Juna mengambil tas nya lalu menyelempengkan satu tali tas ke bahunya, tali satunya ia biarkan tergantung bebas, Juna mengambil kunci mobil dan hanya melewati dapur begitu saja
"Jun, Junaa" panggil Sarah, ibu Juna, ibu sambung yang menyayangi Juna seperti anaknya sendiri
Juna mendengar panggilan itu menoleh ke belakang
"ini, kalau ga sarapan dirumah, bekalnya dibawa" kata Sarah tersenyum ramah sambil memasukkan bekal itu ke tas Juna
Juna meronggoh kembali isi tasnya, mengeluarkan bekal yang Sarah masukkan tanpa seizinnya
"saya bisa sarapan disekolah" katanya lalu meninggalkan Sarah dengan bekal di genggamannya
"hati hati nak" kata Sarah melihat kepergian Juna
Seberapa keras Sarah berusaha, Juna lebih keras hatinya, tidak ada yang bisa menggantikan ibunya dihati Juna, walau itu Sarah sekalipun
...
"kak Ell, aku gapaham yang bab 5, buku kaya kakak kemaren itu, lupa aku judulnya" keluh Jessi yang terus saja mengekori Ell sejak jam istirahat, oh tidak Jessi sudah menunggunya keluar didepan pintu kelas sebelum kelas dibubarkan
Juna dan Arsen menatap aneh gadis itu
"Lu ngapa dah nempel-nempel, oiya tumben ekor lu kaga ada" Kata Arsen menyadari 2 antek Jessi tidak ikut bersama dirinya
"ih apasi kak Arsen diem deh" lalu kembali melihat Ell yang sibuk melihat ke kanan dan kiri seperti mencari seseorang
"kak, kakak tuh denger aku ga si?" tanya Jessi geram melihat tingkah Ell
Juna diam saja mengamati gadis disamping Ell toh dia juga tidak mengenalnya
"ribet lu, tanya sama guru bisa kali" kata Ell
Jessi cemberut mendengarnya "tuh kakak tu ya, aku kalau kakak yang jelasin kaya waktu itu cepet gitu masuknya"
Arsen terpaksa memegang bahu gadis cantik itu menjauhkannya dari Ell, sebelum kepala Ell terbakar emosi
"udah ya adik manis, kapan-kapan aja, lagi ga mood" kata Arsen lembut
Jessi malah lebih mendekat lalu bergelayut manja di lengan Ell tanpa izin "kak besok ya diperpus" bujuknya sambil tersenyum
Ell melepaskan gelayutan Jessi "Lu gapaham bahasa?" tanya Ell geram
"iyakan aku udah bilang tadi kalau.."
"jadi cewe jangan caper, keliatan murah jadinya" sahut Juna tepat sasaran, Jessi bukan hanya malu dibuatnya tapi wajahnya ikut memerah menahan amarah
"mulutnya jahat banget" kata Jessi setelah mendengar perkataan Juna, Jessi segera pergi meninggalkan ketiganya
Arsen menepuk-nepuk tangannya memuji perlakuan Juna "gue aja ketancep beuh sadiss"
"prihatin sama tampangnya" timpa Juna
Ketiganya melanjutkan jalan mereka yang tanpa tujuan itu, Arsen yang merasa lelah berhenti sesaat
"sebenarnya kita tu mau kemana? Mondar mandir gue liat liat dari tadi, cape ini kaki"
"anggap aja kasi Juna MOS" jawab Ell
"mas mos mas mos, mana ada MOS yang dari tadi diem celingak-celinguk" protes Arsen
"cari siapa sih?" tanya Arsen lagi
"pujaan hati" kata Juna sambil meledek Ell yang masih mempertahankan raut wajahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Teruntuk, Ell Bares
Fiksi Remaja❝Teruntuk lelaki penuh pesona, Menyihir setiap orang yang menatapnya.❞