelak dan menjelaskan jika itu akibat terlalu lama berlatih jutsu mata-nya.

Mata sembabnya itu juga yang membuat Tenten akhirnya memaksa Hinata untuk ikut ke dalam pesta yang diadakan oleh Ino. Dari pada berdiam diri di kamar, lebih baik bertemu para nakama agar perasaannya membaik.

Ino mengundang teman-temannya untuk ditraktir malam ini sekalian untuk mengumumkan jika dirinya dan Sai akan segera bertunangan. Mengetahui jika rookie12 rupanya sedang berada di Konoha semua, Ino dengan spontan membuat pesta dadakan dan meminta semua teman terdekatnya untuk datang.

Hinata tahu jika Ino mengundang semua rookie12, tapi dia tidak mengira jika Sasuke juga akan sukarela datang dan bahkan sudah duduk dengan tenang menyesap minuman pesanannya. Bukankah dia pria sulit yang tidak bisa berteman dan berbaur?

Tapi saat melihat jika di samping pria Uchiha itu ada Sakura dan Naruto. Hinata mendengus.

Ya, tentu saja Sasuke akan datang ketika ada dua sahabat tercintanya itu juga. Benar 'kan?

Ingin rasanya berbalik dan pulang ke rumah, bermain bersama Hanabi atau membaca buku di kamarnya sepertinya akan lebih membuat perasaannya membaik. Namun sebelum Hinata melakukan apa yang ada dipikirannya, Tenten sudah berhasil mendorong punggung si sulung Hyuuga dan mendudukannya di bangku kosong, di samping Kiba.

"Ugh, aku ke toilet dulu..." Setelah mengantar Hinata, Tenten berlari meninggalkan gadis itu.

Hinata yang akan bangkit untuk mengikuti Tenten dan mungkin bisa menyelinap pergi, tertahan.

"Mau ke mana?" Shikamaru tiba-tiba duduk di bangku sebelahnya yang kosong. Harusnya itu menjadi bangku Tenten.

"T-tidak..." Jawabnya cepat dan memilih kembali duduk.

"Kau butuh sesuatu, Hinata?" Kali ini Kiba yang menaruh perhatian pada Hinata. Gadis itu hanya menggeleng dan meminta Kiba untuk melanjutkan makannya.

"Oh, Hinata-chan sayangku. Akhirnya kau datang..." Ino baru kembali dari kasir untuk membicarakan mengenai pesanan barbeque serta minuman untuknya dan teman-temannya.

"Kau pesan dan makan apapun ya, aku dan Sai yang bayar."

"Selamat atas pertunanganmu Ino-chan..." Hinata tersenyum menatap Ino yang duduk di kursi sebrangnya.

Ino hanya tersenyum sumringah membalas Hinata, kemudian mengambil sebotol sake. "Pesta pertunanganku baru akan direncanakan. Nah untuk sekarang sebaiknya kita minum-minum dulu."

"Hinata-chan, jangan terlalu banyak berlatih, kita lupakan dulu sejenak kewajiban pekerjaan kita itu." Ucap Ino antusias.

Putri Yamanaka itu akan menuangkan sake ke gelas Hinata, namun Kiba dengan cekatan menghadangnya dan membuat Ino malah menuangkan ke gelas pemuda itu.

"Hinata tidak bisa minum sake." Ucap Kiba memperingati.

"Cih, protektif," cibir Ino. "Kapan Hinata-chan akan dewasa jika kau terus menghalanginya?" lanjut protes Ino. Kiba tidak menanggapi dan hanya mengangkat bahu. Lebih baik menghalangi Hinata minum sake dibanding menghadapi Hinata yang mabuk.

Teman Tapi Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang