Bagian 10

4 0 0
                                    

Assalamualaikum....
Selamat membacaaaa😀

Tak terasa sudah 3 bulan Nafisah menjadi seorang mahasiswi diUniversitas Bima Yaksa.

Nafisah turun dari tangga menuju dapur untuk membuat sarapan. Ia meletakkan totebagnya berwarna krem lalu berjalan kearah kulkas dan membukanya.
"enaknya buat apa ya?" Nafisah bermonolog sambil mengetuk dagunya dengan jari telunjuk

"emm buat sandwich telur ceplok aja deh" sambunya lagi. Kemudian ia mengeluarkan telur, roti, selada, dan tomat. Lalu mengambil teflon dan menaruhnya dikompor.

Dalam 5menit sandwich pun sudah jadi tak lupa pula ia memubuat segelas susu, ia duduk dimeja makan dan langsung menyantapnya.

Setelah selsai makan, diliriknya jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.15 ia berdiri dan mengambil totebagnya menuju pintu utama dan menguncinya.

Ia mulai mengutak-atik hpnya dan yang ditunggu pun datang.
"Maaf lama ya Naf, tadi kakak agak kesiangan hehe" ucap zahra.

Pagi ini Nafisah dijemput oleh Zahra. Zahra pengen tau rumah Nafisah jadi ia berinisiatif buat jemput Nafisah pagi ini. "gak papa kak, gak muter-muterkan cari alamat aku?" kata Nafisah sambil mengambil helm yang disodorkan oleh Zahra.

"ga dong kan ada google maps jadi gampang" sahut Zahra sambil menaik turunkan alisnya. Nafisah pun naik dan mereka pun pergi membelah jalanan yang masih agak sepi dipagi hari ini.

***

Sebuah mobil sport diisi dua orang lelaki memasuki parkiran kampus. "lu gila ya tadi bawa mobil kaya setan" ucap Adit yang masih syok namun yang ditanya hanya diam. Siapa lagi kalau bukan Zhang, ia pun mrlepas beltnya kemudian keluar dari mobil dan diikuti oleh Adit.

Zhang terpaku kearah parkiran motor, ia melihat Nafisah yang baru juga sampai. Ia pun mulai mempercepat langkahnya menuju parkiran motor.

"woi tungguin gue" Adit sedikit berteriak lalu mulai mengejar Zhang.

"kapan-kapan aku jemput lagi ya Naf?" ucap Zahra sambil mengambil helm yang ada ditangan Nafisah.

"wah aku kaya udah punya ojek pribadi aja" sambil menunjukkan senyum kecil

Tiba-tiba saat ingin berbalik Nafisah menabrak tubuh seseorang yang ada didepannya.

Brukkk

Nafisah hampir terjatuh seketika tangannya ditarik oleh orang tersebut. Manik mata mereka bertemu untuk beberapa detik mereka terdiam. Setelah tersadar Nafisah melepaskan tangannya dari genggaman orang itu

Astaghfirullah'  batinnya.

Orang itu adalah Zhang "eh maaf... Tadi aku cuma mau nyapa doang". "i-iya ga apa-apa lain kali jangan tiba-tiba ada dibelakang saya" sahut Nafisah yang sedari tadi menunduk.

"em maaf saya mau kekelas dulu permisi" Nafisah pun berlalu dari tempat parkir bersama Zahra. Zhang hanya menatap kepergian Nafisah.

Adit yang melihat kejadian itu ya hanya diam, ia tau bahwa sekarang ini Zhang sudah tertarik dengan Nafisah. Ralatt, bukan hanya saat ini tetapi dari pertama bertemu sahabatnya itu sudah menyukai Nafisah.

Zhang pun berjalan menuju kelasnya.
"ni bocah ngapa ninggalin gue mulu dari tadi" Adit bermonolog dan menyusul Zhang yang berjalan kearah kelas.

****

Saat ini Nafisah sedangberada diperpustakaan, ia mencari buku yang ia perlu kan. Buku yang akan membantunya untuk menganalisis kebijakan publik. Setelah beberapa menit mencari, ternyata buku itu berada pada rak yang paling atas.

"Gimana aku ngambilnya ya?" Nafisah mencari- cari benda yang bisa membuatnya menggapai rak atas tapi tak ia temukan disekitarnya.

Tanpa ia sadari, ada sepasang mata yang sedang mengamati dirinya dari sisi kiri. Lelaki itu siapa lagi kalau bukan Zhang, saat itu ia sedang mencari buku tentang bedah jantung pediatrik.

'Dia lagi nyari buku apa ya? Kayanya kesusahan gitu. Apa buku itu dirak paling atas?bantu gak ya?' batin Zhang. Ia takut kalau-kalau Nafisah tidak memerlukan bantuan nya. Tapi ntah kenapa ia memantapkan diri dan berjalan kearah Nafisah.

"kamu... Ada yang bisa saya bantu?" Nafisah yang mendengar itu agak terkejut dan menatap Zhang lalu membuang muka searah lain.

"emm gada ya?ya-yaudah kalo gitu saya pergi dulu" sambung Zhang membalikkan badannya. Saat ia ingin melangkah tiba-tiba Nafisah membuka suara dan ia pun menghentikan langkahnya.

"a-anu... Itu..." Zhang memutar badannya kebelakang dan menatap Nafisah.

"iyaa?"

"sa-saya mau tadi mau ambil buku analisis kebijakan publik dirak atas tapi saya ga sampe. Kamuu bisa tolong ambilin?" Ucap Nafisah panjang lebar.

"oh bisa, yang mana bukunya?" mendengar itu Nafisah mulai menengadah keatas dan menunjuk buku yang ia ingin kan.

"itu yang sebelah kiri"

"yang ini?"

"ia yang itu"

Zhang pun mengambil buku itu dan memberikannya kepada Nafisah.

"Nih" ucap Zhang.

"makasih ya"

Nafisah tersenyum kecil hal itu tampak jelas dimata Zhang. Zhang yang melihat Nafisah tersenyum membuat hatinya berdebar-bedar seperti ingin keluar dari sangkarnya.

"i-iya sama-sama" ia pun tersenyum kearah Nafisah.

"kamuu cari buku apa?"

"oh tadi ini aku lagi cari buku tentang bedah jantung" ucapnya sambil memperlihatkan bukunya.

"ooh.., kalo gitu saya kekelas dulu ya" ucap Nafisah sambil melirik buku yang ditunjukkan oleh Zhang.

Nafisah pun berjalan tapi terhenti karena Zhang bilang "lain kali kalo cari buku yang susah diambil bilang keaku aja ya"

" iyaaa" Nafisah memutar badannya kebelakang dan tersenyum kearah Zhang. kemudian iya kembali berjalan menuju penjaga perpustakaan dan berlalu pergi kekelasnya.

Melihat Nafisah tersenyum kearahnya entah mengapa hatinya bagai bunga-bunga yang bermekaran. "YaTuhan, senyumnya manis banget" ucapnya sambil menyapu dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NafisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang