Assalamualaikum guys...
Selamat membaca🙃Sesampainya dirumah, Nafisah menghempaskan tubuhnya untuk meregangkan tubuhnya yang letih.
Tiba-tiba dia teringat atas insiden yang terjadi tadi siang. Terbayang olehnya wajah lelaki itu.
"Astagfirullah... Kok aku kepikiran dia ya" Nafisah bermonolog.
Nafisah menepis jauh-jauh pikiran itu. Lalu ia bangun dan menuju dapur untuk memasak makanan.
***
Malam ini Nafisah merasa sangat gabut. Nafisah pun mengambil handphonenya yang ia letakkan diatas meja riasnya.
Lalu berjalan menuju tempat tidur dan membuka benda pipis berlogo apel itu. Dilihatnya banyak sekali notifikasi whatsapp, ternyata grup kelas.
Nafisah pun mulai membaca semua pesan dari awal sampai akhir. Kira - kira ada beberapa chat yang menarik perhatian Nafisah.
J MKP Class
Riana :
Gilakkk... Gue tadi liat cowok ganteng banget kayaknya dia jurusan kedokteran.Fatiah :
Iya gue juga liat tadi siang waktu kantin, kayaknya dia chines deh.Erna :
Ehh... Emang gans banget ya?Jerome :
Hmmm... Keknya gue kenal tu orang.Fania :
Serius lo rome?Riana :
Dia kayaknya juga cool banget tau...Fatiah :
Pas tadi dia lewat beehhh semua mata cewek liatin dia terus😍Begitulah chat yang Nafisah pantengin dari tadi tiba-tiba keluarlah chat dari jerome.
Jerome :
Jerome :
Ini bukan ladies...Mata Nafisah melotot Kemudian normal kembali. Ternyata lelaki yang tadi siang itu banyak digilai oleh para mahasiswi baru dan bukan hanya mahasiswi baru saja para senior juga dibuatnya memeleh.
Laura :
Ya ampun.... Gans banget❤❤❤Mitha :
Iya makhluk dari mana ini....Jerome :
Pada mau tau namanya kagak?Mitha :
MauFania :
2Dan seterusnya....
(Nafisah juga tak sabar ingin mengetahui nama lelaki itu)Jerome :
Etdahh... Sabar ngapakJerome :
Nama dia itu Zhang Xiuhuan .
Dia itu kalo nggak salah udah semester 4.Ternyata nama lelaki itu Zhang Xiuhuan. Ada perasaan senang dihati Nafisah, tapi segera ditepisnya perasaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafisah
Teen FictionNafisah Humairah gadis periang yang seketika takdir merubah segala. Saat Ayahnya bangkrut dan kecelakaan hari itu merenggut nyawanya. Senyum pun pudar berubah menjadi kesedihan. Akankah Nafisah bisa tersenyum kembali? Dan menemukan cintanya?