8 | Bonceng

22 5 12
                                    

MAGIC | 8 ✨

Pagi ini Dino kurang bersemangat, dia bosan. Hari-harinya selalu disibukkan oleh tugas. Mulai dari praktek, kelompok, individu sampai tugas yang paling dibenci semua siswa, tugas video.

Ngomong-ngomong sudah berapa hari ya Dino tidak bertemu Ranya?

"Lemes betul," ucap Arin yang melihat sang adik laki-laki keluar dari kamarnya lalu turun ke meja makan, duduk berhadapan dengan dia, lalu memakan kukis yang ada diatas meja.

"Kakak mau kemana?" tanya Dino, dia heran karena melihat Arin sudah rapi, padahal ini masih jam 9. Biasanya juga belum mandi.

"Mau kerja kelompok."

"Dimana?"

"Di-"

"Stop, Dino tau, pasti di rumah Bara kan?"

"Siapa bilang? Orang disini."

"He? Terus Dino nanti gimana?"

"Ya udah disini aja, mau ikut?"

"Siapa aja? Paling Bara-"

"BARA TERUS KAMU."

"Ya kan rumahnya deket, yakali nggak satu kelompok?"

"Ya bener juga."

"Hilih." Malas berbicara dengan kakaknya, Dino langsung berjalan menuju ruang tengah untuk menonton televisi sambil memakan camilan.

Baru beberapa detik Dino duduk dengan tenang, tiba-tiba sudah datang satu manusia yang baru saja mereka bicarakan.

Pintu depan memang sengaja Arin buka agar teman-temannya bisa langsung masuk, sudah biasa juga Bara masuk seperti orang yang dikejar anjing jika sudah melihat keberadaan Dino di dalam rumah.

Bestie guys bestie.

"DINO UMUMUMU, KANGEN GAK?" tanya Bara sambil menepuk-nepuk pipi Dino dengan sedikit tenaga dalam. Sedikit doang kok.

"SAKIT! Kangennya Ranya."

"CIH NGELUNJAK!" Dengan secepat kilat Dino mendapat toyoran di kepalanya dari Bara.

"Kak Arin! Bara nakal!" adu Dino.

"Ya biarin kan kamu yang dinakalin," jawab Arin yang sibuk memberi tahu teman-temannya agar tidak salah alamat lewat chat.

"JAHAT."

"Lo mau ikut kerkom? Lumayanlah bantuin gue ngetik," ajak Bara sambil mengambil kukis dari toples yang dibawa Dino.

"Tapi kita berbeda Jubaedah."

"Tega kamu Subagyo."

"Maafkan aku Bae."

"Kok bae?" tanya Bara heran, kenapa jadi seperti ini genrenya.

"Gimana sih kan JuBAEdah."

"Gue giles juga lo lama-lama." Bara sudah bersiap-siap akan menoyor kepala Dino lagi. Namun Dino sudah berlindung dibalik bantal sofa.

Tak butuh waktu lama, teman-teman Arin dan Bara sudah sampai. Mau tidak mau Dino kembali ke kamarnya agar tidak menggangu.

•••

Sudah sekitar 3 jam. Dino sudah selesai mengerjakan tugasnya dan 1 kali pertemuan zoom, tapi teman-teman Arin masih saja bertahan disana. Apalagi mama mereka tadi sempat pulang membawa makanan ringan. Bisa dipastikan mereka semakin betah disana.

Dino galau. Mau turun tapi takut kalau nanti diliatin karena dia itu cuma gabut. Sebenarnya nggak tau juga siapa yang mau ngeliatin. Tapi ya gitulah, malu.

MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang