23.Epilog

75 4 0
                                    

5 tahun kemudian

Valter menatap dingin para karyawan nya yang sedang menunduk saat aura mengintimidasi keluar dari bos mereka

"Berkas sampah yang di meja saya , siapa yang naruh?"Tanya Valter tajam. Soerang karyawan maju ke depan dengan kaki bergetar

"Oh yaudah. Lagian saya bukan bos kamu kok!"Kekeh Valter lalu tertawa. Biarlah orang orang menganggap ya gila , karena sekarang pekerjaanya ya begini

Mengganggu sasa dikantor nya dan membuat gedung itu kacau

Wanita bergaun hitam itu lalu berjalan santai keluar .

Bunyi dering handphone membuat valter berhenti sejenak"Ya dengan Valtery disini" Ucap valter, penelpon diujung sana berdecak kesal

"Beliin gua pampers sama cemilan bayi pas lo balik , snack buat gua juga , oh ya sama beliin buah sama sayur"Ujar kakaknya. Valter menghela nafas lalu mengiyakan permintaan sasa

Demi keponakan! Alexander Chelino Abimana kesayangan nya apapun akan dia lakukan

...

Sampai di supermarket Valter harus bersabar saat ibu ibu disana berkomenta miring padanya

"Liat tuh  , belanja sendiri  kasian ya kayaknya suami nya gak peduli "

"Mungkin anaknya haram bu , jadi gak di aku ayahnya"

"Atau mungkin gak tau ayahnya yang mana"

"Woylah cepet! , gua capek berdiri terus!"Ketus Valter pada dua ibu ibu yang sedari tadi berbisik tentangnya

"Sabar mbak , belanjaan saya banyak lama ngitungnya"jawab ibu satunya.  Valter mendengkus kesal lalu merogoh dompet nya karena benda sialan itu berdering lagi

"Ka.. , sabar"ucap Valter lesu sebelum sasa kembali ceramah panjang

"Shehzal udah pulang,  udah beliin kebutuhan lino , pesanan gua di cancel aja"

"Kakak anjing . Gua bela belain ngantri panjang , dijulidin tetangga demi anak lo malah bapaknya pulang dulu "

"Salah lo lama"

Telefon mati sepihak . Valter yang sudah mendapat giliran membayar tetap membawa barang barang itu ke rumah ,  lagi pula nasi sudah menjadi bubur , mau gimana lagi ya kan?

"Lama banget "Nyinyir sasa. Ini Valter baru selangkah keluar dari mobil loh,  tapi ibu satu anak itu langsung saja memulai aksi Nyinyirnya

Sejak punya anak kadar cerewet sasa naik 70% dan semenjak lino bisa berjalan suara toa itu jadi lebih kencang lagi . Tingkah laku nya juga sekarang bak bos besar kalau bersama suaminya , siapa pun yang memasuki rumah sasa

Maka detik itu dia sudah harus siap menjadi babu

"Lino. Peluk tante dulu sayang..."Valter merentangkan tanganya yang disambut pelukan hangat bocah laki laki berusia 2 tahun itu

"Itu udah makan?"

"Dah.."jawab lino sambil mengangguk. Tanpa ragu Valter membawa lino ke gendonganya , itu pun sebentar karena ayah anak itu keluar dari kandang nya dan meraih lino

"Ingat kau sedang hamil! , jangan sampai calon keponakan ku tak jadi lahir karena sikap cerobohmu"

'Ya pak , mangap saya lupa" Sahut valter malas

"Suami gua yang cetar aduhai bagai petai dimana?"Tanya Valter.

"Di ruang musik mungkin"

Valter mengangkat jempol nya lalu berjalan menuju ruang musik, benar saja suami nya sedang disana , duduk didepan piano sambil menekan lembut tutsnya

"Sayang..."Panggil manja. Mode manja atas dasar sedang hamil miliknya adalah mantra terampuh meluluhkan mas suami

"Kamu lama "

Valter terkekeh saat suaminya itu mendudukan nya dipangkuan .

"Feel spesial em?"Tanya Valter saat bunyi piano membentuk lagu favoritnya beberapa tahun silam

"Lagu yang kamu setel dideket Karlyn kan?"

"Iya . Aku juga diem diem ngefoto istana Tavisha dan soradiva , mungkin itu bisa jadi kenangan buat kita berempat"

"Pulau nya meledak, kamu tau kan kita gak bisa balik kesana lagi? "

Meski dengan perasaan tak senang Valter mengangguk

"Kak teressa dan Kalan menyusul orang tua kalian , demi kita berempat , aku benar benar bersyukur karena hanya pulau nya yang meledak bukan dimensi itu"Cicit Valter

"Mari kita mulai hidup baru, Valter,  sasa , Bitna dan shehzal , kita tulis lagi lembar baru kehidupan para pangeran di dimensi lain ini"sambung valter

"Jangan lupa lino dan calon anak kita valter sayang"

"I love you cahayaku"

"I love you too , ratu musik"

Tamat

....

Kita sampai di ujung cerita ini. Terimakasih yang sudah mau baca dan maaf kalau akhir nya gak sesuai harapan kalian

Nanti nya cerita ini bakal di revisi karena saya tau banyak banget typo disini

Moment In Second World |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang