Assalamualaikum...
Selamat membaca🙂5 menit pun berlalu, sejak mereka bergabung dengan Nafisah. Sampai akhirnya Adit membuka suara.
"kamu kok sendiri aja sih Naf?belum punya temen ya?" tanya Adit sambil menyeruput es teh yang nampaknya sangat nikmat.
"dia punya temen kok! Iyakan?" samber Zhang.
Sementara ucapan Zhang itu membuat Nafisah melotot terkejut.
"lo... Kok tau sih Zhang? Ooo... Apa elo udah kenal dia?" itulah pertanyaan yang dilontarkan Adit keZhang.
Sementara mereka berdebat, Nafisah sudah menyelesaikan makannya.
"permisi... Saya udah siap makannya, saya duluan ya" ucap Nafisah bergegas pergi.
Kedua lelaki itu terbengong melihat kepergian Nafisah.
"elo sih dit... Kan jadi pergi dianya" ucap Zhang kesal.
"lah kok gue sih! Kan gue cuman nanyak?" sahut Adit tak mau kalah.
"tau ahh..." ujar Zhang kesal.
***
Sejak keluar dari kantin tadi, jantung Nafisah sangat berdegub kencang.
"Kenapa ini? Apa ada yang salah sama aku?" Nafisah bermonolog sambil mengusap dadanya. Dan ia pun mulai melamunkan hal itu.
Tiba-tiba Zahra menghampirinya
"Assalamualaikum Nafisah..." ucapnya sambil melambaikan tangan nya dihadapan Nafisah. Namun sang empunya nama masih melamun.
"Naf... Nafisah!!!" suara Zahra agak meninggi sambil mengguncang tubuh temannya yang sedang melamun itu.
"e-eh... Iya kak... Loh kakak sejak kapan ada disini?" tanya Nafisah.
"sejak tadi... Sampe-sampe salam aku aja ngga dijawab sama kamu" sahut Zahra.
"Assalamualaikum... Maaf ya kak" ucap Nafisah menyesal.
"huhh... Iya deh... Emang kamu mikirin apa sih Naf?" tanya Zahra sambil mempererat buku-buku yang sedang dipeluknya.
"nggak mikir apa-apa kok,udah dulu ya kak. Assalamualaikum..." Nafisah bergegas pergi ke arah kelasnya.
"Ehh.. Naf tunggu!!! Waalaikummussalam...ah udahlah aku kekantin sendiri aja... Laper banget" ucap Zahra ingin mengejar Nafisah tapi ia ingin mengisi perutnya yang sudah sangat lapar menuju kekantin.
Zahra pun berjalan kembali menuju tempat para mahasiswa-mahasiswa yang kelaparan dapat mengisi kantung tengah mereka.
***
Setibanya dikantin, Zahra bertemu dengan Zhang dan Adit yang sedang berjalan ingin keluar dari kantin itu.
Itukan temennya Nafisah, batin Zhang.
Saat jarak mereka sudah sangat dekat, Zhang pun berhenti dan menyapa Zahra.
"Hai..." ucap Zhang sambil tersenyum lembut kearah Zahra.
"Hai..." jawab Zahra.
"boleh bicara sebentar nggak?" ucap Zhang agak serius.
"boleh... Tapi gue pesen makanan dulu ya" sahut Zahra dan diangguki oleh Zhang.
Adit sedari tadi bingung tidak biasanya temennya satu ini mau berbicara dengan wanita, dua wanita malah.
"ehh... elu kenapa" tanya Adit bingung.
"kenapa gue emangnya"sambil memutar matanya malas.
"perasaan elu paling males kalo ngomong sama cew..." belum sempat melanjutkan kata-katanya sudah dipotong oleh Zhang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafisah
Novela JuvenilNafisah Humairah gadis periang yang seketika takdir merubah segala. Saat Ayahnya bangkrut dan kecelakaan hari itu merenggut nyawanya. Senyum pun pudar berubah menjadi kesedihan. Akankah Nafisah bisa tersenyum kembali? Dan menemukan cintanya?