Assalamualaikum...
Happy reading guys...Sejak Sahara menikah dengan Budi, Budi mengajak ia dan Nafisah untuk tinggal dirumahnya.
Tapi Nafisah enggan tinggal disana,karena rumah Budi berada diluar kota.
Nafisah menyuruh Sahara untuk ikut Budi pindah kerumahnya. Akhirnya Sahara pun menuruti permintaan anaknya.
Seminggu sekali Sahara dan Budi akan melihat keadaan Nafisah disini.
***
Setelah sekitar 3 bulan berlalu Nafisah melaksanakan ujian nasional dengan nilai tertinggi.
Saat ini ia sedang searching jurusan yang ada diUniversitas Bima Yaksa kampus impiannya. Setelah melihat-lihat akhirnya matanya tertuju pada satu Fakultas.
Dan akhirnya ia bisa memilih akan masuk Fakultas disana. Fisipol, fakultas ini yang ia pilih dengan jurusan Ilmu komunikasi.
Setelah beberapa hari, kemudian ia pergi untuk melihat langsung Universitas Bima Yaksa yang berlokasi di Yogyakarta itu.
Sungguh Nafisah sangat terpana dengan kampus yang sebentar lagi ia duduki. Setelah melihat-lihat semua fakultas, Nafisah duduk untuk beristirahat sejenak karena kakinya sudah capek dan tangannya juga pegal karena sedari tadi menyeret kopernya.
Nafisah melihat jam tangannya sudah memasuki pukul 4 sore. Iya pun berlalu mencari masjid yang ada dikampus itu.
Setelah ia dapati, kemudian ia berjalan menuju tempat wudhu dan segera melaksanakan solat ashar.
Tanpa ia duga ada seseorang yang sedang melaksanakan solat disebelah Nafisah.
Setelah selesai solat, wanita itu pun memandang kearah Nafisah dan tersenyum kepadanya. Nafisah pun membalas senyuman wanita itu kemudian melipat mukena yang ia pakai.
"kamu calon mahasiswa baru kan?" ucapnya.
Kemudian Nafisah melihat kearahnya.
"iya mbak""kenalin nama aku Zahra" ucapnya dan mengulurkan tangannya kearah Nafisah.
"Nafisah mbak" sambil membalas uluran tangan dari zahra.
"aku semester 3 jurusan MKP disini. Rencananya kamu mau ambil jurusan apa?" tanyanya lagi kepada Nafisah.
"Ilmu komunikasi mbak" sambil menaruh mukena didalam lemari masjid tersebut.
Zahra manggut-manggut mengerti. "ya udah kalo gitu saya pergi dulu ya, Assalamualaikum" ucapnya sambil berlalu menjauhi Nafisah.
"Waalaikummussalam" jawab Nafisah menatap kepergian Zahra.
Nafisah menatap arlojinya "harus cepat ni kebandara kalo ngga bisa ketinggalan pesawat" Nafisah bermonolog.
Kemudian pergi kearah jalan besar disana untuk mencari taksi. Setelah mendapatkan taksi Nafisah pun menuju bandara.
***
Nafisah sampai dirumahnya pukul 10 malam. Saat ingin masuk kerumah Nafisah heran, semalam waktu ia pergi dari rumah tidak menghidupkan lampu tapi kenapa sekarang lampunya menyala.
Mbok Asih sekarang tidak bekerja lagi dirumahnya.Tanpa Ba bi bu Nafisah berlari dan tergesa-gesa mengambil kunci rumah dari dalam taanya kemudian membukanya.
Setelah membuka pintu ia melihat kedua orangtua sudah menunggunya dibalik pintu "Assalamualaikum bunda... Ayah..." Nafisah agak gemetar karena kepergiannya tidak meminta izin terlebih dahulu kepada Sahara dan Budi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafisah
Teen FictionNafisah Humairah gadis periang yang seketika takdir merubah segala. Saat Ayahnya bangkrut dan kecelakaan hari itu merenggut nyawanya. Senyum pun pudar berubah menjadi kesedihan. Akankah Nafisah bisa tersenyum kembali? Dan menemukan cintanya?