Sabar dan terus bersabar itu lah yang aku lakukan, berserah kepadanya!, mengadu dengan linangan air mata, mengikhlas semuanya, padanya, Rabku...
Mengapa semuanya menjadi begini?, Ayahku sendiri, menjebloskanku ke rumah sakit jiwa!.
Ayah berubah setelah umurku menginjak 15 tahun, sejak Bunda meninggal karna leokimia, kangker darah yang sangat ganas.
Semuanya berubah, apa lagi ada seorang malaikat yang berhati syetan yang tinggal di rumah, Istri Ayah, Ibu tiriku, yah.. Ayah telah menikah lagi, setelah kematian Bunda, dua tahun yang lalu.
Ibu tiri yang berhati malaikat di depan Ayah, sedangkan padaku, seperti iblis, yang selau siap mencabut nyawaku, memperlakukanku bak pembantu, menyiksaku!, selalu menjadikanku kambing hitam di setiap kesalahan yang dia perbuat, dia tidak ada bedanya dengan anak perempuannya, dua tahun di bawahku, adik tiriku Andrea.
Semuanya, benar banar berubah, saat umurku menginjak dua puluh dua tahun.
Tuju tahun sudah, aku bersabar, saat aku yakin mereka akan berubah, tetapi harapan itu hanyala tinggal harapan, iblis tetap iblis, mustahil menjadi seorang malaikat.
Aku tidak bisa lagi menahannya!, emosiku meledak, aku yang akan di dorong dari lantai dua rumahku, rumah Ayahku, mengelak sehingga Ibu tiriku sendiri yang terjatuh!, membuatnya di fonis lumpuh seumur hidup!.
Demi Allah!, aku tidak sengaja, aku hanya berusaha membelah diriku, manamungkin aku akan pasra saja, kalau tahu aku ingin di celakai.
Ibu dan Adik tiriku tidak terima!, mereka murka besar, mereka membuatku seperti orang linglung, berteriak sesukanya, dan mengamuk, mereka berhasil membuatku seperti orang gila.
Ayah percaya, Ayah lebih mempercayai keduanya dan dengan teganya memasukkanku kedalam rumah sakit jiwa.
Apa yang harus aku perbuat?, mengamuk, aku tidak bisa, semuanya mengungkungku saat itu, aku tidak bisa mengelak, sehingga salah satu dari mereka menyuntikkan sesuatu pada tubuhku, dan saat itu lah semuanya gelap, aku sudah tidak tahu kejadian selanjutnya.
****
Aku terbangun keesok harinya dengan kedua tangan dan kakikuku yang ikat di sebuah ruangan bercat putih, serba putih.
"Aku dimana..?".
Aku terus mengedarkan pandanganku dan terus bertanya tanya.
Barulah beberapa hari dari saat itu, aku tahu, aku berada di rumah sakit jiwa, jadi semuanya benar, semua yang aku alami benar benar terjadi, semua yang aku harapkan hanyalah mimpi, hanyalah bunga tidur adalah sebuah kenyataan.
Itu kenyataan, semuanya nyata!!.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berserah Padamu ya Allah {Story 5}.
Ficção AdolescenteSabar dan terus bersabar itulah yang aku lakukan, mengapa semuanya menjadi begini, Ayahku sendiri, Menjebloskanku keRumah Sakit Jiwa!, Ayah berubah setela Umurku Menginjak 15 Tahun, sejak Bunda Meninggal karna Leokimia, kangker Darah yang sangat gan...