Ini tidak di edit, semua ceritaku enggak di edit, kalau ada kesalahan, di maklumi saja ya.
Happy Reading..!!.
****
Setelah acara ulang tahun rumah sakit di selenggarakan, aku, Huzaifa, Paman Rudolf, Rebeka dan Raysan, mengantar Ayah kembali ke rumah sakit karna kondisi Ayah yang belum stabil.
Ayah bersekukuh ingin keluar dari rumah sakit, ingin melihat aku langsung, meyakinkan dirinya kalau aku baik baik saja, membuatku menangis lagi di dalam pelukannya, berjanji akan selalu berada di sisi Ayah, apapun yang terjadi!.
"Zakila..?", panggil Rebeka dari arah belakanku, memegang pundakku, mengalihkan pandanganku dari Ayah, mengusap usap punggung tangannya yang sedang tertidur pulas setelah di beri obat.
"Kenapa Beka..?", tanyaku pelan.
"Gue dan kak Reysan, mau pulang kehotel, besok mau berangkat ke Manado..", tuturnya membuatku cemberut.
"Lalu gue?", tanyaku merajuk.
"Di sini tempat loh dan orang orang yang loh sayangi, sayang..", jawabnya membawaku kedalam pelukannya, aku membalas pelukannya, memeluknya dengan erat.
"Gue akan merindukan loh Beka..', walaupun gue benci loh nyodorin Tersius kesayangan loh itu, gue akan merindukan Rio dengan ular kesayangannya, kak Reysan dengan kekonyolannya, Papi, Mami, dan yang lainnya, di sana..",kataku, menitihkan air mata, mengingat keseharianku di sana.
Rebeka mengusap ngusap punggungku penuh sayang, "Kami juga akan merindukanmu Zakila, tapi ingat kami lebih bahagia melihatmu bahagia, tertawa dan tersenyum..", balas Rebeka melepas pelukan kami, mencubit pipi tembenku, gemas.
Aku mengaduh kesakitan atas ulahnya itu, menghapus air mata yang keluar dari mata sipitnya, Rebeka juga melakukan hal yang sama menghapus air mataku, kami tersenyum saling menguatkan.
"Kalau gue rindu sama loh pasti akan gue todong dengan telfon, sms, dan lain lainnya, gue akan merindukan nyiram loh dengan air sumur rumah sakit..", tambahnya terkikik geli, membuatku ngeri, membayang kan air sumur sedingin air es itu, tapi tidak ayal tersenyum juga, kami kembali berpelukan, mengutarakan rasa sayang kami.
"Hmm...", Reysan berdehem keras di belakang kami, aku dan Rebeka melihat kearahnya bertanya.
"Hmm.. yuk pulang sudah malam..", jawabnya sedikit gugup.
Aku terkekeh di tempatku, "Zakila akan merindukan Jagung Bakar Kak Reysan yang berkarung karung itu..", kataku sedikit bercanda, walaupun aku benar benar akan merindukan itu, merindukan kekonyolan kami.
Reysan tersenyum manis kearahku menandakan dia juga akan merindukan itu, "Ya.., Kakak akan merindukan semuanya, walaupun kantong Kakak akan kering setelahnya hehe.." , balasnya membuatku dan Rebeka berpandangan mengingat kekacauan yang kami lakukan dan tertawa terbahak bahak setelahnya.
"Yuk.., Kakak balik dulu Kila, Kakak menyayangimu.., salam untuk Paman Asmi..", katanya menghentikan tawaku dan Rebeka, mengusap usap kepalaku yang terlapisi hijab panjang, penuh sayang setelahnya meraih pergelangan tangan Rebeka.
"Huzaifa, paman Rudolf kami pamit dulu, selamat malam..", kata Reysan berpamitan.
"Selamat malam Reysan, semoga kalian sampai pada tujuan dengan selamat..", kata Paman Rudolf tulus, yang di balas anggukan penuh terimah kasih oleh Reysan dan Rebeka.
"Semoga selamat Bro!!", kata Huzaifa setelahnya, bertos ria dengan Reysan.
"Terimah kasih sudah menjaga sepupuku selama ini..", tambah Huzaifa, sebelum Raysan dan Rebeka, benar benar pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/35463361-288-k678715.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berserah Padamu ya Allah {Story 5}.
Ficção AdolescenteSabar dan terus bersabar itulah yang aku lakukan, mengapa semuanya menjadi begini, Ayahku sendiri, Menjebloskanku keRumah Sakit Jiwa!, Ayah berubah setela Umurku Menginjak 15 Tahun, sejak Bunda Meninggal karna Leokimia, kangker Darah yang sangat gan...