9 | Aden?

16 2 4
                                    

MAGIC | 9 ✨

Tidak terasa hari Jumat telah tiba, kali ini beberapa anak-anak komplek memilih untuk berkumpul di lapangan outdoor milik Graha Cempaka Indah.

Hanya ada Ranya, Raka, Bian, Bintang, Valey, dan Karina. Geng bocil blok A kalau kata Bara.

Tapi menurut Valey nama itu tidak cocok untuk mereka berenam. Kenapa? Ya coba dilihat lagi lebih jelas, ada Bian yang tingginya diatas rata-rata, hampir setinggi Dino yang paling tinggi diantara anak lelaki blok A, bahkan Bara saja kalah tingginya dengan Bian.

"Kita mau ngapain sih?" tanya Raka sambil bermain skateboard miliknya yang dia bawa tadi.

"Ghibah," ucap Valey lalu duduk bersandar didekat gawang lapangan outdoor.

"Ga boleh gitu tau, tapi kalian tau nggak?" Bintang akhirnya ikut duduk di depan Valey.

"Sama aja," ucap Ranya sambil melempar bungkus sedotan dari minuman kemasan yang sedang ia minum.

"Heh, ngemeng-ngemeng katanya lo dibonceng kak Aden ye?" tanya Valey pada Ranya.

"Ho'oh kemaren gue liat di depan rumah pas Ranya mau ke rumah Sabrina." Kali ini Bian ikut menjawab.

"Keren," ucap Raka yang akhirnya ikut berkumpul didepan gawang.

"Kenapa keren?" tanya Ranya heran.

"Bang Dino aja belom pernah ngeboncengin lo, apa kabar kalo dia tau lo dibonceng kak Aden?"

"Lah Dino emang tau, kan ada Dino di rumah Sabrina."

"Terus gimana?" tanya Bintang penasaran.

"Ya biasa aja, Dino juga ngobrol kok sama gue kayak biasanya, santai." Yang lain hanya mengangguk mendengar cerita Ranya.

"Terus kok lo bisa kenal kak Aden sih?" tanya Valey heran karena, tidak biasanya Ranya main bonceng-bonceng orang, apalagi Aden yang masih cukup asing bagi mereka.

"Lah, kak Aden mah satu ekskul sama gue sebelum kita pjj."

"Bener juga, lo kan ikut ekskul seni rupa, sampe lupa gue." Valey menepuk dahinya pelan.

"Heh gue nggak ngerti apa-apa nih, ceritain dari awal dong bestie," saut Karina yang memang berbeda sekolahnya

Karina bersekolah di Internasional Dream High School atau IDH, sedangkan yang lain bersekolah di One Dream High School atau ODH.

"Iya plis, gue juga nggak begitu paham, ceritain Ran dari awal lo kenal kak Aden," timpal Bian yang disetujui oleh semua orang yang sedang berkumpul di depan gawang tersebut. Mau tidak mau Ranya harus memulai bercerita bagaimana dirinya bisa mengenal Aden hingga kemarin Aden mengantar Ranya ke rumah Sabrina.

Flashback

Hari itu adalah pertemuan keempat ekstrakurikuler seni rupa sejak Ranya masuk ekstrakurikuler tersebut. Ranya memang sangat suka menggambar, mungkin menurun dari mamanya yang suka membuat desain.

Berbeda dengan Bara dan Raka. Bara memilih ekstrakurikuler dance, sedangkan Raka memilih ekstrakurikuler vokal dan basket.

Kembali kepada ekstrakurikuler yang dipilih Ranya. Siang itu sang pembimbing ekskul meminta setiap anggotanya membuat sketsa gambar sesuai dengan daerah sekitar sekolah, bisa kelas, pohon, lapangan, taman yang ada di sekolah, dan lain-lain. Namun, harus dimodifikasi agar lebih menarik.

MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang