•part 1√

30 30 4
                                    

Happy reading ♡❤️
Typo bertebaran ✅

00.59 krasak krusuk terdengar didepan kamar gadis yang tengah tertidur pulas.
"Bun nyalain cepetan dong bentar lagi ini," ucap satriya tak sabaran

"Kamu sabar dong sat, kek orang kesetanan aja, padahal tiap tahun loh kita kek gini, tapi tetep aja kamu panik tanpa alasan," ucap bunda sambil tangannya bergerak menyalakan lilin.

Satriya diam ia tidak menjawab, ia hanya menatap bundanya itu sambil terus menarik nafas gugup.

Setalah lilin dinyalakan, tiga orang yang terdiri ayah, bunda dan satriya itu bergerak pelan masuk kedalam kamar gadis cantik yang tengah tertidur.

Satira menghembuskan nafas perlahan,1 ... 2 ... 3 ....

HAPPY BRITHDAY GRIILLL!!!

Teriak ayah,bunda, satriya bersamaan.
"Ckckck, buset bisa bisanya dia ga bangun, dia ga denger apa kita triak sekencang itu?, dasar kebo,"kesal satriya.

"Satriya!"peringat ayahnya.

Satriya terkekeh pelan, begitu saja marah pikirnya.
Lalu Bunda mengambil posisi duduk ditepi  ranjang, tangannya tergerak mengelus pelan kepala putrinya itu.
"Al, bangun yuk,bunda punya seusatu buat kamu."

Alena atau biasa disebut al,gadis itu perlahan membuka matanya, butuh sedikit waktu untuknya sadar lalu memposisikan badanya untuk duduk.

Satriya melongo melihat kejadian yang baru saja ia lihat, aneh sekali pikirnya, alen tidak mendengar teriakan meraka, bahkan sama sekali tidak menggangu tidurnya, tapi apa yang terjadi skrang alen bangun, hanya karna perkataan lembut ibunya.
"Gak usah heran gitu, suara seorang ibu Emang beda," bisik ayah Satriya dari samping.

"Ayah gitu juga kalo dibangunin sama bunda?" tanya satriya.

"ayah mah beda, bukan pake suara lembut lagi tapi langsung disiram."

Satriya terkekeh, malang sekali nasip ayahnya itu.
"Abang!"panggil bunda

"Eh, iya bun?"jawab satriya

"Kue nya," tunjuk bunda satriya kearah kue coklat yang berada di tangan satriya.

Satriya lalu berjongkok dan memposisikan badannya menghadap Alena.
"Nih buruan lo tiup keburu leleh ni muka ganteng gua kena lilin," ucap satriya pede.

"Muka copas sama ayah aja lo bangga bang," ejek Alena lalu melirik ayahnya.

"Bener tu,ga kreatif banget kamu, bisanya cuma copas muka orang," sindir ayahnya Alena.

Satriya memutar bola matanya malas, ia kan anak ayahnya ya iyalah mirip ayahnya,yakali dia anak ayahnya tapi mukanya mirip Tetangga,itu patut dicurigai.

"Ini mau saling sindir apa mau tiup lilin?"tanya bunda Alena.

"Tiup lilin!"jawab mereka ber3 serempak,lalu Alena memposisikan diri untuk segera meniup lilin yang sudah mulai pendek.
"1 ... 2 ...-" "tunggu!"hitungan Alena terpotong karna teguran bundanya.

Semua orang yang ada disitu kini menatap kearah bunda, menunggu apa yang wanita itu ingin ucapkan.
"Sebelum tiup lilin mequest, dulu dong," ucap bundanya.

 ALENA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang