Bagian 12

17 5 14
                                    

Happy reading!

* * *

"Kau telah memilih pesan anonim yang akan dibacakan hari ini?" Tanya Rissa setelah melihat Vino memasuki ruang penyiaran.

"Semua telah berada ditanganku. Lebih baik, kau memeriksanya ulang." Tutur Vino dan saat akan memberikan kertas itu pada Rissa, perempuan itu lebih dulu bangkit dari duduknya.

"Tidak ada waktu, aku percayakan semuanya padamu. Aku harus membicarakan beberapa hal dengan kepala sekolah." Jelas Rissa cepat lalu menutup laptopnya.

"Tentang festival film sekolah?" Tanya Vino dan hanya dibalas anggukan oleh Rissa.

"Aku pergi dulu." Tepat setelah itu Rissa beranjak pergi dari ruangan itu dengan membawa laptopnya.

Disela langkahnya menuju ruang kepala sekolah hari ini, ia bisa mendengar suara Kania dari balik pembesar suara sekolah. Ia tersenyum tipis mendengar candaan yang dilontarkan Kania.

Beberapa siswa yang berada di lorong yang sama dengannya kini juga ikut tertawa mendengar candaan itu. Ia lega karena para siswa bisa terhibur ditengah lelahnya kegiatan sekolah hari ini.

Rissa memasuki ruang kepala sekolah setelah ia dipersilahkan masuk. Sebentar lagi akan ada festival film disekolah ini dan Rissa serta anggota club penyiaran bertanggung jawab penuh atas kegiatan ini. Kini sebagai perwakilan ia harus mendiskusikan beberapa hal terkait festival film sekolah tahun ini dengan kepala sekolah.

Setengah jam kemudian Rissa baru keluar dari ruang kepala sekolah dan ia masih bisa mendengar suara Kania siaran hari ini. Rissa tersenyum lebar karena festival film sekolah tahun ini sangat di dukung penuh oleh pihak sekolah sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Baiklah! Sepertinya kalian semua menunggu segmen ini!" Kania bersuara dengan semangat dari balik speaker itu. Rissa berjalan dengan telinga yang tetap mendengarkan semua siaran hari ini.

"Seperti biasa.. Ini adalah segmen Pembaca Pesan Anonim, bersiaplah kalian jika hari ini salah satu dari kalian menerima pesan cinta atau bahkan sindiran yang tajam. Jika kalian tahu siapa orangnya, segeralah menemuinya!" Kania terkekeh pelan setelah menyampaikan pernyataan itu.

"Baiklah, sudah cukup bercandanya. Mari kita mulai membacakan pesan-pesan ini!" Ujar Kania lagi dengan nada penasaran dan Rissa yang berada dilorong masih menyimak siaran itu dengan seksama. Kini ia juga menjadi sangat penasaran tentang pesan-pesan itu karena hari ini ia tidak membaca satu pun pesan anonim.

Kania membacakan beberapa pesan cinta yang membuat seluruh siswa disini bersorak bahagia dan menerka-nerka siapa yang menulis pesan menyentuh itu.

Rissa yang mendengar itu pun tertawa pelan. Ia jarang sekali mendengarkan hal ini diluar ruang siaran, ia baru menyadari jika ternyata sensasi mendengar di luar ruang siaran itu lebih membuatnya penasaran dan pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan. Ditambah lagi ia juga tidak membaca pesan anonim yang akan disiarkan hari ini.

"Em.. Sepertinya ini adalah pesan anonim terakhir hari ini. Lagi dan lagi ini adalah pesan cinta." Ujar Kania dan terlihat lebih bersemangat, "Aku sangat penasaran dengan pesannya, apa kalian juga merasakan hal yang sama?"

Tanpa sadar Rissa mengangguk kecil, "Jika begitu, mari kita baca pesannya! Aku sudah tidak sabar!" Ucap Kania lagi. Rissa kini bisa membayangkan bagaimana ekspresi perempuan itu sekarang.

"Ini adalah kali pertama aku menulis pesan seperti ini. Sebelum aku benar-benar menyatakan perasanku padanya secara langsung, aku ingin memastikan jika ia juga menyukaiku sama seperti yang aku rasakan padanya sekarang melalui pesan ini. Mungkin ini akan terdengar klise, tetapi aku menyadari bahwa aku bisa menjadi diriku sendiri jika bersamanya, kita pernah berselisih hebat dan aku benar-benar sangat menyesal telah berkata hal kejam kepadanya. Tamparan itu tidak ada artinya bagiku, aku tau tangannya lebih sakit karena menamparku saat itu."

Lean On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang